- Advertisement -
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Jalan Buluh Cina yang berada di Kelurahan Tuah Madani, Kecamatan Tampan yang juga jalan masuk menuju UIN Suska Riau, mendadak dipadati penjual buket atau karangan bunga.
Penjual bunga terlihat berjualan di tepi jalan sepanjang Jalan Buluh Cina. Menurut salah satu pedagang Misna, dulunya ia berjualan di area kampus saat wisuda. Tetapi ia berpindah ke Jalan Buluh Cina usai pelarangan berjualan di area kampus yang dikeluarkan oleh pihak Kampus UIN Suska Riau. ‘’Dulunya jualan di dalam, sekarang udah tak boleh lagi, makanya jualannya di sini,’’ kata Misna.
Misna mengaku harus membayar Rp50 ribu kepada pemuda untuk berjualan di tepi jalan tersebut. Meskipun 50 persen lebih murah daripada di dalam area kampus, Misna mengatakan jika penjualannya mengalami penurunan. ‘’Sama saja bayar, tapi di sini lebih maurah, meskipun penjualannya tak sebanyak di dalam,’’ ujar Misna. Hal yang sama juga diungkapkan oleh salah satu pedagang makanan dan minuman, Rozi. Ia mengungkapkan jika penjualannya menurun setelah tidak diizinkan lagi berjualan di area kampus saat wisuda.
‘’Turun, orang pasti malas jalan kaki jauh dari tempat wisuda ke Buluh Cina,’’ ucapnya.
Rozi bercerita jika pedangang dilarang berjualan saat wisuda di UIN Suska Riau, disebabkan oleh perkelahian antara pedagang yang berebut lapak yang akhirnya terlibat cekcok dengan sekuriti pada wisuda Februari lalu.
‘’Wisuda Februari kalau tak salah, habis itu kami tak diizinkan jualan di dalam lagi,’’ beber Rozi.
Ambil Untung
dari Wisuda
Momen wisuda tak hanya menjadi hari bahagia bagi wisudawan dan wisudawati. Terdapat mahasiswa-mahasiswa yang memanfaatkan momen tersebut untuk mendapatkan keuntungan dengan cara berjualan.
Semenjak pedagang dari luar tidak diperbolehkan berjualan di area kampus saat wisuda, mahasiswa yang memiliki sekretariat di Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM) menyulap area depan sekre menjadi toko kecil.
Hal ini diungkapkan oleh salah satu mahasiswa Adrial. Menurutnya berjualan saat wisuda memberikan untung yang besar terlebih ketika berjualan makanan dan hadiah untuk wisuda. ‘’Untungnya banyak, ada Rp650 ribuan,’’ ujarnya.
Adrial dan teman-temannya mengaku berjualan kopi panas, mi instan, gorengan, bunga dan lain-lain. Ia menuturkan meskipun cuaca panas, kopi sangat diminati terutama oleh pria paruh baya.
‘’Kalau kopi bapak-bapak yang beli, itu cepat juga habisnya,’’ tegas anggota Lembaga Pers Mahasiswa Gagasan ini.(*2)