Tahun ini, Silat Pangean dihelat dengan penuh kesedarhanaan di Laman Silat Pangean Datuk Pangulu Nagori Pangean, Koto Tinggi Pangean, Ahad (24/5) lalu. Permainan Silat Pangean ditutup dengan penampilan silat "Kopuang Barompek". 1 orang diserang 4 orang. Maknanya, 1 orang bisa menumbangkan 4 musuh.
Laporan: Juprison (Telukkuantan)
Sebelum ditampilkan permainan silat Kopuang Barompek, dimainkan Silat Pangean dengan gunakan tangan kosong, dengan pedang dan dengan perisai.
Di tengah pandemi wabah Corona atau Covid-19, para anak murid di masing-masing laman menampilkan permainannya dihadapan para Datuk Pangulu Nen Barompek dan pemangku adat lainnya beserta para guru silat Pangean dan khalayak ramai.
Silat Pangean memang dimainkan setiap 1 Syawal sejak silat ini dimainkan di depan khalayak ramai di negeri asalnya, Pangean. Selanjutnya, 2 Syawal hingga seterusnya, permainan Silat Pangean ditampilkan di berbagai laman silat yang ada di luar Negeri Pangean.
Kendati dihadapkan dengan wabah corona, anak-anak murid Silat Pangean, baik yang ada di wilayah Pangean maupun yang berasal dari luar Pangean atau dikenal laman di rantau tetap semangat meramaikan prosesi permainan Silat Pangean di negeri asalnya itu.
"Memang, sejak awal kita di Nagori sudah bermusyawarah, Silat Pangean dimainkan dengan sederhana saja di tengah wabah Corona. Karena tak mungkin Silat Pangean tak digelar di 1 Syawal," ujar Suwerman, Datuak Maruangso dari Pangulu Suku Mandahiliang kepada Riau Pos, usai pagelaran silat, baru-baru ini.
Silat Pangean ini adalah kebanggaan bagi anak cucu kemenakan yang diwarisi sejak lama. Sebelum permainannya ditampilkan di laman-laman lain, maka setiap 1 Syawal, Silat Pangean ditampilkan di negeri asalnya terlebih dahulu.
"Karena tak mungkin tak dimainkan Silat Pangean di 1 Syawal. Kita memahami, situasi sekarang tak memungkinkan dimainkan dengan waktu yang lama. Maka, semua pihak sepakat, permainan Silat Pangean digelar sederhana saja,” jelas Datuak Maruangso.(jps)