(RIAUPOS.CO) – Allah menciptakan suatu mekanisme peringatan di dalam tubuh kita yang bertujuan mengatur keseimbangan sistem tubuh. Jika dalam suatu bangunan pencakar langit wajib ada smooth detector, fire alarm, dan sprinkler sebagai tanda-tanda peringatan awal terjadi suatu kebakaran, maka tubuh kita juga telah dikaruniai suatu mekanisme yang unik, yaitu alarm tubuh. Sebagai contoh, jika suatu saat kita mengalami kekurangan cairan dalam tubuh, maka kita akan merasakan kehausan.
Saya kurang tahu secara persis sebaiknya disebut ‘’alarm tubuh’’ atau ‘’sinyal tubuh’’, karena kadang orang menyebutnya body signal seperti bahasa tubuh (body language) atau ada juga yang mengartikan sebagai vital signs. Namun yang saya tahu secara awam, tanda-tanda tubuh baik fisik maupun emosi dapat ‘mengatakan’ tentang kesehatan kita.
Beberapa orang mencontohkan alarm tubuh ini seperti, tangan berkeringat, kelopak mata terasa bergerak, sering menguap, telinga terasa panas, kondisi lidah dan urine dan lain sebagainya. Dalam soal emosi, mungkin anda yang mengalami tekanan batin dan gejala lain yang menandakan seseorang mengalami stres.
Mungkin semua ini dapat disebut sebagai alarm tubuh. Bagi saya, tubuh manusia dibuat dengan cara yang spesial dan ‘menajubkan’ dapat memberitahu kita tentang sesuatu yang tidak benar terjadi pada kesehatan kita, bahkan sebelum gejala-gejala itu ada. Ini semua adalah peringatan dini (early warning) agar kita berhati-hati atau waspada (Valentino dalam Kesehatan Kompasiana.Com).
Beberapa waktu yang lalu saya pernah ketemuan rekan kerja saya, Ryantori (bagi kalangan teknik sipil tidak asing lagi dengan nama ini, beliau adalah penemu pondasi Laba-laba), yang menarik adalah beliau selalu membawa air mineral kemana dia pergi. Saya pernah tanyakan hal ini, beliau menjawab, “bila saya terasa haus saya langsung minum air mineral, karena tubuh kita sedang mengalami dehidrasi”.
Rasa haus itu sebenarnya adalah alarm yang mengingatkan kita agar menambah cairan tubuh, dengan cara meminum. Jika kita tidak mempedulikan alarm itu, maka badan kita akan mengalami ketidakseimbangan yang bisa merugikan sistem kesehatan. Bahkan, pada suatu ketika, bisa berakibat fatal karena badan mengalami dehidrasi.
Selain mekanisme alarm, di dalam tubuh kita ada mekanisme pemulihan kondisi tubuh secara alamiah. Penelitian tentang hal ini dilakukan oleh J Kellberg dan Reizenstein dari Finlandia. Berdasarkan penelitiannya, mereka menyimpulkan bahwa tubuh kita memiliki kemampuan untuk menyembuhkan diri sendiri alias memulihkan kondisi menuju keseimbangan alamiahnya. Asal diberi kesempatan.
Problemnya, selama ini kebanyakan kita tidak memberi kesempatan kepada tubuh untuk memulihkan kondisi. Contoh, ketika ngantuk seringkali kita melawan mekanisme tubuh dengan memberi minuman kopi. Atau, minum energy drink. Dengan kata lain, sebenarnya kita tidak memberi kesempatan kepada badan untuk melakukan pemulihan atas ketidakseimbangan kondisi tubuh.
Yang kita lakukan justru memacu agar aktivitas kita naik lagi. Ini tidak baik. Sebenarnya, dengan tidur saja, di dalam tubuh kita akan terjadi proses alamiah yang berfungsi menyeimbangkan kembali kondisi kelelahan atau ngantuk tersebut. Bangun dari tidur , In sya Allah badan kembali segar.
Agus Mustofa dalam sebuah bukunya yang sangat menarik (Untuk Apa Berpuasa), menanyakan, “Bagaimana cara memulihkan kondisi yang terlanjur memburuk akibat pola makan hidup yang jelek?” Sekali lagi, kuncinya sederhana saja: berilah ‘kesempatan’ pada badan untuk terlepas dan beristirahat dari ritme kesehatan kita.
Jika, kita terbiasa bekerja keras, maka istirahat dari bekerja keras untuk kurun waktu tertentu. Jika kita terbiasa banyak makan atau pola makan tidak teratur. Maka, cobalah untuk mengubah pola yang sudah menjadi kebiasaan tersebut, menjadi pola meringankan beban sistem pencernaan. Mekanisme bawah sadar kita bakal menyusun dan merehabilitasi kembali menuju pada keseimbangan alamiahnya.
Maaf, apakah saudara pembaca pernah mengalami seperti yang saya alami. Yakni, keluarnya darah segar dari dubur pada saat selesai buang air besar? Mengalami hal ini, secara spontan saya langsung menelpon teman saya (dr Akmal) yang berprofesi dokter di Pekanbaru. Dok, apa obat apa yang mesti saya konsumsi? Jawabannya mengejutkan saya: Tidak ada obatnya: “jaga keseimbangan makanan saja, jangan makan yang pedas dan seterusnya… dan seterusnya….”, katanya. Senada dengan penelitian J Kellberg. Khusus untuk sakit yang saya sampaikan tersebut, Ia mengatakan: “di dalam tubuh kita ada mekanisme pemulihan kondisi tubuh secara alamiah”.
Nah, dalam konteks inilah puasa memiliki mekanisme untuk meyeimbangkan kembali sistem di dalam badan atau tubuh kita. Puasa adalah sebuah mekanisme untuk memberi kesempatan kepada tubuh, setelah setahun kita membebani sistem pencernaan secara meraton. Ada tiga proses yang terjadi pada saat berpuasa. Yang pertama adalah proses detoksifikasi alias ‘penggelontoran’ racun-racun sisa metabolisme. Kedua, proses rejuvenasi atau peremejaan kembali. Dan ketiga adalah stabilisasi alias pemantapan sistem.
Ketiga proses ini memang bergantung kepada berapa lama kita menjalani puasa. Jika puasa dijalankan dalam waktu yang relatif singkat, maka fungsi puasa lebih kepada detoksifikasi alias penggelontoran racun-racun. Dan inilah yang kebanyakan dirasakan oleh orang-orang yang berpuasa.
Namun, jika kita melakukan puasa dalam kurun waktu yang relatif panjang dengan kombinasi makanan yang baik, maka proses detoksifikasi itu akan berjalan lebih lanjut dengan proses peremajaan sel-sel yang tua dan rusak. Dan selanjutnya, mengarah pada pemantapan sistem-sistem di dalam tubuh yang selama ini telah kacau. Badan akan berusaha mencapai keseimbangannya kembali secara alamiah.
Namun pada intinya, logika berpuasa adalah menggelontorkan toksin-toksin atau racun-racun yang mengendap di seluruh tubuh kita. Dalam setahun, kita mengalami aktivitas yang menyebabkan menumpuknya berbagai sampah beracun di dalam tubuh (makanan yang mengandung zat kimia, obat-obatan dan sebagainya).
Maka, ketika berpuasa, badan diberi kesempatan untuk menggelontorkan semua sampah-sampah tersebut. Sesungguhnya, Allah telah menciptakan sistem yang sangat sempurna lewat keseimbangan alamiah, di dalam tubuh kita. Kita tinggal mengikuti saja sistem itu. Jika keseimbangan sistem tersebut kita langgar, badan akan bekerja secara tidak sempurna, dan kemudian badan akan menghasilkan efek yang merugikan.
Namun, jika kita mengikuti mekanisme alamiah, badan akan bekerja dalam suatu sistem keseimbangan. Dan badan kita pun sehat. Tentang adanya sistem keseimbangan di dalam tubuh manusia itu, Allah menjelaskan di dalam ayat berikut: QS Al Infithaar (82):7. “Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (sistem tubuh)-mu seimbang.”
Jadi sistem keseimbangan itu memang telah didesain oleh Allah SWT sebagai sistem kesempurnaan dalam kehidupan manusia. Selama kita bisa menjaga dan mengikuti sistem keseimbangan, maka hidup kita in sya Allah akan sehat secara alamiah.***
Ir Rony Ardiansyah MT IP-U, Peminat Sains Alquran/Dosen Teknik Sipil UIR