Jumat, 20 September 2024

Skoring 21×3 Sudah Bagus dan Tak Perlu Diubah

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Beberapa pemain dan pelatih bulu tangkis Indonesia menyatakan tidak khawatir jika BWF memberlakukan sistem skoring baru. Yakni, dari 21 poin best of three games (21×3) menjadi 11 poin best of five games (11×5). Namun, akan lebih bagus jika sistem yang sekarang dipakai tidak diubah.

Hal itu disuarakan Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti. Menurut dia, sistem skor yang berjalan saat ini sudah baik. Peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut menuturkan, seandainya format diubah, itu bakal menyulitkan atlet. Mereka harus beradaptasi. Itu butuh waktu lama dan energi yang tidak sedikit.

"Bukan hanya buat pemain kita. Tapi, seluruh dunia akan terdampak perubahan aturan," kata Susy ketika dihubungi kemarin (22/4).

"Semuanya butuh waktu penyesuaian lagi. Tapi, sepertinya itu (pergantian format, Red) juga baru wacana," tambah perempuan berusia 49 tahun tersebut.

- Advertisement -
Baca Juga:  Lin Jarvis: Duet Vinales-Quartararo Sejajar dengan Rossi-Lorenzo

Penyesuaian yang dimaksud Susy adalah dari sisi teknis. Mulai pola latihan hingga strategi di pertandingan. Apakah sistem 11×5 merugikan buat pemain Indonesia?

Susy bilang tidak semua. Masing-masing sektor berbeda karena karakternya juga tidak sama. Ganda putra, yang permainannya agresif, misalnya, lebih diuntungkan. Mereka bisa menyelesaikan laga lebih cepat. Jadi lebih hemat tenaga.

- Advertisement -

Khusus sektor tunggal putri, perubahan dari 21×3 menjadi 11×5 bisa jadi berkah. Terutama, dari segi stamina. Meskipun, untuk menikmati keuntungan tersebut, Gregoria Mariska Tunjung dkk tetap perlu banyak perbaikan.

Ya, Gregoria sering kehabisan stamina kala bertanding melawan pemain-pemain top. Dia kerap menang di game pertama (dengan skor superketat), lalu kendor di game kedua, dan kehabisan bensin di game penentuan. Menurunnya kondisi fisik membuat semuanya jadi kacau. Strategi tak berjalan dan dia akan sering membuat kesalahan sendiri.

Baca Juga:  Red Sparks Disambut Suporter dengan Meriah

Dengan format 11×5, ada harapan dia tidak cepat lelah. Namun, stamina terjaga juga tidak ada gunanya bila sektor tersebut tidak memperbaiki defense. Ada beberapa pemain top yang gayanya sangat agresif. Jika tidak diantisipasi dengan defense yang baik, Gregoria dkk malah bisa dibantai dari awal.

Susy menyatakan, kondisi fisik para pemain memang berbeda-beda. Namun, kebanyakan lebih cocok dengan format 21×3. Tapi, tidak berarti kalau sistem skor berubah menjadi 11×5, mereka tidak perlu meningkatkan stamina.

’’Ada beberapa pemain yang harus ditingkatkan. Tapi, ada juga yang sudah baik," kata perempuan kelahiran Tasikmalaya tersebut.

Karena masih ada yang staminanya kurang, dia menyebutkan, pengaturan irama permainan dan strategi bermain harus lebih pas. "Jangan sampai strategi dan gaya mainnya malah boros tenaga," tambah Susy.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Beberapa pemain dan pelatih bulu tangkis Indonesia menyatakan tidak khawatir jika BWF memberlakukan sistem skoring baru. Yakni, dari 21 poin best of three games (21×3) menjadi 11 poin best of five games (11×5). Namun, akan lebih bagus jika sistem yang sekarang dipakai tidak diubah.

Hal itu disuarakan Kabid Binpres PP PBSI Susy Susanti. Menurut dia, sistem skor yang berjalan saat ini sudah baik. Peraih emas Olimpiade Barcelona 1992 tersebut menuturkan, seandainya format diubah, itu bakal menyulitkan atlet. Mereka harus beradaptasi. Itu butuh waktu lama dan energi yang tidak sedikit.

"Bukan hanya buat pemain kita. Tapi, seluruh dunia akan terdampak perubahan aturan," kata Susy ketika dihubungi kemarin (22/4).

"Semuanya butuh waktu penyesuaian lagi. Tapi, sepertinya itu (pergantian format, Red) juga baru wacana," tambah perempuan berusia 49 tahun tersebut.

Baca Juga:  Red Sparks Disambut Suporter dengan Meriah

Penyesuaian yang dimaksud Susy adalah dari sisi teknis. Mulai pola latihan hingga strategi di pertandingan. Apakah sistem 11×5 merugikan buat pemain Indonesia?

Susy bilang tidak semua. Masing-masing sektor berbeda karena karakternya juga tidak sama. Ganda putra, yang permainannya agresif, misalnya, lebih diuntungkan. Mereka bisa menyelesaikan laga lebih cepat. Jadi lebih hemat tenaga.

Khusus sektor tunggal putri, perubahan dari 21×3 menjadi 11×5 bisa jadi berkah. Terutama, dari segi stamina. Meskipun, untuk menikmati keuntungan tersebut, Gregoria Mariska Tunjung dkk tetap perlu banyak perbaikan.

Ya, Gregoria sering kehabisan stamina kala bertanding melawan pemain-pemain top. Dia kerap menang di game pertama (dengan skor superketat), lalu kendor di game kedua, dan kehabisan bensin di game penentuan. Menurunnya kondisi fisik membuat semuanya jadi kacau. Strategi tak berjalan dan dia akan sering membuat kesalahan sendiri.

Baca Juga:  Baggott Batal Bela Timnas Indonesia

Dengan format 11×5, ada harapan dia tidak cepat lelah. Namun, stamina terjaga juga tidak ada gunanya bila sektor tersebut tidak memperbaiki defense. Ada beberapa pemain top yang gayanya sangat agresif. Jika tidak diantisipasi dengan defense yang baik, Gregoria dkk malah bisa dibantai dari awal.

Susy menyatakan, kondisi fisik para pemain memang berbeda-beda. Namun, kebanyakan lebih cocok dengan format 21×3. Tapi, tidak berarti kalau sistem skor berubah menjadi 11×5, mereka tidak perlu meningkatkan stamina.

’’Ada beberapa pemain yang harus ditingkatkan. Tapi, ada juga yang sudah baik," kata perempuan kelahiran Tasikmalaya tersebut.

Karena masih ada yang staminanya kurang, dia menyebutkan, pengaturan irama permainan dan strategi bermain harus lebih pas. "Jangan sampai strategi dan gaya mainnya malah boros tenaga," tambah Susy.

Sumber: Jawapos.com
Editor: Rinaldi

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari