Pos Jaga Satpol PP Riau Dimolotov

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pos jaga Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Riau Jalan Letkol Hasan Basri, Kecamatan Sail dilempar molotov oleh orang tak dikenal (OTK), Rabu (29/1) malam. Pelaku aksi teror yang diketahui berjumlah dua orang tengah dalam pengejaran pihak kepolisian.

Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dikonfirmasi Riau Pos membenarkan peristiwa itu. Dikatakan Agung, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap pelemparan molotov di kantor pemerintahan itu.

- Advertisement -

"Iya, benar ada kejadian itu," ungkap Irjen Pol Agung, Rabu (29/1) malam.

Ditambahkan mantan Deputi Ciber Badan Intelijen Negara (BIN), pelaku diketahui menggunakan kendaraan roda dua saat melempar molotov. Kini, para pelaku dalam pengejaran Korps Bhayangkara Riau.

- Advertisement -

"Kami sedang kejar pelakunya yang berjumlah dua orang," imbuhnya.

Pada peristiwa ini, lanjut jenderal bintang dua, tidak ada koban jiwa maupun kerugian materil yang dialami Satpol PP Riau.

"Kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian, hanya tembok pos jaga yang gosong," jelas mantan Dir Tipideksus Bareskrim Polri.

Di waktu yang sama Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu'min Wijaya yang turut serta ke TKP menambahkan, diduga empat pelaku yang melempar menggunakan dua sepeda motor yang terekam CCTV.

"Ada dua sepeda motor. Namun demikian, hanya satu sepeda motor yang me­lakukan aksi. Tepatnya yang dibonceng itu yang melempar molotov," ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk plat atau nomor polisi dari sepeda motor masih dilakukan penyelidikan lebih dalam baik untuk pelaku maupun sepeda motor yang digunakan.

Aksi pelemparan motolov di pos penjagaan Satpol PP Riau, bukan kali pertama terjadi di Kota Bertuah. Dalam kurun waktu kurang tiga tahun telah terjadi sebanyak delapan kasus serupa. Pertama, molotov yang menimpa Pelasana  Tugas (Plt) Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Shanti Rahmayanti pada 30 Agustus 2017.  Kedua, Ketua Fraksi Golkar DPRD Riau Supriati. Kediaman Supriati di Jalan Dwikora nomor 08 RT 05 RW 04 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail, dimolotov oleh orang yang tidak dikenal pada 3 Oktober 2017, sekitar pukul 05.15. Ketiga, giliran  Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat melayu (LAM) kota Nurhasyim. Atas teror bom molotov itu mobil Nurhasyim yang terparkir di depan rumah hangus terbakar di bagian depannya. Waktu kejadian yang dialami Nurhasyim hampir serupa dengan yang dialami Supriati, yakni ketika waktu subuh, pukul 05.10 WIB

Keempat, Toko Harian Mulia Abadi di Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi pada 6 April 2018. Waktu itu, pelaku berusaha memasukkan molotov ke dalam toko melalui ventilasi udara toko.  Kelima, Kios Ponsel 777 Jalan Durian, Kecamatan Sukajadi pada 29 Maret 2018 lalu. Kejadian itu, membuat seorang warga bernama Harmono mengalami luka bakar di bagian punggung, namun pelaku bernama Andika Surya (35) berhasil ditangkap.

Keenam, rumah dinas yang ditempati Kepala Keamanan Lapas Klas II A Pekanbaru pada 27 Oktober 2018 lalu. Aksi molotov terjadi di Jalan Pengayoman sekitar pukul 02.00 WIB. Ketujuh, Rumah Ernawati (62) di Jalan Tenayan Raya, RT 02/RW 02, Kelurahan Industri, Kecamatan Tenayan Raya pada 8 Januari 2019 lalu. Terhadap peristiwa itu, kepolisian berhasil menangkap dua pelaku bernama Bobi dan Galih.

Dan terakhir, Pos Jaga Satpol PP di Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Cut Nyak Dien, Selasa (27/8/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, anggota Satpol PP mendengar bunyi lemparan ke arah pos yang berada di pintu masuk bagian belakang kantor Wali Kota Pekanbaru itu. Ketika dicek, tampak api sudah menyala dan membuat sisi samping pos jaga menghitam bekas terbakar.(rir/s)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Pos jaga Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Riau Jalan Letkol Hasan Basri, Kecamatan Sail dilempar molotov oleh orang tak dikenal (OTK), Rabu (29/1) malam. Pelaku aksi teror yang diketahui berjumlah dua orang tengah dalam pengejaran pihak kepolisian.

Kapolda Riau, Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi dikonfirmasi Riau Pos membenarkan peristiwa itu. Dikatakan Agung, pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap pelemparan molotov di kantor pemerintahan itu.

"Iya, benar ada kejadian itu," ungkap Irjen Pol Agung, Rabu (29/1) malam.

Ditambahkan mantan Deputi Ciber Badan Intelijen Negara (BIN), pelaku diketahui menggunakan kendaraan roda dua saat melempar molotov. Kini, para pelaku dalam pengejaran Korps Bhayangkara Riau.

"Kami sedang kejar pelakunya yang berjumlah dua orang," imbuhnya.

Pada peristiwa ini, lanjut jenderal bintang dua, tidak ada koban jiwa maupun kerugian materil yang dialami Satpol PP Riau.

"Kejadian tersebut tidak menimbulkan kerugian, hanya tembok pos jaga yang gosong," jelas mantan Dir Tipideksus Bareskrim Polri.

Di waktu yang sama Kapolresta Pekanbaru Kombespol Nandang Mu'min Wijaya yang turut serta ke TKP menambahkan, diduga empat pelaku yang melempar menggunakan dua sepeda motor yang terekam CCTV.

"Ada dua sepeda motor. Namun demikian, hanya satu sepeda motor yang me­lakukan aksi. Tepatnya yang dibonceng itu yang melempar molotov," ungkapnya.

Lebih lanjut, untuk plat atau nomor polisi dari sepeda motor masih dilakukan penyelidikan lebih dalam baik untuk pelaku maupun sepeda motor yang digunakan.

Aksi pelemparan motolov di pos penjagaan Satpol PP Riau, bukan kali pertama terjadi di Kota Bertuah. Dalam kurun waktu kurang tiga tahun telah terjadi sebanyak delapan kasus serupa. Pertama, molotov yang menimpa Pelasana  Tugas (Plt) Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Shanti Rahmayanti pada 30 Agustus 2017.  Kedua, Ketua Fraksi Golkar DPRD Riau Supriati. Kediaman Supriati di Jalan Dwikora nomor 08 RT 05 RW 04 Kelurahan Suka Maju Kecamatan Sail, dimolotov oleh orang yang tidak dikenal pada 3 Oktober 2017, sekitar pukul 05.15. Ketiga, giliran  Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat melayu (LAM) kota Nurhasyim. Atas teror bom molotov itu mobil Nurhasyim yang terparkir di depan rumah hangus terbakar di bagian depannya. Waktu kejadian yang dialami Nurhasyim hampir serupa dengan yang dialami Supriati, yakni ketika waktu subuh, pukul 05.10 WIB

Keempat, Toko Harian Mulia Abadi di Jalan Dahlia, Kecamatan Sukajadi pada 6 April 2018. Waktu itu, pelaku berusaha memasukkan molotov ke dalam toko melalui ventilasi udara toko.  Kelima, Kios Ponsel 777 Jalan Durian, Kecamatan Sukajadi pada 29 Maret 2018 lalu. Kejadian itu, membuat seorang warga bernama Harmono mengalami luka bakar di bagian punggung, namun pelaku bernama Andika Surya (35) berhasil ditangkap.

Keenam, rumah dinas yang ditempati Kepala Keamanan Lapas Klas II A Pekanbaru pada 27 Oktober 2018 lalu. Aksi molotov terjadi di Jalan Pengayoman sekitar pukul 02.00 WIB. Ketujuh, Rumah Ernawati (62) di Jalan Tenayan Raya, RT 02/RW 02, Kelurahan Industri, Kecamatan Tenayan Raya pada 8 Januari 2019 lalu. Terhadap peristiwa itu, kepolisian berhasil menangkap dua pelaku bernama Bobi dan Galih.

Dan terakhir, Pos Jaga Satpol PP di Kantor Wali Kota Pekanbaru Jalan Cut Nyak Dien, Selasa (27/8/2019) sekitar pukul 17.30 WIB. Saat itu, anggota Satpol PP mendengar bunyi lemparan ke arah pos yang berada di pintu masuk bagian belakang kantor Wali Kota Pekanbaru itu. Ketika dicek, tampak api sudah menyala dan membuat sisi samping pos jaga menghitam bekas terbakar.(rir/s)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya