2019, Bank Mandiri Raih Laba Bersih Rp27,5 triliun

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih pada 2019 sebesar Rp27,5 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,86 persen dibandingkan tahun lalu.

“Bank Mandiri dapat menutup tahun 2019 dengan kinerja yang membanggakan. Laba bersih yang berhasil dihimpun mencapai Rp 27,5 triliun, tumbuh sebesar 9,86 persen YoY,” terang Direktur Utama Bank Mandiri dalam paparan publik di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1).

- Advertisement -

Royke Tumilaar menjelaskan bahwa hal ini didukung oleh pertumbuhan konsolidasi yang sebesar 10,7 persen YoY (year on year) atau mencapai Rp907,5 triliun. Berdasarkan hal itu, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun atau naik 8,8 persen secara YoY.

“Perseroan berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio NPL (non performing loan) gross turun 42 bps menjadi 2,33 persen dibandingkan Desember tahun lalu. Dampaknya, biaya CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) pun ikut melandai sebesar -14,9 persen YoY menjadi Rp12,1 triliun,” tambah dia.

- Advertisement -

Selain itu, fokus untuk terus tumbuh dalam melakukan ekspansi dan berinovasi pun disebut menjadi kunci sukses optimalisasi kinerja perseroan. Padahal, industri perbankan mengalami persaingan ketat dengan usaha pembiayaan berbasis digital.

“Dalam penyaluran kredit, misalnya, kami senantiasa berpatokan pada kajian sektor guideline dan assessment karakter perusahaan yang ketat untuk memastikan pemenuhan kewajiban oleh calon debitur. Kami juga berusaha menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only) yang saat ini di kisaran 65 persen dan 35 persen agar dapat memberikan return yang optimal,” kata dia.

Dia menjelaskan, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale sampai dengan kuartal IV tahun 2019 mencapai Rp516,4 triliun atau tumbuh 9,3 persen YoY. Sedangkan segmen retail sebesar Rp 275,9 triliun, tumbuh 11,9 persen secara tahunan. Jika kredit korporasi menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp329,8 triliun, maka kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalan segmen retail dengan capaian masing-masing Rp123,0 triliun dan Rp 94,3 triliun.

“Kredit korporasi kami tumbuh 7,7 persen YoY dibanding tahun sebelumnya, tuturnya.

Seiring keinginan perseroan mengoptimalkan fungsi intermediasi, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja, dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4 persen dari total portofolio. Pada akhir tahun lalu, penyaluran kredit investasi tercatat mencapai Rp 282,6 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 330,3 triliun.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Bank Mandiri berhasil mencatatkan laba bersih pada 2019 sebesar Rp27,5 triliun. Angka tersebut tumbuh 9,86 persen dibandingkan tahun lalu.

“Bank Mandiri dapat menutup tahun 2019 dengan kinerja yang membanggakan. Laba bersih yang berhasil dihimpun mencapai Rp 27,5 triliun, tumbuh sebesar 9,86 persen YoY,” terang Direktur Utama Bank Mandiri dalam paparan publik di kantornya, Jakarta, Jumat (24/1).

Royke Tumilaar menjelaskan bahwa hal ini didukung oleh pertumbuhan konsolidasi yang sebesar 10,7 persen YoY (year on year) atau mencapai Rp907,5 triliun. Berdasarkan hal itu, perseroan berhasil mencatat pendapatan bunga bersih sebesar Rp59,4 triliun atau naik 8,8 persen secara YoY.

“Perseroan berhasil memperbaiki kualitas kredit yang disalurkan sehingga rasio NPL (non performing loan) gross turun 42 bps menjadi 2,33 persen dibandingkan Desember tahun lalu. Dampaknya, biaya CKPN (cadangan kerugian penurunan nilai) pun ikut melandai sebesar -14,9 persen YoY menjadi Rp12,1 triliun,” tambah dia.

Selain itu, fokus untuk terus tumbuh dalam melakukan ekspansi dan berinovasi pun disebut menjadi kunci sukses optimalisasi kinerja perseroan. Padahal, industri perbankan mengalami persaingan ketat dengan usaha pembiayaan berbasis digital.

“Dalam penyaluran kredit, misalnya, kami senantiasa berpatokan pada kajian sektor guideline dan assessment karakter perusahaan yang ketat untuk memastikan pemenuhan kewajiban oleh calon debitur. Kami juga berusaha menjaga komposisi portofolio segmen wholesale dan retail (bank only) yang saat ini di kisaran 65 persen dan 35 persen agar dapat memberikan return yang optimal,” kata dia.

Dia menjelaskan, portofolio perseroan (bank only) di segmen wholesale sampai dengan kuartal IV tahun 2019 mencapai Rp516,4 triliun atau tumbuh 9,3 persen YoY. Sedangkan segmen retail sebesar Rp 275,9 triliun, tumbuh 11,9 persen secara tahunan. Jika kredit korporasi menjadi penopang utama segmen wholesale dengan capaian Rp329,8 triliun, maka kredit mikro dan kredit konsumer menjadi andalan segmen retail dengan capaian masing-masing Rp123,0 triliun dan Rp 94,3 triliun.

“Kredit korporasi kami tumbuh 7,7 persen YoY dibanding tahun sebelumnya, tuturnya.

Seiring keinginan perseroan mengoptimalkan fungsi intermediasi, Bank Mandiri juga menjaga komposisi kredit produktif seperti kredit investasi dan modal kerja, dalam porsi yang signifikan, yakni 77,4 persen dari total portofolio. Pada akhir tahun lalu, penyaluran kredit investasi tercatat mencapai Rp 282,6 triliun dan kredit modal kerja sebesar Rp 330,3 triliun.

Sumber: Jawapos.com
Editor: E Sulaiman

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya