Selasa, 16 Desember 2025
spot_img

Pemulihan Listrik Aceh Terkendala, PLN Minta Maaf dan Percepat Normalisasi

BANDA ACEH (RIAUPOS.CO) — PT PLN (Persero) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh karena pasokan listrik pascabencana banjir bandang dan tanah longsor hingga kini belum sepenuhnya pulih. Kondisi di lapangan yang berat membuat proses pemulihan mengalami sejumlah kendala.

Permohonan maaf tersebut disampaikan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam agenda laporan dan rapat koordinasi bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang digelar secara daring dari Banda Aceh, Selasa (9/12).

Sebelumnya, dalam kunjungan di Bireuen pada Ahad (7/12), Darmawan Prasodjo melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto bahwa pasokan listrik di Aceh ditargetkan menyala hingga 93 persen pada Ahad malam. Namun, kondisi di lapangan yang penuh tantangan menyebabkan target tersebut belum sepenuhnya tercapai.

Baca Juga:  200 KK di Jorong Biaro Agam Krisis Air Bersih, Pemkab Diminta Bertindak Cepat

“Setelah terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor, terdapat kerusakan yang sangat masif pada sistem kelistrikan di Aceh,” jelas Darmawan.

Ia mengungkapkan, kerusakan paling parah terjadi pada jaringan transmisi, khususnya di jalur Bireuen–Arun. Enam tower transmisi roboh akibat terjangan banjir bandang yang juga memperlebar badan sungai hingga ratusan meter. Akibatnya, pembangkit di Arun tidak dapat menyalurkan listrik ke Banda Aceh secara optimal sehingga terjadi pemadaman bergilir.

PLN sempat melakukan proses sinkronisasi sistem dari pembangkit Arun ke jaringan Aceh. Pada 8 Desember 2025, PLTMG Arun kembali menyuplai listrik ke gardu induk hingga wilayah Bireuen, Takengon, dan Samalanga. Namun, saat proses perluasan sinkronisasi menuju Sigli dan Banda Aceh, muncul kendala teknis sehingga penyaluran listrik harus dihentikan sementara.

Baca Juga:  Jalur Lembah Anai Dibuka Terbatas, Uji Coba Roda Dua Dimulai Hari Ini

Dalam upaya pemulihan, PLN mengerahkan langkah luar biasa, termasuk pengangkutan material berat melalui jalur udara karena akses darat terputus. Material perbaikan tower dengan bobot mencapai 35 ton terpaksa diangkut menggunakan helikopter secara bertahap.

Darmawan menegaskan, PLN tetap berkomitmen mempercepat pemulihan listrik meski menghadapi tantangan berat. Proses sinkronisasi sistem terus diupayakan secara bertahap dengan pengamanan yang lebih ketat guna mencegah gangguan lanjutan. (adv)

BANDA ACEH (RIAUPOS.CO) — PT PLN (Persero) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh karena pasokan listrik pascabencana banjir bandang dan tanah longsor hingga kini belum sepenuhnya pulih. Kondisi di lapangan yang berat membuat proses pemulihan mengalami sejumlah kendala.

Permohonan maaf tersebut disampaikan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam agenda laporan dan rapat koordinasi bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang digelar secara daring dari Banda Aceh, Selasa (9/12).

Sebelumnya, dalam kunjungan di Bireuen pada Ahad (7/12), Darmawan Prasodjo melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto bahwa pasokan listrik di Aceh ditargetkan menyala hingga 93 persen pada Ahad malam. Namun, kondisi di lapangan yang penuh tantangan menyebabkan target tersebut belum sepenuhnya tercapai.

Baca Juga:  Sambut Pemilu 2024, PLN Nusantara Power Operasi Siaga Siaga

“Setelah terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor, terdapat kerusakan yang sangat masif pada sistem kelistrikan di Aceh,” jelas Darmawan.

Ia mengungkapkan, kerusakan paling parah terjadi pada jaringan transmisi, khususnya di jalur Bireuen–Arun. Enam tower transmisi roboh akibat terjangan banjir bandang yang juga memperlebar badan sungai hingga ratusan meter. Akibatnya, pembangkit di Arun tidak dapat menyalurkan listrik ke Banda Aceh secara optimal sehingga terjadi pemadaman bergilir.

- Advertisement -

PLN sempat melakukan proses sinkronisasi sistem dari pembangkit Arun ke jaringan Aceh. Pada 8 Desember 2025, PLTMG Arun kembali menyuplai listrik ke gardu induk hingga wilayah Bireuen, Takengon, dan Samalanga. Namun, saat proses perluasan sinkronisasi menuju Sigli dan Banda Aceh, muncul kendala teknis sehingga penyaluran listrik harus dihentikan sementara.

Baca Juga:  Truk Roda 22 Terbalik, Lintas Sitinjau Lauik Macet Parah Arah Padang

Dalam upaya pemulihan, PLN mengerahkan langkah luar biasa, termasuk pengangkutan material berat melalui jalur udara karena akses darat terputus. Material perbaikan tower dengan bobot mencapai 35 ton terpaksa diangkut menggunakan helikopter secara bertahap.

- Advertisement -

Darmawan menegaskan, PLN tetap berkomitmen mempercepat pemulihan listrik meski menghadapi tantangan berat. Proses sinkronisasi sistem terus diupayakan secara bertahap dengan pengamanan yang lebih ketat guna mencegah gangguan lanjutan. (adv)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

BANDA ACEH (RIAUPOS.CO) — PT PLN (Persero) menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh karena pasokan listrik pascabencana banjir bandang dan tanah longsor hingga kini belum sepenuhnya pulih. Kondisi di lapangan yang berat membuat proses pemulihan mengalami sejumlah kendala.

Permohonan maaf tersebut disampaikan Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo dalam agenda laporan dan rapat koordinasi bersama Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang digelar secara daring dari Banda Aceh, Selasa (9/12).

Sebelumnya, dalam kunjungan di Bireuen pada Ahad (7/12), Darmawan Prasodjo melaporkan kepada Menteri ESDM Bahlil Lahadalia dan Presiden Prabowo Subianto bahwa pasokan listrik di Aceh ditargetkan menyala hingga 93 persen pada Ahad malam. Namun, kondisi di lapangan yang penuh tantangan menyebabkan target tersebut belum sepenuhnya tercapai.

Baca Juga:  PLTD Lemang Terbakar, PLN Bakal Ganti Mesin Terbakar

“Setelah terjadinya bencana banjir bandang dan tanah longsor, terdapat kerusakan yang sangat masif pada sistem kelistrikan di Aceh,” jelas Darmawan.

Ia mengungkapkan, kerusakan paling parah terjadi pada jaringan transmisi, khususnya di jalur Bireuen–Arun. Enam tower transmisi roboh akibat terjangan banjir bandang yang juga memperlebar badan sungai hingga ratusan meter. Akibatnya, pembangkit di Arun tidak dapat menyalurkan listrik ke Banda Aceh secara optimal sehingga terjadi pemadaman bergilir.

PLN sempat melakukan proses sinkronisasi sistem dari pembangkit Arun ke jaringan Aceh. Pada 8 Desember 2025, PLTMG Arun kembali menyuplai listrik ke gardu induk hingga wilayah Bireuen, Takengon, dan Samalanga. Namun, saat proses perluasan sinkronisasi menuju Sigli dan Banda Aceh, muncul kendala teknis sehingga penyaluran listrik harus dihentikan sementara.

Baca Juga:  Gunung Marapi Kembali Erupsi, Abu Tebal Meluncur 1000 Meter di Atas Puncak

Dalam upaya pemulihan, PLN mengerahkan langkah luar biasa, termasuk pengangkutan material berat melalui jalur udara karena akses darat terputus. Material perbaikan tower dengan bobot mencapai 35 ton terpaksa diangkut menggunakan helikopter secara bertahap.

Darmawan menegaskan, PLN tetap berkomitmen mempercepat pemulihan listrik meski menghadapi tantangan berat. Proses sinkronisasi sistem terus diupayakan secara bertahap dengan pengamanan yang lebih ketat guna mencegah gangguan lanjutan. (adv)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari