BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Minimnya intensitas hujan selama sebulan terakhir membuat waduk Perumda Tirta Terubuk mengalami kekeringan parah, sehingga pasokan air bersih ke pelanggan terganggu.
Dua waduk utama di Desa Wonosari kini berada dalam kondisi krisis. Dasar waduk tampak jelas dan retakan tanah muncul akibat penyusutan air yang ekstrem.
Dalam tiga hari terakhir, air bersih tidak mengalir ke rumah warga. “Kami bayar lancar setiap bulan, tapi air malah tak mengalir. Ini sangat merugikan,” keluh Yandi, warga Kelapa Pati Laut, Rabu (26/11).
Tenaga Ahli Perumda Tirta Terubuk, Kasiyan, menjelaskan bahwa waduk tersebut sepenuhnya mengandalkan tadah hujan. Sumber air tambahan yang direncanakan dari PT Meskom hingga kini belum berfungsi.
Perusahaan membutuhkan sekitar 1.000 meter kubik air per hari untuk melayani 4.000–5.000 pelanggan. Karena itu, Perumda berencana membahas kembali model waduk yang ideal bersama BWS Sumatera III.
Direktur Perumda Tirta Terubuk, Abel Iqbal, menegaskan bahwa masalah ini bukan kegagalan produksi, melainkan keterbatasan sumber air baku. Mesin dan pompa telah berfungsi normal, namun kondisi tanah gambut menjadi tantangan utama.
“Tanah gambut membuat waduk mudah lembek dan berlumpur. Bahkan tim dari Jepang menilai idealnya kita butuh hingga 20 waduk,” ujarnya.



