Sabtu, 6 Desember 2025
spot_img

Guru Honorer Non-Database Datangi DPRD Pekanbaru, Adukan Nasib Jelang Akhir Tahun

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Puluhan guru honorer yang belum terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendatangi Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin (20/10), untuk menyampaikan aspirasi mereka. Para guru ini mengaku cemas dengan ketidakpastian status pekerjaan menjelang akhir tahun.

Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Isa Lahamid, menerima langsung rombongan guru tersebut di ruang kerjanya. Ia mengatakan, kedatangan mereka bertujuan untuk meminta kejelasan arah kebijakan pemerintah terhadap guru dan tenaga pendidik honorer non-database BKN.

Menurut Isa, kecemasan para guru muncul setelah beredar informasi bahwa pada Desember 2025 atau awal 2026 mendatang, tenaga honorer yang tidak masuk dalam database BKN berpotensi dirumahkan. “Padahal mereka sebenarnya sudah terdaftar dalam Dapodik Kementerian Pendidikan. Ada sekitar 160 guru honorer yang belum masuk dalam database BKN. Harapan mereka, status itu bisa segera disesuaikan,” jelas Isa.

Baca Juga:  Pemko Cari Duta Baca

Untuk menindaklanjuti aspirasi ini, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut meminta para guru mengajukan permohonan resmi agar dapat dilakukan rapat dengar pendapat (hearing) bersama Komisi I dan Komisi III DPRD Pekanbaru. Kedua komisi ini membidangi urusan kepegawaian dan pendidikan.

“Kita akan minta hearing bersama karena masalah ini menyangkut dua bidang, yaitu pendidikan dan kepegawaian. Nanti pihak Dinas Pendidikan serta BKPSDM Kota Pekanbaru juga akan kita libatkan untuk mencari solusi terbaik,” tegas Isa.(end)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Puluhan guru honorer yang belum terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendatangi Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin (20/10), untuk menyampaikan aspirasi mereka. Para guru ini mengaku cemas dengan ketidakpastian status pekerjaan menjelang akhir tahun.

Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Isa Lahamid, menerima langsung rombongan guru tersebut di ruang kerjanya. Ia mengatakan, kedatangan mereka bertujuan untuk meminta kejelasan arah kebijakan pemerintah terhadap guru dan tenaga pendidik honorer non-database BKN.

Menurut Isa, kecemasan para guru muncul setelah beredar informasi bahwa pada Desember 2025 atau awal 2026 mendatang, tenaga honorer yang tidak masuk dalam database BKN berpotensi dirumahkan. “Padahal mereka sebenarnya sudah terdaftar dalam Dapodik Kementerian Pendidikan. Ada sekitar 160 guru honorer yang belum masuk dalam database BKN. Harapan mereka, status itu bisa segera disesuaikan,” jelas Isa.

Baca Juga:  Warga Harap Mobil Pak Aman Hadir Rutin Sediakan Sembako Murah

Untuk menindaklanjuti aspirasi ini, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut meminta para guru mengajukan permohonan resmi agar dapat dilakukan rapat dengar pendapat (hearing) bersama Komisi I dan Komisi III DPRD Pekanbaru. Kedua komisi ini membidangi urusan kepegawaian dan pendidikan.

“Kita akan minta hearing bersama karena masalah ini menyangkut dua bidang, yaitu pendidikan dan kepegawaian. Nanti pihak Dinas Pendidikan serta BKPSDM Kota Pekanbaru juga akan kita libatkan untuk mencari solusi terbaik,” tegas Isa.(end)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Puluhan guru honorer yang belum terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN) mendatangi Kantor DPRD Kota Pekanbaru, Senin (20/10), untuk menyampaikan aspirasi mereka. Para guru ini mengaku cemas dengan ketidakpastian status pekerjaan menjelang akhir tahun.

Ketua DPRD Kota Pekanbaru, Muhammad Isa Lahamid, menerima langsung rombongan guru tersebut di ruang kerjanya. Ia mengatakan, kedatangan mereka bertujuan untuk meminta kejelasan arah kebijakan pemerintah terhadap guru dan tenaga pendidik honorer non-database BKN.

Menurut Isa, kecemasan para guru muncul setelah beredar informasi bahwa pada Desember 2025 atau awal 2026 mendatang, tenaga honorer yang tidak masuk dalam database BKN berpotensi dirumahkan. “Padahal mereka sebenarnya sudah terdaftar dalam Dapodik Kementerian Pendidikan. Ada sekitar 160 guru honorer yang belum masuk dalam database BKN. Harapan mereka, status itu bisa segera disesuaikan,” jelas Isa.

Baca Juga:  JPO Rusak Tak Kunjung Diperbaiki

Untuk menindaklanjuti aspirasi ini, politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut meminta para guru mengajukan permohonan resmi agar dapat dilakukan rapat dengar pendapat (hearing) bersama Komisi I dan Komisi III DPRD Pekanbaru. Kedua komisi ini membidangi urusan kepegawaian dan pendidikan.

“Kita akan minta hearing bersama karena masalah ini menyangkut dua bidang, yaitu pendidikan dan kepegawaian. Nanti pihak Dinas Pendidikan serta BKPSDM Kota Pekanbaru juga akan kita libatkan untuk mencari solusi terbaik,” tegas Isa.(end)

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari