PELALAWAN (RIAUPOS.CO) – Sebanyak delapan kepala keluarga (KK) yang tinggal di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN), Dusun Lima Bukit Makmur, Desa Bukit Kesuma, Kecamatan Pangkalan Kuras, melaporkan adanya intimidasi setelah mereka menyatakan bersedia mengikuti program relokasi pemerintah.
Mereka mendatangi Mapolres Pelalawan pada Selasa (23/9) untuk membuat laporan resmi. Salah satunya, Hendra Gultom (46), mengaku dirinya dan keluarga sering mendapat tekanan serta dicap sebagai pengkhianat oleh warga yang menolak relokasi. Menurut Hendra, intimidasi juga dialami tujuh KK lainnya yang memilih pindah dari kawasan TNTN.
Hendra menuturkan, awalnya ia ragu dengan sosialisasi relokasi yang disampaikan perangkat desa. Namun setelah berkonsultasi dengan Satgas Penertiban Kawasan Hutan (PKH) di Kejati Riau, dirinya yakin untuk mendukung relokasi. Keputusan itu justru membuat ia dan keluarga mendapat teror, bahkan diancam akan diusir dari rumah.
Senada dengan itu, Irfansyah (44) juga mengaku mengalami intimidasi yang tidak hanya menyasar dirinya, tetapi juga istri dan anak. Ia menyebut sebagian ancaman bahkan muncul melalui media sosial, termasuk ancaman pembunuhan dari kelompok yang tergabung dalam aliansi penolak relokasi.
Merasa tidak aman, mereka akhirnya melaporkan ancaman tersebut ke Polres Pelalawan. Irfansyah berharap pemerintah segera merealisasikan relokasi dan memberikan perlindungan kepada warga yang sudah bersedia pindah. “Kami ingin keluarga aman, janji relokasi dipenuhi, dan pelaku intimidasi ditindak,” ujarnya.
Kapolres Pelalawan AKBP John Louis Letedara, melalui Kasi Humas Iptu Thomas Bernandes Siahaan, membenarkan adanya laporan tersebut. “Ya, laporan sudah diterima dan kini masih dalam proses penyelidikan,” ujarnya.