SIAK SRIINDRAPURA (RIAUPOS.CO) – Istana Asserayah Alhasyimiah atau Istana Matahari Timur yang ada di pusat Kota Siak Sriindrapura masih menjadi primadona dan mendulang pendapatan asli daerah (PAD) setiap tahunnya.
Istana merupakan objek wisata sejarah. Tak hanya anak sekolah, tapi semua umur selalu penasaran melihat istana yang menjadi saksi sejarah peradaban yang dibangun Kesultanan Siak.Skywalk Sepi, Istana Siak Masih Primadona
Dan di sekitar istana juga ada sejumlah objek wisata sejarah, ada Istana Peraduan, Kuttab, sekolah khusus perempuan berada di samping istana yang dibangun Tengku Agung Sultanah Latifah. Tak jauh dari Kuttab, ada Masjid Sultan yaitu Masjid Syahabuddin, Makam Sultan Syarif Kasim, serta Balai Kerapatan Tinggi yang kini menjadi Museum Budaya dan Sejarah Siak Balai Rung Sri.
Tak hanya wisata sejarah, ada juga dibangun Pemkab Siak skywalk dengan anggaran fantastis. Dibangun tiga tahap dan diharapkan menjadi ikon wisata baru.
Skaywalk ini dibangun di Mempura, namun posisinya berhadapan dengan Lapangan Siak Bermadah yang posisinya di depan istana. Skywalk hanya terpisahkan dengan Sungai Jantan atau Sungai Siak.
Dijelaskan Kadispar, H Tekad Perbatas Setia Dewa ST MT, saat ini istana masih menjadi primadona untuk tingkah kunjungan, sementara untuk Skywalk Tengku Buwang Asmara sepi.
‘’Skywalk sepi pengunjung, malah lebih ramai lift yang mengantung di sisi Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah,’’ kata Tekad Perbatas.
Dispar akan mencari cara agar skywalk kembali ramai dan kunjungan terus meningkat. Kadispar Tekad Perbatas memohon dukungan, agar ada PAD dari skywalk yang menjadi ikon wisata di Kecamatan Mempura itu.
Tidak hanya skywalk yang ada di Mempura, ada juga Tangsi Belanda, Rumah Datuk Pesisir yang posisinya di depan pintu masuk ke skywalk.(mng)