SELATPANJANG (RIAUPOS.CO) – Masyarakat Kepulauan Meranti menagih janji Pemprov Riau untuk membangun kembali Jembatan Perawang di Kecamatan Tasik Putripuyu yang ambruk pada 2023 silam. Pembangunan ulang sempat dilakukan pada 2024 lalu, namun saat ini terhenti.
Keberadaan jambatan itu menjadi urat nadi bagi warga Desa Bandul, Desa Selat Akar, serta beberapa desa lain di Kecamatan Merbau dan Tasik Putripuyu.
”Kami tidak mendapatkan informasi sama sekali kenapa pekerjaan pembangunan jembatan ini dihentikan pada akhir tahun lalu. Kabarnya ditinggal sama kontraktornya,” ungkap Amran, seorang warga setempat, Kamis (14/8).
Menurutnya, pembangunan jembatan ini sudah dijanjikan Gubernur Riau. Untuk itu mereka menagih janji tersebut agar jembatan itu bisa berfungsi kembali.
Seperti diberitakan sebelumnya, pelaksana pengerjaan jembatan itu semula diberikan kepada PT Nindya Cakti Karya Utama, dengan pagu tidak kurang dari Rp36,7 miliar melalui APBD 2024 Riau. Pengerjaan dimulai Oktober 2024. Pembangunan awal dengan pembenaman tiang pancang menggunakan crane.
Namun dari keterangan warga setempat, pada 13 Desember 2024, lokasi proyek sudah terlihat sepi. Alat berat telah dipindahkan, hanya menyisakan tiang pancang dan sisa material.
Kabid Bina Marga Dinas PUPR PKPP Riau, Zulfahmi, mengaku akan kembali menganggarkan proyek tersebut pada APBD murni 2026.
”Kami akan anggarkan di APBD 2026,” kata Kabid Bina Marga Dinas PUPR PKPP Riau, Zulfahmi, Rabu (13/8).
Ia menjelaskan, nilai anggaran pembangunan tetap sama seperti pada 2024 lalu. ”Nilainya sama, tidak ada adendum,” ujarnya.
Zulfahmi menambahkan, hingga kini belum ada pencairan uang muka maupun pembayaran pekerjaan, sehingga anggaran belum berkurang dari nilai semula.
”Belum ada pencairan anggaran proyek, termasuk uang muka pekerjaan,” jelasnya sambil menambahkan pihaknya juga telah menyita uang jaminan proyek dari pihak rekanan.(yls)
Laporan WIRA SAPUTRA, Selatpanjang