Jumat, 20 September 2024

Mengembalikan Tradisi

TURIN (RIAUPOS.CO) — Maurizio Sarri bukan pelatih yang punya tradisi memenangi Coppa Italia. Mentok, Sarri hanya bisa membawa Napoli melangkah ke semifinal edisi 2016 -2017. Namun, di Juventus dia dituntut untuk mengembalikan tradisi kampiun Coppa Italia tersebut musim ini. Maklum, musim lalu streak empat kali memenangi Coppa Italia Juve terputus.

La Vecchia Signora, julukan Juve, terhenti di perempat final setelah dihabisi Atalanta 0-3. Nah, dini hari nanti WIB, Sarri akan mencoba peruntungannya ketika menjamu AS Roma di Allianz Stadium, Turin (siaran langsung TVRI Nasional/TVRI Sport HD/Usee Sports 2 pukul 02.45 WIB).

"Kali ini jangan hentikan kami," koar Mister 33, julukan Sarri, dilansir laman resmi klub kemarin WIB (21/1). Sarri bisa bergantung dengan performa sempurna anak asuhnya saat 2020 yang sama sekali belum tersentuh kekalahan. Begitu pula saat bermain di depan pendukungnya sendiri.

Baca Juga:  Marquez Bersyukur Tak Terluka Saat Jatuh di Assen

Juve baru kemasukan sekali dalam tiga kali bermain di kandang sendiri sejak 2020. Satu gol kemasukan itu terjadi saat melawan Parma akhir pekan lalu WIB (20/1). Handicap itu yang pernah dirasakan ll Lupi, julukan Roma, sejak 5 Oktober 2014. Francesco Totti dan Juan Iturbe jadi dua pemain Roma terakhir yang membobol gawang Juve di Turin.

- Advertisement -

Tentang Roma, Sarri mengklaim klub asuhan Paulo Fonseca tersebut tidak jauh berbeda dengan Parma. "Sama-sama klub yang bermain dengan fisik kuat. Bermain terbuka akan makin membahayakan kami," klaim allenatore yang belum mempersembahkan sebiji trofi pun kepada Juve dalam musim pertamanya ini.

Selain tradisi memenangi Coppa Italia, Sarri pun ingin mengembalikan tradisi Juve yang menyapu bersih gelar domestik dalam periode 2014-2018. Setidaknya, peluang scudetto tetap ada dalam bayangan pelatih Napoletano itu dengan posisi Juve yang masih aman jadi capolista Serie A sampai giornata 20.

- Advertisement -
Baca Juga:  Reus: Saya Tak Akan Pernah ke Muenchen

Karena itu, seperti dilansir laman Tutto Juve, itu yang jadi alasan mengapa Sarri tak akan banyak mengubah starting eleven-nya. Termasuk tetap memainkan Cristiano Ronaldo yang bak jadi cheat baginya dalam memenangi laga-laga di 2020. CR7, inisial nama Ronaldo, juga sosok yang menjebol gawang Roma di Olimpico, 13 Januari lalu.(ren/eca)

Laporan JPG, Turin

TURIN (RIAUPOS.CO) — Maurizio Sarri bukan pelatih yang punya tradisi memenangi Coppa Italia. Mentok, Sarri hanya bisa membawa Napoli melangkah ke semifinal edisi 2016 -2017. Namun, di Juventus dia dituntut untuk mengembalikan tradisi kampiun Coppa Italia tersebut musim ini. Maklum, musim lalu streak empat kali memenangi Coppa Italia Juve terputus.

La Vecchia Signora, julukan Juve, terhenti di perempat final setelah dihabisi Atalanta 0-3. Nah, dini hari nanti WIB, Sarri akan mencoba peruntungannya ketika menjamu AS Roma di Allianz Stadium, Turin (siaran langsung TVRI Nasional/TVRI Sport HD/Usee Sports 2 pukul 02.45 WIB).

"Kali ini jangan hentikan kami," koar Mister 33, julukan Sarri, dilansir laman resmi klub kemarin WIB (21/1). Sarri bisa bergantung dengan performa sempurna anak asuhnya saat 2020 yang sama sekali belum tersentuh kekalahan. Begitu pula saat bermain di depan pendukungnya sendiri.

Baca Juga:  Pedayung Riau Maizir Riyondra Kembali Sumbang Medali Emas dan Perak

Juve baru kemasukan sekali dalam tiga kali bermain di kandang sendiri sejak 2020. Satu gol kemasukan itu terjadi saat melawan Parma akhir pekan lalu WIB (20/1). Handicap itu yang pernah dirasakan ll Lupi, julukan Roma, sejak 5 Oktober 2014. Francesco Totti dan Juan Iturbe jadi dua pemain Roma terakhir yang membobol gawang Juve di Turin.

Tentang Roma, Sarri mengklaim klub asuhan Paulo Fonseca tersebut tidak jauh berbeda dengan Parma. "Sama-sama klub yang bermain dengan fisik kuat. Bermain terbuka akan makin membahayakan kami," klaim allenatore yang belum mempersembahkan sebiji trofi pun kepada Juve dalam musim pertamanya ini.

Selain tradisi memenangi Coppa Italia, Sarri pun ingin mengembalikan tradisi Juve yang menyapu bersih gelar domestik dalam periode 2014-2018. Setidaknya, peluang scudetto tetap ada dalam bayangan pelatih Napoletano itu dengan posisi Juve yang masih aman jadi capolista Serie A sampai giornata 20.

Baca Juga:  Reus: Saya Tak Akan Pernah ke Muenchen

Karena itu, seperti dilansir laman Tutto Juve, itu yang jadi alasan mengapa Sarri tak akan banyak mengubah starting eleven-nya. Termasuk tetap memainkan Cristiano Ronaldo yang bak jadi cheat baginya dalam memenangi laga-laga di 2020. CR7, inisial nama Ronaldo, juga sosok yang menjebol gawang Roma di Olimpico, 13 Januari lalu.(ren/eca)

Laporan JPG, Turin

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari