PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Kemacetan lalu lintas di sejumlah titik di Kota Pekanbaru masih menjadi keluhan masyarakat, khususnya di simpang Jalan SM Amin – Naga Sakti yang sering terlihat semrawut. Kehadiran “Pak Ogah”, sebutan bagi pengatur lalu lintas liar, turut memperparah kondisi tersebut.
Komisi IV DPRD Kota Pekanbaru pun angkat bicara. Dalam rapat bersama Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Pekanbaru, mereka menyuarakan berbagai persoalan yang kerap dihadapi pengguna jalan. Tak hanya soal kemacetan dan Pak Ogah, kondisi jalan gelap di beberapa wilayah juga disorot.
Anggota Komisi IV, Zulkardi, menyoroti khusus kawasan Rumbai yang dinilai rawan tindakan kriminal seperti begal. Minimnya lampu penerangan jalan menjadi salah satu penyebab kerawanan itu. “Kami minta Dishub segera memasang lampu-lampu penerangan agar warga bisa merasa aman saat berkendara,” ujarnya, Jumat (11/7).
Zulkardi yang juga politisi dari PDI Perjuangan itu menambahkan, aktivitas Pak Ogah di sejumlah u-turn, termasuk di kawasan padat seperti Jalan Jenderal Sudirman, masih marak. Ia menilai keberadaan mereka justru mengganggu arus lalu lintas. Untuk itu, pihaknya merekomendasikan agar petugas Dishub siaga di titik-titik rawan seperti Jalan HR Soebrantas, Tuanku Tambusai, dan Sudirman.
Masalah-masalah tersebut sebelumnya sudah dibahas dalam rapat dengar pendapat (RDP) antara Komisi IV DPRD dan Dishub. Salah satu topik yang ikut dibahas adalah keberadaan truk besar yang melintas di dalam kota dan memperparah kemacetan.
Menanggapi hal itu, Plt Kepala Dishub Kota Pekanbaru, Sunarko, menjelaskan bahwa pihaknya tengah mengkaji solusi penanganan kemacetan, terutama di kawasan padat seperti Jalan HR Soebrantas. “Penanganan ini menjadi prioritas kami. Saat ini sedang dipercepat,” ujarnya.
Terkait Pak Ogah, Sunarko menyebut Dishub telah menurunkan personel, terutama di jalan-jalan utama seperti Sudirman. “Petugas kami sudah rutin diturunkan, khususnya saat jam-jam sibuk,” jelasnya.(end)