KERUMUNAN dan antrean yang cukup lama di penyeberangan Ro-Ro Air Putih Bengkalis dirasakan oleh masyarakat, khususnya para kafilah kabupaten/kota se-Riau yang akan kembali ke rumahnya masing-masing.
Ditambah durasi antrean yang cukup lama dan kondisi cuaca yang sangat panas, membuat para penumpang kapal besi tersebut tak sabaran. Apalagi mereka sudah mengantre sejak pukul 08.00 WIB sampai dengan sore belum juga bisa menyeberang.
‘’Kondisi panas bedengkang (sangat panas) antrean menyeberang cukup lama, alamaklah rasa badan tak tentu arah. Gerah, berkeringat dan melelahkan, itulah yang bisa kami gambarkan,’’ ucap Jusri, salah satu kafilah asal Siak.
Ia mengaku, datang menemani anaknya yang ikut dalam lomba MTQ Riau di Bengkalis. Bahkan anaknya berhasil meraih juara tiga pada cabang tilawah anak-anak.
‘’Alamak panasnya…Tapi tak apolah, lelah yang terobati, karena anak kami dapat juara,’’ ucapnya sambil senyum simpul, Ahad (6/7).
Namun dengan kondisi panas bedengkang itu, Jusri justru minta agar petugas segera menyeberangkan kendaraan, karena dirinya kasihan membawa anak dan istrinya ikut antre cukup lama di Ro-Ro.
‘’Inilah rasanya Bengkalis. Kalau tak antrean dan nunggu lamo nak balek Siak, namonyo bukan Bengkalis, melainkan Siak,’’ ucapnya sambil tertawa terbahak-bahak.
Memang suasana dan cuaca panas yang tak terbilang ini, mengingatkan dirinya saat pulang kampung tiga tahun yang lalu. Tidak hanya ikut antrean panjang, namun untuk mencari makan pun susah.
‘’Semoga Bengkalis segera dibangun jembatan, sesuai janji Pak Gubri. Jadi kalau dah ada jembatan, alamak lah kami balek kampung tidak akhir pekan,’’ ucapnya.(ksm)