BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Guna mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak khususnya sapi, Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Bengkalis menargetkan pemberian 3.000 dosis vaksin.
Dalam pelaksanaannya, Dinas TPHP Bengkalis juga menggandeng TNI dan Polri untuk turut mengawasi pergerakan sapi lokal dari daerah lain yang berisiko tertular PMK.
Kepala Bagian Operasi (Kabag Ops) Polres Bengkalis Kompol Nurman mengatkan, pihaknya sangat mendukung pelaksanaan vaksinasi dan pencegahan masuknya sapi dari luar daerah yang berpotensi membawa penyakit.
Nurman juga mengharapkan, agar pengawasan terhadap pergerakan hewan dilakukan lebih ketat dengan melibatkan Karantina Hewan dan Tumbuhan. Hal ini bertujuan untuk memantau hewan yang masuk maupun keluar dari Kabupaten Bengkalis.
“Kami sarankan agar dalam hal pengawasan dilibatkan juga dari Karantina untuk mengawasi hewan yang masuk dan keluar dari Bengkalis,” ucapnya.
Selain itu, kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan di seluruh kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bengkalis, dengan melibatkan petugas Bhabinkamtibmas yang turut mendampingi pelaksanaan vaksinasi di lapangan.
Sedangkan Pasi Ter Kodim 0303/Bengkalis Letnan Satu (Lettu) INF Erli juga memberikan dukungan, terhadap program ini. TNI selalu mendukung program pemerintah dalam menangani penyebaran PMK.
“Kami berharap dengan adanya vaksinasi ini, masyarakat di Pulau Bengkalis, khususnya peternak sapi, dapat terbebas dari penyakit PMK dan tidak terjadi komplikasi seperti yang terjadi di Pulau Jawa,” jelas Lettu Erli.
Sedangkan sampai tanggal 19 Februari 2025, pekan lalu sudah realisasi vaksinasi telah mencapai 39,6 persen atau 317 dosis untuk 317 ekor sapi dari total 800 dosis yang dialokasikan dalam periode pertama.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Suhairi menyebutkan, vaksinasi PMK saat ini difokuskan di beberapa kecamatan, termasuk Bengkalis, Bukit Batu, Mandau, Pinggir, dan Bandar Laksamana. Sementara itu, Kecamatan Bantan dijadwalkan menerima vaksinasi minggu depan.
“Kami berharap vaksinasi tahap pertama yang berlangsung dari 13 hingga 28 Februari bisa mencapai 100 persen. Ini bagian dari upaya kita untuk mencegah penyebaran PMK,” ujar Suhairi.
Ia menyebutkan, target 3.000 dosis vaksinasi PMK pada tahun 2025, sat ini baru mencapai 800 dosis yang disediakan dalam tahap pertama. Sisanya akan dilakukan dalam periode berikutnya setelah mempertimbangkan area yang berisiko tinggi terhadap penyebaran penyakit.(ksm)