PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Penjabat Wali Kota Pekanbaru Risnandar Mahiwa mendampingi rombongan Komisi X DPR RI ke SMP Negeri 15 Pekanbaru di Kelurahan Lembah Sari, Kecamatan Rumbai Timur, Kamis (28/11).
Dalam kunjungan kerja (kunker) tersebut, Komisi X menyoroti kasus perundungan anak atau bullying terhadap salah seorang pelajar di SMP tersebut.
Pj Wako mengungkapkan, anggota Komisi X ingin mengetahui permasalahan sebenarnya terjadi terhadap anak tersebut. Selain itu, kunker juga meninjau pelaksanaan makan siang gratis bergizi di sekolah tersebut.
”Mereka (Komisi X DPR RI, red) mengecek kebenaran informasi tentang adanya kekerasan terhadap anak didik,” kata Pj Wako, kemarin.
Namun, disebutkan Pj Wako, permasalahan kekerasan pada anak tersebut telah diselesaikan secara kekeluargaan beberapa waktu lalu. Kedua belah pihak tidak ada lagi masalah dan telah berdamai.
”Kami mengucapkan terima kasih kepada Komisi X DPR atas kepercayaan dan perhatian mereka dengan melakukan kunjungan kerja ke Pekanbaru. Kami menghargai kepedulian mereka terhadap isu kekerasan di sekolah,” terang Pj Wako.
Anggota Komisi X DPR RI Karmila Sari menyampaikan tanggapan terkait berbagai persepsi yang muncul seiring dengan viralnya kasus di SMP Negeri 15 Pekanbaru. Setelah melakukan diskusi dan meninjau langsung bersama Pj Walikota Risnandar Mahiwa serta rekan-rekannya, ia menegaskan bahwa permasalahan tersebut hanya merupakan kesalahpahaman.
”Kami sudah berdiskusi dan menanyakan langsung ke pihak sekolah bersama Pj Wali Kota. Ternyata, ini hanya salah persepsi. Tidak hanya mengenai kondisi ini, tetapi juga langkah preventif apa yang harus kita lakukan agar kasus serupa tidak terulang dan menjadi viral kembali,” ujar Karmila usai meninjau SMP Negeri 15 Pekanbaru.
Ia menekankan pentingnya perhatian bersama, tidak hanya dari Komisi X, tetapi juga dari semua pihak terkait. Menurutnya, persepsi yang beredar di media sosial sering kali menyebabkan kegelisahan yang tidak perlu. Karena kasus sebenarnya tidak separah yang dibayangkan di SMP Negeri 15 ini.
”Anak-anak didik saat ini berada dalam kondisi yang sangat dipengaruhi oleh persepsi, termasuk viralnya di media sosial. Padahal, kasusnya tidak terlalu serius. Kita perlu membiasakan diri untuk mengkondisikan langkah preventif agar kejadian serupa sangat minim terjadi,” jelasnya.
Karmila juga mengangkat isu kriminalisasi guru yang akhir-akhir ini sering menjadi sorotan. Ia mengingatkan bahwa guru juga perlu dilindungi. Rencana ke depan adalah untuk menyusun usulan perlindungan bagi guru yang akan dibahas oleh Badan Legislasi dan Komisi X.
”Kita harus melihat track record dan karakter anak didik dalam menangani kasus. Orang tua juga perlu memberikan contoh yang baik. Guru dan orang tua harus saling mendukung agar sistem pendidikan dapat menghasilkan generasi yang berkualitas,” paparnya.
Karmila mengajak semua pihak untuk belajar dari permasalahan yang ada dan mencari solusi bersama. Agar, tercipta lingkungan pendidikan yang kondusif dan mendukung perkembangan anak-anak.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Pekanbaru, Abdul Jamal yang didampingi Kabid SMP Irpan Maidelis mengatakan untuk pelaksanaan simulasi makan bergizi yang dilaksanakan di SMPN 15 tersebut berjalan lancar.
”Masih simulasi juga, antusias sekali warga sekolah baik siswa orang tua dan guru. Tadi ada ratusan anak yang mendapatkan paket makan gratis. Sekalian tadi bersama rombongan DPR RI ke sekolah,” tutupnya.(ilo)