- Advertisement -
TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO) – Jelang perayaan HUT ke-79 RI di Tembilahan, Indragiri Hilir (Inhil) pedagang bendera merah putih yang sifatnya musiman mulai bermunculan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah titik pedangan bendera merah putih dan aksesoris kemerdekaan RI yakni di Jalan Baharuddin Yusuf, Jenderal Sudirman dan Jalan M Boya Tembilahan.
- Advertisement -
Pada umumnya, mereka datang secara berkelompok dan menetap di satu daerah untuk berjualan bendera merah putih dan aksesoris hingga hari Kemerdekaan RI, yakni 17 Agustus 2024 mendatang.
Sebagaimana diakui Tarmizi, salah satu pedangang bendera merah putih yang mengaku berasal dari Kota Pekanbaru, telah berjualan sejak 2003 silam. Namun dengan tempat tujuan yang berbeda-beda.
“Tahun ini kebetulan kita berjualan di Tembilahan,” katanya, kemarin.
- Advertisement -
Banyak suka duka dan pengalaman yang dia dapat dari berjualan bendera tersebut. Salah satunya, naik turunnya omzet. Hal demikian sudah lumrah terjadi di dalam dunia jual beli.
“Dalam beberapa tahun belakangan ini sepi. Terutama sejak Covid-19 pada 2020 lalu,”terangnya.
Jika dikalkulasi secara angka, omzet yang dia dapat per hari rata-rata Rp1 juta rupiah. Dia berharap omzet bisa mencapai 2 kali lipat dari angkat tersebut.
“Yang enak itu diangka Rp2 juta dan bisa kami setor lagi ke grosir,” tutup Tarmizi.(ind)
TEMBILAHAN (RIAUPOS.CO) – Jelang perayaan HUT ke-79 RI di Tembilahan, Indragiri Hilir (Inhil) pedagang bendera merah putih yang sifatnya musiman mulai bermunculan.
Berdasarkan pantauan di lapangan, sejumlah titik pedangan bendera merah putih dan aksesoris kemerdekaan RI yakni di Jalan Baharuddin Yusuf, Jenderal Sudirman dan Jalan M Boya Tembilahan.
- Advertisement -
Pada umumnya, mereka datang secara berkelompok dan menetap di satu daerah untuk berjualan bendera merah putih dan aksesoris hingga hari Kemerdekaan RI, yakni 17 Agustus 2024 mendatang.
Sebagaimana diakui Tarmizi, salah satu pedangang bendera merah putih yang mengaku berasal dari Kota Pekanbaru, telah berjualan sejak 2003 silam. Namun dengan tempat tujuan yang berbeda-beda.
- Advertisement -
“Tahun ini kebetulan kita berjualan di Tembilahan,” katanya, kemarin.
Banyak suka duka dan pengalaman yang dia dapat dari berjualan bendera tersebut. Salah satunya, naik turunnya omzet. Hal demikian sudah lumrah terjadi di dalam dunia jual beli.
“Dalam beberapa tahun belakangan ini sepi. Terutama sejak Covid-19 pada 2020 lalu,”terangnya.
Jika dikalkulasi secara angka, omzet yang dia dapat per hari rata-rata Rp1 juta rupiah. Dia berharap omzet bisa mencapai 2 kali lipat dari angkat tersebut.
“Yang enak itu diangka Rp2 juta dan bisa kami setor lagi ke grosir,” tutup Tarmizi.(ind)