Rabu, 9 April 2025

Festival Kebudayaan Lubuk Larang Gunung Malelo Dibuka

BANGKINANG (RIAUPOS.CO)- Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar secara resmi membuka Festival Kebudayaan Rantau Larangan Kenegerian Parit Nan Tinggi Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (20/7).

Pada pembukaan hari pertama tersebut, panitia hanya membuka untuk kegiatan menangkap ikan khusus memancing. Dengan demikian, untuk spot pertama dilakukan pembukaan Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar bersama Kadis Pariwisata Zamhur, Camat Koto Kampar Hulu dan para ninik mamak.

Ahmad Yuzar menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan panitia yang sudah menjaga lubuok larangan ini selama lebih kurang dua tahun untuk tidak menangkap ikan di dalamnya.

“Hari ini, kita mulai menikmati atau menangkap ikan secara bersama selama dua hari ke depan. Walaupun hari ini kita menangkap ikan hanya dengan cara menggunakan kail atau pancingan,” jelasnya.

Baca Juga:  Empat Kabupaten di Riau Terdampak Banjir

Sepertinya masyarakat setempat dan peserta dari luar terlihat antusias mengikutinya.

Terlihat ini memang momen yang ditunggu-tunggu para pecinta mancing mania di Kabupaten Kampar.

Ahmad Yuzar berharap, semoga festival kebudayaan dan tradisi mancokau ikan ini bisa terus dikembangkan dan diikuti juga daerah lain. Berharap agar festival ini ke depan masuk ke dalam kalender pariwisata Kampar bahkan Provinsi Riau.

“Karena kegiatan ini selain menjadi iven kebudayan, ini juga salah satu cara untuk menjaga dan mengelola lingkungan agar tetap lestari dan alami. Karena selama ini, banyak masyarakat menangkap ikan dengan cara menuba/meracun dan menyetrum,” jelasnya.

Sekda menambahkan, melalui cara membentuk lubuok larangan yang dijaga oleh seluruh masyarakat, mulai dari kecamatan, kepala desa serta ninik mamak dan tokoh masyarakat.

Baca Juga:  BPC Perhumas Pekanbaru Rancang Program dan Perkuat Sinergisitas

“Ini sudah menjadi komitmen kita bersama menjaga ikan dan sungai.  Sehingga tidak ada lagi masyarakat menangkap ikan dengan cara yang kurang baik untuk kelestarian sungai dan ikan demi anak cucu kita ke depan,” harapnya.

Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap menyampaikan,  ini adalah momen setelah dua tahun lebih ditunggu masyarakat. “Karena setelah dua tahun, masyarakat harus menahan atau menunggu menangkap untuk menikmati ikan di aliran lubuok larangan terpanjang di Kampar ini lebih kurang 3 Km,” ujarnya.

Camat menyebutkan, untuk hari pertama ini diperkirakan akan diikuti lebih kurang 300 pemancing, baik peserta dari tempatan maupun peserta dari luar Gunung Malelo. “Bagi seluruh peserta , bagi peserta yang berhasil mendapat ikan terbesar, peserta tersebut akan diberikan hadiah sebesar Rp500 ribu,” jelas camat.(kom)

BANGKINANG (RIAUPOS.CO)- Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar secara resmi membuka Festival Kebudayaan Rantau Larangan Kenegerian Parit Nan Tinggi Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (20/7).

Pada pembukaan hari pertama tersebut, panitia hanya membuka untuk kegiatan menangkap ikan khusus memancing. Dengan demikian, untuk spot pertama dilakukan pembukaan Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar bersama Kadis Pariwisata Zamhur, Camat Koto Kampar Hulu dan para ninik mamak.

Ahmad Yuzar menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan panitia yang sudah menjaga lubuok larangan ini selama lebih kurang dua tahun untuk tidak menangkap ikan di dalamnya.

“Hari ini, kita mulai menikmati atau menangkap ikan secara bersama selama dua hari ke depan. Walaupun hari ini kita menangkap ikan hanya dengan cara menggunakan kail atau pancingan,” jelasnya.

Baca Juga:  Santri yang Positif di Inhil Pulang dari Jawa

Sepertinya masyarakat setempat dan peserta dari luar terlihat antusias mengikutinya.

Terlihat ini memang momen yang ditunggu-tunggu para pecinta mancing mania di Kabupaten Kampar.

Ahmad Yuzar berharap, semoga festival kebudayaan dan tradisi mancokau ikan ini bisa terus dikembangkan dan diikuti juga daerah lain. Berharap agar festival ini ke depan masuk ke dalam kalender pariwisata Kampar bahkan Provinsi Riau.

“Karena kegiatan ini selain menjadi iven kebudayan, ini juga salah satu cara untuk menjaga dan mengelola lingkungan agar tetap lestari dan alami. Karena selama ini, banyak masyarakat menangkap ikan dengan cara menuba/meracun dan menyetrum,” jelasnya.

Sekda menambahkan, melalui cara membentuk lubuok larangan yang dijaga oleh seluruh masyarakat, mulai dari kecamatan, kepala desa serta ninik mamak dan tokoh masyarakat.

Baca Juga:  Disperindagkop dan UKM Gelar Operasi Pasar

“Ini sudah menjadi komitmen kita bersama menjaga ikan dan sungai.  Sehingga tidak ada lagi masyarakat menangkap ikan dengan cara yang kurang baik untuk kelestarian sungai dan ikan demi anak cucu kita ke depan,” harapnya.

Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap menyampaikan,  ini adalah momen setelah dua tahun lebih ditunggu masyarakat. “Karena setelah dua tahun, masyarakat harus menahan atau menunggu menangkap untuk menikmati ikan di aliran lubuok larangan terpanjang di Kampar ini lebih kurang 3 Km,” ujarnya.

Camat menyebutkan, untuk hari pertama ini diperkirakan akan diikuti lebih kurang 300 pemancing, baik peserta dari tempatan maupun peserta dari luar Gunung Malelo. “Bagi seluruh peserta , bagi peserta yang berhasil mendapat ikan terbesar, peserta tersebut akan diberikan hadiah sebesar Rp500 ribu,” jelas camat.(kom)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Festival Kebudayaan Lubuk Larang Gunung Malelo Dibuka

BANGKINANG (RIAUPOS.CO)- Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar secara resmi membuka Festival Kebudayaan Rantau Larangan Kenegerian Parit Nan Tinggi Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (20/7).

Pada pembukaan hari pertama tersebut, panitia hanya membuka untuk kegiatan menangkap ikan khusus memancing. Dengan demikian, untuk spot pertama dilakukan pembukaan Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar bersama Kadis Pariwisata Zamhur, Camat Koto Kampar Hulu dan para ninik mamak.

Ahmad Yuzar menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan panitia yang sudah menjaga lubuok larangan ini selama lebih kurang dua tahun untuk tidak menangkap ikan di dalamnya.

“Hari ini, kita mulai menikmati atau menangkap ikan secara bersama selama dua hari ke depan. Walaupun hari ini kita menangkap ikan hanya dengan cara menggunakan kail atau pancingan,” jelasnya.

Baca Juga:  Ghayo Onam, Warga Diimbau Menggunakan Roda Dua

Sepertinya masyarakat setempat dan peserta dari luar terlihat antusias mengikutinya.

Terlihat ini memang momen yang ditunggu-tunggu para pecinta mancing mania di Kabupaten Kampar.

Ahmad Yuzar berharap, semoga festival kebudayaan dan tradisi mancokau ikan ini bisa terus dikembangkan dan diikuti juga daerah lain. Berharap agar festival ini ke depan masuk ke dalam kalender pariwisata Kampar bahkan Provinsi Riau.

“Karena kegiatan ini selain menjadi iven kebudayan, ini juga salah satu cara untuk menjaga dan mengelola lingkungan agar tetap lestari dan alami. Karena selama ini, banyak masyarakat menangkap ikan dengan cara menuba/meracun dan menyetrum,” jelasnya.

Sekda menambahkan, melalui cara membentuk lubuok larangan yang dijaga oleh seluruh masyarakat, mulai dari kecamatan, kepala desa serta ninik mamak dan tokoh masyarakat.

Baca Juga:  Brigjen Kenedy: Sudah Selayaknya BNNP Riau punya Kantor Baru

“Ini sudah menjadi komitmen kita bersama menjaga ikan dan sungai.  Sehingga tidak ada lagi masyarakat menangkap ikan dengan cara yang kurang baik untuk kelestarian sungai dan ikan demi anak cucu kita ke depan,” harapnya.

Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap menyampaikan,  ini adalah momen setelah dua tahun lebih ditunggu masyarakat. “Karena setelah dua tahun, masyarakat harus menahan atau menunggu menangkap untuk menikmati ikan di aliran lubuok larangan terpanjang di Kampar ini lebih kurang 3 Km,” ujarnya.

Camat menyebutkan, untuk hari pertama ini diperkirakan akan diikuti lebih kurang 300 pemancing, baik peserta dari tempatan maupun peserta dari luar Gunung Malelo. “Bagi seluruh peserta , bagi peserta yang berhasil mendapat ikan terbesar, peserta tersebut akan diberikan hadiah sebesar Rp500 ribu,” jelas camat.(kom)

BANGKINANG (RIAUPOS.CO)- Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar secara resmi membuka Festival Kebudayaan Rantau Larangan Kenegerian Parit Nan Tinggi Desa Gunung Malelo, Kecamatan Koto Kampar Hulu, Kabupaten Kampar, Sabtu (20/7).

Pada pembukaan hari pertama tersebut, panitia hanya membuka untuk kegiatan menangkap ikan khusus memancing. Dengan demikian, untuk spot pertama dilakukan pembukaan Pj Sekda Kampar Ahmad Yuzar bersama Kadis Pariwisata Zamhur, Camat Koto Kampar Hulu dan para ninik mamak.

Ahmad Yuzar menyampaikan apresiasi kepada masyarakat dan panitia yang sudah menjaga lubuok larangan ini selama lebih kurang dua tahun untuk tidak menangkap ikan di dalamnya.

“Hari ini, kita mulai menikmati atau menangkap ikan secara bersama selama dua hari ke depan. Walaupun hari ini kita menangkap ikan hanya dengan cara menggunakan kail atau pancingan,” jelasnya.

Baca Juga:  16 Kecamatan Terdampak Banjir, Kampar Terima Rp250 Juta dari BNBP

Sepertinya masyarakat setempat dan peserta dari luar terlihat antusias mengikutinya.

Terlihat ini memang momen yang ditunggu-tunggu para pecinta mancing mania di Kabupaten Kampar.

Ahmad Yuzar berharap, semoga festival kebudayaan dan tradisi mancokau ikan ini bisa terus dikembangkan dan diikuti juga daerah lain. Berharap agar festival ini ke depan masuk ke dalam kalender pariwisata Kampar bahkan Provinsi Riau.

“Karena kegiatan ini selain menjadi iven kebudayan, ini juga salah satu cara untuk menjaga dan mengelola lingkungan agar tetap lestari dan alami. Karena selama ini, banyak masyarakat menangkap ikan dengan cara menuba/meracun dan menyetrum,” jelasnya.

Sekda menambahkan, melalui cara membentuk lubuok larangan yang dijaga oleh seluruh masyarakat, mulai dari kecamatan, kepala desa serta ninik mamak dan tokoh masyarakat.

Baca Juga:  Bayi Gajah Terpisah di Kampar

“Ini sudah menjadi komitmen kita bersama menjaga ikan dan sungai.  Sehingga tidak ada lagi masyarakat menangkap ikan dengan cara yang kurang baik untuk kelestarian sungai dan ikan demi anak cucu kita ke depan,” harapnya.

Camat Koto Kampar Hulu Ahmad Begap menyampaikan,  ini adalah momen setelah dua tahun lebih ditunggu masyarakat. “Karena setelah dua tahun, masyarakat harus menahan atau menunggu menangkap untuk menikmati ikan di aliran lubuok larangan terpanjang di Kampar ini lebih kurang 3 Km,” ujarnya.

Camat menyebutkan, untuk hari pertama ini diperkirakan akan diikuti lebih kurang 300 pemancing, baik peserta dari tempatan maupun peserta dari luar Gunung Malelo. “Bagi seluruh peserta , bagi peserta yang berhasil mendapat ikan terbesar, peserta tersebut akan diberikan hadiah sebesar Rp500 ribu,” jelas camat.(kom)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari