Jumat, 25 April 2025
spot_img

Jalan Provinsi Sontang- Duri Lumpuh Total

Empat Kabupaten di Riau Terdampak Banjir

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan yang turun dalam satu pekan terakhir membuat beberapa daerah di Riau dilanda banjir. Setidaknya empat kabupaten, Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuansing, dan Pelalawan terdampak banjir.

Di Rokan Hulu, sungai-sungai besar meluap akibat hujan yang turun selama beberapa hari. Tak hanya merendam desa-desa di sepanjang aliran Sungai Rokan, banjir juga membuat jalan terputus. Akses jalan provinsi Sontang menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis lumpuh total, Ahad (2/3). Ratusan rumah penduduk di Kecamatan Bonai Darussalam juga tergenang banjir.

Pihak kepolisian meminta masyarakat atau pengendara kendaraan bermotor untuk mencari jalan alternatif. Tidak memaksakan diri melewati genangan banjir. Pantau di lapangan, beberapa desa mengalami genangan cukup tinggi. Terutama di Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal. Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH kepada Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, Desa Sontang menjadi wilayah dengan dampak terbesar. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 50 cm hingga 1 meter, mengakibatkan akses jalan lumpuh total. ‘’Jalan provinsi Simpang Kumu-Kepenuhan-Sontang batas Duri di KM 267/268 dan KM 248/249, serta beberapa ruas jalan lainnya tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan akses menuju Desa Sontang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu,’’ tegasnya.

Selain faktor curah hujan, jelas Iptu Romi, penyebab utama banjir ini adalah penyempitan serta pendangkalan Sungai Rokan, ditambah adanya tanggul-tanggul perusahaan di sekitar wilayah aliran air yang menghambat aliran air ke hilir.

‘’Kita mengingatkan masyarakat yang berada di daerah rawan banjir agar tetap waspada dan selalu berhati-hati. Dengan tetap menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta tidak memaksakan melintasi jalan yang tergenang air tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Rohul April Liyadi SE MSi saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3, malam, segera melakukan penyaluranan bantuan bahan sembako untuk dapur umum bagi warga terdampak banjir di Desa Sontang Kecamatan, Bonai Darussalam.

Banjir Kiriman

Banjir dari luapan 3 air sungai besar yang sebelumnya merendam ribuan rumah penduduk di 10 kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah surut. Kini giliran banjir kiriman dari luapan air Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri itu, sejak Sabtu (1/3) hingga Ahad (2/3) petang lalu, merendam sejumlah titik ruas jalan provinsi Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Kalaksa BPBD Rohul H Ridarmanto SIp MIp melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Boy Arta SIP saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, dari pemantauan debit air sungai besar dan banjir yang terjadi di Kabupaten Rohul, saat ini kecamatan yang terdampak dari banjir kiriman luapan air sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri beberapa hari lalu yakni Kecamatan Bonai Darussalam.

Berdasarkan data sementara banjir di Kecamatan Bonai Darussalam yang diterima BPBD Rohul, terdapat 610 rumah warga terdampak yakni Desa Sontang terdiri Dusun 1 Harapan sebanyak 107 KK, Dusun II Delapan Tali 209 KK, Dusun III Titian Gading 294 KK.

Tak hanya ratusan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi, namun fasilitas umum seperti Masjid Desa Sontang ikut terendam banjir. ‘’Penyebab banjir, tingginya curah hujan di bagian hulu sungai dan mengakibatkan meluapnya air sungai Batang Lubuh atau Sungai Rokan Kanan sehingga air memasuki pemukiman rumah warga. BPBD Rohul melakukan upaya dengan mendirikan satu unit tenda ungsi untuk masyarakat yang rumahnya terdampak banjir,’’ jelasnya.

Boy menjelaskan, dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, pihak BPBD Rohul melibatkan Polri, TNI, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat untuk bekerja sama memberikan pelayanan dan bantuan evakuasi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Desa Buluh Cina Terdampak Banjir

Warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar terdampak banjir sejak Jumat (28/2) karena dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.

Baca Juga:  Usaha Tambang Galian C Dikenakan Pajak MBLB

Kepala Desa Buluh Cina Zarianto menjelaskan, warga Desa Buluh Cina terdampak banjir sejak dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang pada Jumat (28/2/2025). Karena air sudah memasuki rumah, dan warga terpaksa makan sahur dalam kondisi banjir.

‘’Sekarang warga, berbuka puasa dan makan sahur di tengah rumah yang dilanda banjir. Warga memilih bertahan di rumah dengan membuat panggung di dalam rumahnya masing-masing,’’ jelas Azrianto, Ahad (2/3).

Ditambahkannya, saat ini dia masih mendata berapa warga yang terdampak banjir. Warga mengharapkan bantuan. Apalagi banjir melanda Desa Buluh Cina saat bulan Ramadan ini.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya sejak Sabtu (1/3). Sekitar 208 unit rumah warga terendam banjir. ‘’Banjir juga melanda masjid dan Stadion Bola Pulau Payung,’’ jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara. Sekitar 132 unit rumah warga yang terdampak banjir. Ketinggian air berkisaran lebih kurang 30cm sampai 50 bm.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Sebanyak 95 unit rumah terdampak banjir dan ketinggian air berkisaran lebih kurang 30 cm sampai 50 Cm.

Mulai Terasa di Pelalawan

Pembukaan pintu pelimpahan atau spillway gate waduk PLTA Koto Panjang di Kampar telah dibuka secara besar-besaran secara bertahap hingga 5 pintu setinggi 170 Centimeter secara besar-besaran beberapa hari lalu, telah mulai berdampak menyebabkan debit air sungai Kampar meluap.

Alhasil, sejumlah di daerah yang berada di bantaran Sungai Kampar, khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Langgam, mulai dilanda banjir. Meski banjir belum merendam rumah warga, namun air dengan ketinggian bervariasi yakni 10 hingga 45 centimeter, telah merendam badan jalan.

Namun demikian, banjir yang merendam akses jalan darat di dua kecamatan ini, sebagian besar masih dapat dilintasi alat transportasi darat yakni kendaraan bermotor. Hanya saja, banjir ini tentunya memberikan dampak yang mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat.

Meski tidak sampai merendam rumah warga, namun banjir ini telah menggangu kelancaran akses jalan darat masyarakat setempat.

Diungkapkan mantan Kapolsek Ukui Polres Pelalawan ini bahwa, berdasarkan pengecekan dan pantauan yang dilakukan pihaknya di lapangan, kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ini bervariasi. Yakni 10 centimeter hingga 40 centimeter.

Dimana kondisi ketinggian air yang paling parah berada di Desa Rantau Baru kecamatan Pangkalan Kerinci yang tepat berada di tepi Sungai Kampar. Dimana banjir ini telah memutus akses transportasi darat di Desa tersebut dengan ketinggian air 45 centimeter. Alhasil, masyarakat harus menggunakan sampan atau pompong dari pemukiman mereka untuk menuju Jalan Koridor PT RAPP.

“Dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi, karena rumah masyarakat belum terdampak. Kita terus mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana banjir,” paparnya.

Selain Desa Rantau Baru, sambung mantan Kasat Lantas Polres Inhil ini, banjir juga telah merendam badan jalan Desa Kuala Terusan. Namun demikian, di lokasi ini, wilayah pemukiman warga dan akses jalan di dalam desa masih aman serta tidak ada yang tergenang air.

Dikatakan Tatit bahwa, banjir juga mulai merendam akses badan jalan di Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota dengan ketinggian air mencapai 10 cm. Tepatnya di Jalan Sultan Syarif Hasyom menuju kantor Bupati Pelalawan.

Namun aktivitas masyarakat masih normal, belum ada pekarangan warga yang terendam, dan akses transportasi tetap lancar. “Begitu juga dengan kenaikan air setinggi 30 Cm di wilayah Kualo. Demikian juga dengan kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) tepatnya di Kilometer 73, mulai terendam air dengan ketinggian 10 cm,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Kapolsek Pangkalan Kerinci, pihaknya terus mengimbau agar warga yang berada disekitar bantaran Sungai Kampar, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir, dampak pembukaan pintu PLTA Koto Kampar ini.

Baca Juga:  Satgas DLHK Gelar Patroli Sampah

“Kalau prediksi kita, puncak dari dampak pembukaan pintu PLTA ini diperkirakan akan terjadi antara hari Selasa atau Rabu mendatang. Jadi, kita imbau warga di sekitar bantara sungai Kampar tetap terus waspada terhadap ancaman banjir ini,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolsek Langgam, Ipda Jery Paulus Sinaga mengatakan bahwa, dampak pembukaan pintu PLTA tersebut, telah menyebabkan sejumlah akses badan jalan di Kecamatan Langgam mulai tergenang air.

“Namun demikian, sejauh ini, genangan air belum memberikan dampak signifikan. Pasalnya, akses jalan masih dapat dilintasi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua,” sebut.

Ditambahkan Jerry bahwa, adapun sejumlah jalan di Kecamatan Langgam yang mulai tergenang banjir yakni Jalan yang menghubungkan Kelurahan Langgam ke Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang, ketinggian Debit Air mencapai 20-35 cm dengan panjang 650 meter.

“Kemudian, Jalan penghubung dari Kelurahan Langgam menuju Kecamatan Pangkakan Kerinci yang melewati Jalan Koridor RAPP dengan ketinggian debit air mencapai 15-30 Cm dengan panjang 450 meter. Dan terakhir di Dusun Muaro Sako Kelurahan Langgam dengan ketinggian debit air mencapai 25-40 dengan panjang 700 M,” bebernya.

Dikatakannya bahwa, akibat dampak pembukaan pintu PLTA itu, permukaan Sungai Kampar mengalami kenaikan pada Ahad (2/3) ini mencapai 20 cm. Sehingga saat ini ketinggian debit air sungai Kampar berada diangka 3,00 meter.

Lakukan Peninjauan

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Dr H Suhardiman Amby MM, Ahad (2/3) sampai ke kampung halaman Kuansing. Melihat Kabupaten Kuansing yang masih dilanda banjir, tanpa membuang-buang waktu, Suhardiman Amby langsung tancap gas. Bersama anggota DPRD Kuansing Hengky Prima Hidayat melakukan peninjauan bencana banjir dengan mengarungi aliran Sungai Kuantan menggunakan speedboat.

Meski banjir luapan Sungai Kuantan sudah surut, Suhardiman Amby mengatakan, dirinya ingin melihat dari dekat kondisi masyarakat yang terdampak banjir. “Walaupun kondisi air sungai Kuantan mulai surut, tapi saya ingin lihat secara langsung sehingga bisa memetakan tindakan lebih lanjut di lapangan,” ujar Suhardiman Amby.

Sementara dari pantauan Riau Pos dari Tepian Narosa Teluk Kuantan, debit air sungai Kuantan jauh surut. Bahkan hari ini terlihat lebih kurang tiga meter. Tangga batu Tepian Narosa terlihat hampir normal. Begitu juga dengan kondisi Seberang Taluk, sudah terlihat rerumputan tanah tebing.

Di wilayah Kuantan Mudik, menurut Plt Camat Kuantan Mudik, air sudah normal. Tak ada lagi rumah warga yang terkena banjir. Kondisi itu sudah terlihat pada Sabtu sore kemarin. Di wilayah Kecamatan Inuman, air sungai Kuantan pun sudah surut. “Air sungai Kuantan sudah surut,” kata Camat Inuman Zamri.

Akses jalan yang kemaren terendam, hari ini sudah bisa dilewati. Begitu pula dengan fasilitas umum seperti masjid, musala, kantor desa, MDA sudah jauh berkurang dari banjir. Tinggal sisa lumpur yang terlihat di halaman warga dan beberapa desa yang masih terendam, ketinggian air tumit hingga betis orang desa. Terutama yang berada dekat dengan sungai Kuantan. Hingga dua hari dilanda banjir luapan sungai Kuantan, masyarakat memilih bertahan di rumahnya dan tidak ada yang dievakuasi.

Begitu pula dengan Cerenti. Menurut Camat Cerenti Erialis, kondisi Ahad tidak jauh berbeda dengan kondisi Sabtu kemarin. Hanya sebagian kecil air luapan Sungai Kuantan yang menggenangi perkarangan rumah warga. Terutama mereka yang tinggal di Desa Teluk Pauh, Sikakak bagian hilir, dan Desa Pulau Jambu daerah penyebrangan, Desa Pulau Bayur yang rumahnya berdekatan lansung dengan pinggiran sungai.

Baik Camat Inuman Zamri maupun Camat Cerenti Erialis tetap meminta warganya berhati-hati cuaca yang saat ini curah hujan cukup tinggi. Terutama masyarakat yang berada di daerah aliran sungai Kuatan dan mengurangi aktivitas di sungai Kuantan.

“Sekarang ini, air sudah jauh surut. Karena intensitas hujan yang menurun. Tetapi warga tetap berhati-hati, sebab cuaca masih berubah-ubah,” kata Erialis.(epp/kom/dac/amn/ose)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan yang turun dalam satu pekan terakhir membuat beberapa daerah di Riau dilanda banjir. Setidaknya empat kabupaten, Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuansing, dan Pelalawan terdampak banjir.

Di Rokan Hulu, sungai-sungai besar meluap akibat hujan yang turun selama beberapa hari. Tak hanya merendam desa-desa di sepanjang aliran Sungai Rokan, banjir juga membuat jalan terputus. Akses jalan provinsi Sontang menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis lumpuh total, Ahad (2/3). Ratusan rumah penduduk di Kecamatan Bonai Darussalam juga tergenang banjir.

Pihak kepolisian meminta masyarakat atau pengendara kendaraan bermotor untuk mencari jalan alternatif. Tidak memaksakan diri melewati genangan banjir. Pantau di lapangan, beberapa desa mengalami genangan cukup tinggi. Terutama di Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal. Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH kepada Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, Desa Sontang menjadi wilayah dengan dampak terbesar. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 50 cm hingga 1 meter, mengakibatkan akses jalan lumpuh total. ‘’Jalan provinsi Simpang Kumu-Kepenuhan-Sontang batas Duri di KM 267/268 dan KM 248/249, serta beberapa ruas jalan lainnya tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan akses menuju Desa Sontang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu,’’ tegasnya.

Selain faktor curah hujan, jelas Iptu Romi, penyebab utama banjir ini adalah penyempitan serta pendangkalan Sungai Rokan, ditambah adanya tanggul-tanggul perusahaan di sekitar wilayah aliran air yang menghambat aliran air ke hilir.

‘’Kita mengingatkan masyarakat yang berada di daerah rawan banjir agar tetap waspada dan selalu berhati-hati. Dengan tetap menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta tidak memaksakan melintasi jalan yang tergenang air tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Rohul April Liyadi SE MSi saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3, malam, segera melakukan penyaluranan bantuan bahan sembako untuk dapur umum bagi warga terdampak banjir di Desa Sontang Kecamatan, Bonai Darussalam.

Banjir Kiriman

Banjir dari luapan 3 air sungai besar yang sebelumnya merendam ribuan rumah penduduk di 10 kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah surut. Kini giliran banjir kiriman dari luapan air Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri itu, sejak Sabtu (1/3) hingga Ahad (2/3) petang lalu, merendam sejumlah titik ruas jalan provinsi Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Kalaksa BPBD Rohul H Ridarmanto SIp MIp melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Boy Arta SIP saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, dari pemantauan debit air sungai besar dan banjir yang terjadi di Kabupaten Rohul, saat ini kecamatan yang terdampak dari banjir kiriman luapan air sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri beberapa hari lalu yakni Kecamatan Bonai Darussalam.

Berdasarkan data sementara banjir di Kecamatan Bonai Darussalam yang diterima BPBD Rohul, terdapat 610 rumah warga terdampak yakni Desa Sontang terdiri Dusun 1 Harapan sebanyak 107 KK, Dusun II Delapan Tali 209 KK, Dusun III Titian Gading 294 KK.

Tak hanya ratusan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi, namun fasilitas umum seperti Masjid Desa Sontang ikut terendam banjir. ‘’Penyebab banjir, tingginya curah hujan di bagian hulu sungai dan mengakibatkan meluapnya air sungai Batang Lubuh atau Sungai Rokan Kanan sehingga air memasuki pemukiman rumah warga. BPBD Rohul melakukan upaya dengan mendirikan satu unit tenda ungsi untuk masyarakat yang rumahnya terdampak banjir,’’ jelasnya.

Boy menjelaskan, dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, pihak BPBD Rohul melibatkan Polri, TNI, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat untuk bekerja sama memberikan pelayanan dan bantuan evakuasi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Desa Buluh Cina Terdampak Banjir

Warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar terdampak banjir sejak Jumat (28/2) karena dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.

Baca Juga:  Ajukan Perbaikan Jalan ke Pusat 

Kepala Desa Buluh Cina Zarianto menjelaskan, warga Desa Buluh Cina terdampak banjir sejak dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang pada Jumat (28/2/2025). Karena air sudah memasuki rumah, dan warga terpaksa makan sahur dalam kondisi banjir.

‘’Sekarang warga, berbuka puasa dan makan sahur di tengah rumah yang dilanda banjir. Warga memilih bertahan di rumah dengan membuat panggung di dalam rumahnya masing-masing,’’ jelas Azrianto, Ahad (2/3).

Ditambahkannya, saat ini dia masih mendata berapa warga yang terdampak banjir. Warga mengharapkan bantuan. Apalagi banjir melanda Desa Buluh Cina saat bulan Ramadan ini.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya sejak Sabtu (1/3). Sekitar 208 unit rumah warga terendam banjir. ‘’Banjir juga melanda masjid dan Stadion Bola Pulau Payung,’’ jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara. Sekitar 132 unit rumah warga yang terdampak banjir. Ketinggian air berkisaran lebih kurang 30cm sampai 50 bm.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Sebanyak 95 unit rumah terdampak banjir dan ketinggian air berkisaran lebih kurang 30 cm sampai 50 Cm.

Mulai Terasa di Pelalawan

Pembukaan pintu pelimpahan atau spillway gate waduk PLTA Koto Panjang di Kampar telah dibuka secara besar-besaran secara bertahap hingga 5 pintu setinggi 170 Centimeter secara besar-besaran beberapa hari lalu, telah mulai berdampak menyebabkan debit air sungai Kampar meluap.

Alhasil, sejumlah di daerah yang berada di bantaran Sungai Kampar, khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Langgam, mulai dilanda banjir. Meski banjir belum merendam rumah warga, namun air dengan ketinggian bervariasi yakni 10 hingga 45 centimeter, telah merendam badan jalan.

Namun demikian, banjir yang merendam akses jalan darat di dua kecamatan ini, sebagian besar masih dapat dilintasi alat transportasi darat yakni kendaraan bermotor. Hanya saja, banjir ini tentunya memberikan dampak yang mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat.

Meski tidak sampai merendam rumah warga, namun banjir ini telah menggangu kelancaran akses jalan darat masyarakat setempat.

Diungkapkan mantan Kapolsek Ukui Polres Pelalawan ini bahwa, berdasarkan pengecekan dan pantauan yang dilakukan pihaknya di lapangan, kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ini bervariasi. Yakni 10 centimeter hingga 40 centimeter.

Dimana kondisi ketinggian air yang paling parah berada di Desa Rantau Baru kecamatan Pangkalan Kerinci yang tepat berada di tepi Sungai Kampar. Dimana banjir ini telah memutus akses transportasi darat di Desa tersebut dengan ketinggian air 45 centimeter. Alhasil, masyarakat harus menggunakan sampan atau pompong dari pemukiman mereka untuk menuju Jalan Koridor PT RAPP.

“Dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi, karena rumah masyarakat belum terdampak. Kita terus mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana banjir,” paparnya.

Selain Desa Rantau Baru, sambung mantan Kasat Lantas Polres Inhil ini, banjir juga telah merendam badan jalan Desa Kuala Terusan. Namun demikian, di lokasi ini, wilayah pemukiman warga dan akses jalan di dalam desa masih aman serta tidak ada yang tergenang air.

Dikatakan Tatit bahwa, banjir juga mulai merendam akses badan jalan di Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota dengan ketinggian air mencapai 10 cm. Tepatnya di Jalan Sultan Syarif Hasyom menuju kantor Bupati Pelalawan.

Namun aktivitas masyarakat masih normal, belum ada pekarangan warga yang terendam, dan akses transportasi tetap lancar. “Begitu juga dengan kenaikan air setinggi 30 Cm di wilayah Kualo. Demikian juga dengan kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) tepatnya di Kilometer 73, mulai terendam air dengan ketinggian 10 cm,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Kapolsek Pangkalan Kerinci, pihaknya terus mengimbau agar warga yang berada disekitar bantaran Sungai Kampar, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir, dampak pembukaan pintu PLTA Koto Kampar ini.

Baca Juga:  Air Sungai Nilo Meluap, Banjir Rendam Akses Jalan Darat Desa Lubuk Kembang Bunga

“Kalau prediksi kita, puncak dari dampak pembukaan pintu PLTA ini diperkirakan akan terjadi antara hari Selasa atau Rabu mendatang. Jadi, kita imbau warga di sekitar bantara sungai Kampar tetap terus waspada terhadap ancaman banjir ini,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolsek Langgam, Ipda Jery Paulus Sinaga mengatakan bahwa, dampak pembukaan pintu PLTA tersebut, telah menyebabkan sejumlah akses badan jalan di Kecamatan Langgam mulai tergenang air.

“Namun demikian, sejauh ini, genangan air belum memberikan dampak signifikan. Pasalnya, akses jalan masih dapat dilintasi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua,” sebut.

Ditambahkan Jerry bahwa, adapun sejumlah jalan di Kecamatan Langgam yang mulai tergenang banjir yakni Jalan yang menghubungkan Kelurahan Langgam ke Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang, ketinggian Debit Air mencapai 20-35 cm dengan panjang 650 meter.

“Kemudian, Jalan penghubung dari Kelurahan Langgam menuju Kecamatan Pangkakan Kerinci yang melewati Jalan Koridor RAPP dengan ketinggian debit air mencapai 15-30 Cm dengan panjang 450 meter. Dan terakhir di Dusun Muaro Sako Kelurahan Langgam dengan ketinggian debit air mencapai 25-40 dengan panjang 700 M,” bebernya.

Dikatakannya bahwa, akibat dampak pembukaan pintu PLTA itu, permukaan Sungai Kampar mengalami kenaikan pada Ahad (2/3) ini mencapai 20 cm. Sehingga saat ini ketinggian debit air sungai Kampar berada diangka 3,00 meter.

Lakukan Peninjauan

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Dr H Suhardiman Amby MM, Ahad (2/3) sampai ke kampung halaman Kuansing. Melihat Kabupaten Kuansing yang masih dilanda banjir, tanpa membuang-buang waktu, Suhardiman Amby langsung tancap gas. Bersama anggota DPRD Kuansing Hengky Prima Hidayat melakukan peninjauan bencana banjir dengan mengarungi aliran Sungai Kuantan menggunakan speedboat.

Meski banjir luapan Sungai Kuantan sudah surut, Suhardiman Amby mengatakan, dirinya ingin melihat dari dekat kondisi masyarakat yang terdampak banjir. “Walaupun kondisi air sungai Kuantan mulai surut, tapi saya ingin lihat secara langsung sehingga bisa memetakan tindakan lebih lanjut di lapangan,” ujar Suhardiman Amby.

Sementara dari pantauan Riau Pos dari Tepian Narosa Teluk Kuantan, debit air sungai Kuantan jauh surut. Bahkan hari ini terlihat lebih kurang tiga meter. Tangga batu Tepian Narosa terlihat hampir normal. Begitu juga dengan kondisi Seberang Taluk, sudah terlihat rerumputan tanah tebing.

Di wilayah Kuantan Mudik, menurut Plt Camat Kuantan Mudik, air sudah normal. Tak ada lagi rumah warga yang terkena banjir. Kondisi itu sudah terlihat pada Sabtu sore kemarin. Di wilayah Kecamatan Inuman, air sungai Kuantan pun sudah surut. “Air sungai Kuantan sudah surut,” kata Camat Inuman Zamri.

Akses jalan yang kemaren terendam, hari ini sudah bisa dilewati. Begitu pula dengan fasilitas umum seperti masjid, musala, kantor desa, MDA sudah jauh berkurang dari banjir. Tinggal sisa lumpur yang terlihat di halaman warga dan beberapa desa yang masih terendam, ketinggian air tumit hingga betis orang desa. Terutama yang berada dekat dengan sungai Kuantan. Hingga dua hari dilanda banjir luapan sungai Kuantan, masyarakat memilih bertahan di rumahnya dan tidak ada yang dievakuasi.

Begitu pula dengan Cerenti. Menurut Camat Cerenti Erialis, kondisi Ahad tidak jauh berbeda dengan kondisi Sabtu kemarin. Hanya sebagian kecil air luapan Sungai Kuantan yang menggenangi perkarangan rumah warga. Terutama mereka yang tinggal di Desa Teluk Pauh, Sikakak bagian hilir, dan Desa Pulau Jambu daerah penyebrangan, Desa Pulau Bayur yang rumahnya berdekatan lansung dengan pinggiran sungai.

Baik Camat Inuman Zamri maupun Camat Cerenti Erialis tetap meminta warganya berhati-hati cuaca yang saat ini curah hujan cukup tinggi. Terutama masyarakat yang berada di daerah aliran sungai Kuatan dan mengurangi aktivitas di sungai Kuantan.

“Sekarang ini, air sudah jauh surut. Karena intensitas hujan yang menurun. Tetapi warga tetap berhati-hati, sebab cuaca masih berubah-ubah,” kata Erialis.(epp/kom/dac/amn/ose)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

spot_img

Jalan Provinsi Sontang- Duri Lumpuh Total

Empat Kabupaten di Riau Terdampak Banjir

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan yang turun dalam satu pekan terakhir membuat beberapa daerah di Riau dilanda banjir. Setidaknya empat kabupaten, Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuansing, dan Pelalawan terdampak banjir.

Di Rokan Hulu, sungai-sungai besar meluap akibat hujan yang turun selama beberapa hari. Tak hanya merendam desa-desa di sepanjang aliran Sungai Rokan, banjir juga membuat jalan terputus. Akses jalan provinsi Sontang menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis lumpuh total, Ahad (2/3). Ratusan rumah penduduk di Kecamatan Bonai Darussalam juga tergenang banjir.

Pihak kepolisian meminta masyarakat atau pengendara kendaraan bermotor untuk mencari jalan alternatif. Tidak memaksakan diri melewati genangan banjir. Pantau di lapangan, beberapa desa mengalami genangan cukup tinggi. Terutama di Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal. Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH kepada Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, Desa Sontang menjadi wilayah dengan dampak terbesar. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 50 cm hingga 1 meter, mengakibatkan akses jalan lumpuh total. ‘’Jalan provinsi Simpang Kumu-Kepenuhan-Sontang batas Duri di KM 267/268 dan KM 248/249, serta beberapa ruas jalan lainnya tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan akses menuju Desa Sontang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu,’’ tegasnya.

Selain faktor curah hujan, jelas Iptu Romi, penyebab utama banjir ini adalah penyempitan serta pendangkalan Sungai Rokan, ditambah adanya tanggul-tanggul perusahaan di sekitar wilayah aliran air yang menghambat aliran air ke hilir.

‘’Kita mengingatkan masyarakat yang berada di daerah rawan banjir agar tetap waspada dan selalu berhati-hati. Dengan tetap menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta tidak memaksakan melintasi jalan yang tergenang air tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Rohul April Liyadi SE MSi saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3, malam, segera melakukan penyaluranan bantuan bahan sembako untuk dapur umum bagi warga terdampak banjir di Desa Sontang Kecamatan, Bonai Darussalam.

Banjir Kiriman

Banjir dari luapan 3 air sungai besar yang sebelumnya merendam ribuan rumah penduduk di 10 kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah surut. Kini giliran banjir kiriman dari luapan air Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri itu, sejak Sabtu (1/3) hingga Ahad (2/3) petang lalu, merendam sejumlah titik ruas jalan provinsi Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Kalaksa BPBD Rohul H Ridarmanto SIp MIp melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Boy Arta SIP saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, dari pemantauan debit air sungai besar dan banjir yang terjadi di Kabupaten Rohul, saat ini kecamatan yang terdampak dari banjir kiriman luapan air sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri beberapa hari lalu yakni Kecamatan Bonai Darussalam.

Berdasarkan data sementara banjir di Kecamatan Bonai Darussalam yang diterima BPBD Rohul, terdapat 610 rumah warga terdampak yakni Desa Sontang terdiri Dusun 1 Harapan sebanyak 107 KK, Dusun II Delapan Tali 209 KK, Dusun III Titian Gading 294 KK.

Tak hanya ratusan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi, namun fasilitas umum seperti Masjid Desa Sontang ikut terendam banjir. ‘’Penyebab banjir, tingginya curah hujan di bagian hulu sungai dan mengakibatkan meluapnya air sungai Batang Lubuh atau Sungai Rokan Kanan sehingga air memasuki pemukiman rumah warga. BPBD Rohul melakukan upaya dengan mendirikan satu unit tenda ungsi untuk masyarakat yang rumahnya terdampak banjir,’’ jelasnya.

Boy menjelaskan, dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, pihak BPBD Rohul melibatkan Polri, TNI, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat untuk bekerja sama memberikan pelayanan dan bantuan evakuasi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Desa Buluh Cina Terdampak Banjir

Warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar terdampak banjir sejak Jumat (28/2) karena dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.

Baca Juga:  134 Rumah Warga di Sungai Mandau Siak Terendam Banjir

Kepala Desa Buluh Cina Zarianto menjelaskan, warga Desa Buluh Cina terdampak banjir sejak dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang pada Jumat (28/2/2025). Karena air sudah memasuki rumah, dan warga terpaksa makan sahur dalam kondisi banjir.

‘’Sekarang warga, berbuka puasa dan makan sahur di tengah rumah yang dilanda banjir. Warga memilih bertahan di rumah dengan membuat panggung di dalam rumahnya masing-masing,’’ jelas Azrianto, Ahad (2/3).

Ditambahkannya, saat ini dia masih mendata berapa warga yang terdampak banjir. Warga mengharapkan bantuan. Apalagi banjir melanda Desa Buluh Cina saat bulan Ramadan ini.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya sejak Sabtu (1/3). Sekitar 208 unit rumah warga terendam banjir. ‘’Banjir juga melanda masjid dan Stadion Bola Pulau Payung,’’ jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara. Sekitar 132 unit rumah warga yang terdampak banjir. Ketinggian air berkisaran lebih kurang 30cm sampai 50 bm.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Sebanyak 95 unit rumah terdampak banjir dan ketinggian air berkisaran lebih kurang 30 cm sampai 50 Cm.

Mulai Terasa di Pelalawan

Pembukaan pintu pelimpahan atau spillway gate waduk PLTA Koto Panjang di Kampar telah dibuka secara besar-besaran secara bertahap hingga 5 pintu setinggi 170 Centimeter secara besar-besaran beberapa hari lalu, telah mulai berdampak menyebabkan debit air sungai Kampar meluap.

Alhasil, sejumlah di daerah yang berada di bantaran Sungai Kampar, khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Langgam, mulai dilanda banjir. Meski banjir belum merendam rumah warga, namun air dengan ketinggian bervariasi yakni 10 hingga 45 centimeter, telah merendam badan jalan.

Namun demikian, banjir yang merendam akses jalan darat di dua kecamatan ini, sebagian besar masih dapat dilintasi alat transportasi darat yakni kendaraan bermotor. Hanya saja, banjir ini tentunya memberikan dampak yang mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat.

Meski tidak sampai merendam rumah warga, namun banjir ini telah menggangu kelancaran akses jalan darat masyarakat setempat.

Diungkapkan mantan Kapolsek Ukui Polres Pelalawan ini bahwa, berdasarkan pengecekan dan pantauan yang dilakukan pihaknya di lapangan, kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ini bervariasi. Yakni 10 centimeter hingga 40 centimeter.

Dimana kondisi ketinggian air yang paling parah berada di Desa Rantau Baru kecamatan Pangkalan Kerinci yang tepat berada di tepi Sungai Kampar. Dimana banjir ini telah memutus akses transportasi darat di Desa tersebut dengan ketinggian air 45 centimeter. Alhasil, masyarakat harus menggunakan sampan atau pompong dari pemukiman mereka untuk menuju Jalan Koridor PT RAPP.

“Dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi, karena rumah masyarakat belum terdampak. Kita terus mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana banjir,” paparnya.

Selain Desa Rantau Baru, sambung mantan Kasat Lantas Polres Inhil ini, banjir juga telah merendam badan jalan Desa Kuala Terusan. Namun demikian, di lokasi ini, wilayah pemukiman warga dan akses jalan di dalam desa masih aman serta tidak ada yang tergenang air.

Dikatakan Tatit bahwa, banjir juga mulai merendam akses badan jalan di Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota dengan ketinggian air mencapai 10 cm. Tepatnya di Jalan Sultan Syarif Hasyom menuju kantor Bupati Pelalawan.

Namun aktivitas masyarakat masih normal, belum ada pekarangan warga yang terendam, dan akses transportasi tetap lancar. “Begitu juga dengan kenaikan air setinggi 30 Cm di wilayah Kualo. Demikian juga dengan kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) tepatnya di Kilometer 73, mulai terendam air dengan ketinggian 10 cm,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Kapolsek Pangkalan Kerinci, pihaknya terus mengimbau agar warga yang berada disekitar bantaran Sungai Kampar, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir, dampak pembukaan pintu PLTA Koto Kampar ini.

Baca Juga:  Air Sungai Nilo Meluap, Banjir Rendam Akses Jalan Darat Desa Lubuk Kembang Bunga

“Kalau prediksi kita, puncak dari dampak pembukaan pintu PLTA ini diperkirakan akan terjadi antara hari Selasa atau Rabu mendatang. Jadi, kita imbau warga di sekitar bantara sungai Kampar tetap terus waspada terhadap ancaman banjir ini,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolsek Langgam, Ipda Jery Paulus Sinaga mengatakan bahwa, dampak pembukaan pintu PLTA tersebut, telah menyebabkan sejumlah akses badan jalan di Kecamatan Langgam mulai tergenang air.

“Namun demikian, sejauh ini, genangan air belum memberikan dampak signifikan. Pasalnya, akses jalan masih dapat dilintasi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua,” sebut.

Ditambahkan Jerry bahwa, adapun sejumlah jalan di Kecamatan Langgam yang mulai tergenang banjir yakni Jalan yang menghubungkan Kelurahan Langgam ke Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang, ketinggian Debit Air mencapai 20-35 cm dengan panjang 650 meter.

“Kemudian, Jalan penghubung dari Kelurahan Langgam menuju Kecamatan Pangkakan Kerinci yang melewati Jalan Koridor RAPP dengan ketinggian debit air mencapai 15-30 Cm dengan panjang 450 meter. Dan terakhir di Dusun Muaro Sako Kelurahan Langgam dengan ketinggian debit air mencapai 25-40 dengan panjang 700 M,” bebernya.

Dikatakannya bahwa, akibat dampak pembukaan pintu PLTA itu, permukaan Sungai Kampar mengalami kenaikan pada Ahad (2/3) ini mencapai 20 cm. Sehingga saat ini ketinggian debit air sungai Kampar berada diangka 3,00 meter.

Lakukan Peninjauan

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Dr H Suhardiman Amby MM, Ahad (2/3) sampai ke kampung halaman Kuansing. Melihat Kabupaten Kuansing yang masih dilanda banjir, tanpa membuang-buang waktu, Suhardiman Amby langsung tancap gas. Bersama anggota DPRD Kuansing Hengky Prima Hidayat melakukan peninjauan bencana banjir dengan mengarungi aliran Sungai Kuantan menggunakan speedboat.

Meski banjir luapan Sungai Kuantan sudah surut, Suhardiman Amby mengatakan, dirinya ingin melihat dari dekat kondisi masyarakat yang terdampak banjir. “Walaupun kondisi air sungai Kuantan mulai surut, tapi saya ingin lihat secara langsung sehingga bisa memetakan tindakan lebih lanjut di lapangan,” ujar Suhardiman Amby.

Sementara dari pantauan Riau Pos dari Tepian Narosa Teluk Kuantan, debit air sungai Kuantan jauh surut. Bahkan hari ini terlihat lebih kurang tiga meter. Tangga batu Tepian Narosa terlihat hampir normal. Begitu juga dengan kondisi Seberang Taluk, sudah terlihat rerumputan tanah tebing.

Di wilayah Kuantan Mudik, menurut Plt Camat Kuantan Mudik, air sudah normal. Tak ada lagi rumah warga yang terkena banjir. Kondisi itu sudah terlihat pada Sabtu sore kemarin. Di wilayah Kecamatan Inuman, air sungai Kuantan pun sudah surut. “Air sungai Kuantan sudah surut,” kata Camat Inuman Zamri.

Akses jalan yang kemaren terendam, hari ini sudah bisa dilewati. Begitu pula dengan fasilitas umum seperti masjid, musala, kantor desa, MDA sudah jauh berkurang dari banjir. Tinggal sisa lumpur yang terlihat di halaman warga dan beberapa desa yang masih terendam, ketinggian air tumit hingga betis orang desa. Terutama yang berada dekat dengan sungai Kuantan. Hingga dua hari dilanda banjir luapan sungai Kuantan, masyarakat memilih bertahan di rumahnya dan tidak ada yang dievakuasi.

Begitu pula dengan Cerenti. Menurut Camat Cerenti Erialis, kondisi Ahad tidak jauh berbeda dengan kondisi Sabtu kemarin. Hanya sebagian kecil air luapan Sungai Kuantan yang menggenangi perkarangan rumah warga. Terutama mereka yang tinggal di Desa Teluk Pauh, Sikakak bagian hilir, dan Desa Pulau Jambu daerah penyebrangan, Desa Pulau Bayur yang rumahnya berdekatan lansung dengan pinggiran sungai.

Baik Camat Inuman Zamri maupun Camat Cerenti Erialis tetap meminta warganya berhati-hati cuaca yang saat ini curah hujan cukup tinggi. Terutama masyarakat yang berada di daerah aliran sungai Kuatan dan mengurangi aktivitas di sungai Kuantan.

“Sekarang ini, air sudah jauh surut. Karena intensitas hujan yang menurun. Tetapi warga tetap berhati-hati, sebab cuaca masih berubah-ubah,” kata Erialis.(epp/kom/dac/amn/ose)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Hujan yang turun dalam satu pekan terakhir membuat beberapa daerah di Riau dilanda banjir. Setidaknya empat kabupaten, Rokan Hulu (Rohul), Kampar, Kuansing, dan Pelalawan terdampak banjir.

Di Rokan Hulu, sungai-sungai besar meluap akibat hujan yang turun selama beberapa hari. Tak hanya merendam desa-desa di sepanjang aliran Sungai Rokan, banjir juga membuat jalan terputus. Akses jalan provinsi Sontang menuju batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis lumpuh total, Ahad (2/3). Ratusan rumah penduduk di Kecamatan Bonai Darussalam juga tergenang banjir.

Pihak kepolisian meminta masyarakat atau pengendara kendaraan bermotor untuk mencari jalan alternatif. Tidak memaksakan diri melewati genangan banjir. Pantau di lapangan, beberapa desa mengalami genangan cukup tinggi. Terutama di Desa Sontang dan Desa Kasang Mungkal. Kapolres Rohul AKBP Budi Setiyono SIK MH melalui Kapolsek Bonai Darussalam Iptu Romi Yendri SH MH kepada Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, Desa Sontang menjadi wilayah dengan dampak terbesar. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 50 cm hingga 1 meter, mengakibatkan akses jalan lumpuh total. ‘’Jalan provinsi Simpang Kumu-Kepenuhan-Sontang batas Duri di KM 267/268 dan KM 248/249, serta beberapa ruas jalan lainnya tidak dapat dilalui kendaraan roda dua maupun roda empat. Bahkan akses menuju Desa Sontang hanya bisa ditempuh menggunakan perahu,’’ tegasnya.

Selain faktor curah hujan, jelas Iptu Romi, penyebab utama banjir ini adalah penyempitan serta pendangkalan Sungai Rokan, ditambah adanya tanggul-tanggul perusahaan di sekitar wilayah aliran air yang menghambat aliran air ke hilir.

‘’Kita mengingatkan masyarakat yang berada di daerah rawan banjir agar tetap waspada dan selalu berhati-hati. Dengan tetap menjaga keselamatan diri dan keluarga, serta tidak memaksakan melintasi jalan yang tergenang air tinggi,” tegasnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) Rohul April Liyadi SE MSi saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3, malam, segera melakukan penyaluranan bantuan bahan sembako untuk dapur umum bagi warga terdampak banjir di Desa Sontang Kecamatan, Bonai Darussalam.

Banjir Kiriman

Banjir dari luapan 3 air sungai besar yang sebelumnya merendam ribuan rumah penduduk di 10 kecamatan di Kabupaten Rokan Hulu (Rohul) telah surut. Kini giliran banjir kiriman dari luapan air Sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri itu, sejak Sabtu (1/3) hingga Ahad (2/3) petang lalu, merendam sejumlah titik ruas jalan provinsi Sontang batas Duri, Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis.

Kalaksa BPBD Rohul H Ridarmanto SIp MIp melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik Boy Arta SIP saat dikonfirmasi Riau Pos, Ahad (2/3) menyebutkan, dari pemantauan debit air sungai besar dan banjir yang terjadi di Kabupaten Rohul, saat ini kecamatan yang terdampak dari banjir kiriman luapan air sungai Rokan Kanan dan Sungai Rokan Kiri beberapa hari lalu yakni Kecamatan Bonai Darussalam.

Berdasarkan data sementara banjir di Kecamatan Bonai Darussalam yang diterima BPBD Rohul, terdapat 610 rumah warga terdampak yakni Desa Sontang terdiri Dusun 1 Harapan sebanyak 107 KK, Dusun II Delapan Tali 209 KK, Dusun III Titian Gading 294 KK.

Tak hanya ratusan rumah penduduk dan ruas jalan provinsi, namun fasilitas umum seperti Masjid Desa Sontang ikut terendam banjir. ‘’Penyebab banjir, tingginya curah hujan di bagian hulu sungai dan mengakibatkan meluapnya air sungai Batang Lubuh atau Sungai Rokan Kanan sehingga air memasuki pemukiman rumah warga. BPBD Rohul melakukan upaya dengan mendirikan satu unit tenda ungsi untuk masyarakat yang rumahnya terdampak banjir,’’ jelasnya.

Boy menjelaskan, dalam upaya penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Bonai Darussalam, pihak BPBD Rohul melibatkan Polri, TNI, Pemerintah Desa dan masyarakat setempat untuk bekerja sama memberikan pelayanan dan bantuan evakuasi kepada masyarakat yang membutuhkan bantuan.

Desa Buluh Cina Terdampak Banjir

Warga Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar terdampak banjir sejak Jumat (28/2) karena dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang.

Baca Juga:  Tetap Berburu Takjil meski Jalan Tergenang Air

Kepala Desa Buluh Cina Zarianto menjelaskan, warga Desa Buluh Cina terdampak banjir sejak dibukanya lima pintu pelimpahan waduk PLTA Koto Panjang pada Jumat (28/2/2025). Karena air sudah memasuki rumah, dan warga terpaksa makan sahur dalam kondisi banjir.

‘’Sekarang warga, berbuka puasa dan makan sahur di tengah rumah yang dilanda banjir. Warga memilih bertahan di rumah dengan membuat panggung di dalam rumahnya masing-masing,’’ jelas Azrianto, Ahad (2/3).

Ditambahkannya, saat ini dia masih mendata berapa warga yang terdampak banjir. Warga mengharapkan bantuan. Apalagi banjir melanda Desa Buluh Cina saat bulan Ramadan ini.

Kalaksa BPBD Kabupaten Kampar melalui Kepala Pusdalops BPBD Kampar Adi Candra Lukita menjelaskan, banjir melanda Desa Pulau Payung Kecamatan Rumbio Jaya sejak Sabtu (1/3). Sekitar 208 unit rumah warga terendam banjir. ‘’Banjir juga melanda masjid dan Stadion Bola Pulau Payung,’’ jelas Adi Candra.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sawah, Kecamatan Kampar Utara. Sekitar 132 unit rumah warga yang terdampak banjir. Ketinggian air berkisaran lebih kurang 30cm sampai 50 bm.

Adi Candra menambahkan, banjir juga melanda Desa Sungai Jalau Kecamatan Kampar Utara. Sebanyak 95 unit rumah terdampak banjir dan ketinggian air berkisaran lebih kurang 30 cm sampai 50 Cm.

Mulai Terasa di Pelalawan

Pembukaan pintu pelimpahan atau spillway gate waduk PLTA Koto Panjang di Kampar telah dibuka secara besar-besaran secara bertahap hingga 5 pintu setinggi 170 Centimeter secara besar-besaran beberapa hari lalu, telah mulai berdampak menyebabkan debit air sungai Kampar meluap.

Alhasil, sejumlah di daerah yang berada di bantaran Sungai Kampar, khususnya Kecamatan Pangkalan Kerinci dan Langgam, mulai dilanda banjir. Meski banjir belum merendam rumah warga, namun air dengan ketinggian bervariasi yakni 10 hingga 45 centimeter, telah merendam badan jalan.

Namun demikian, banjir yang merendam akses jalan darat di dua kecamatan ini, sebagian besar masih dapat dilintasi alat transportasi darat yakni kendaraan bermotor. Hanya saja, banjir ini tentunya memberikan dampak yang mengganggu kelancaran aktivitas masyarakat.

Meski tidak sampai merendam rumah warga, namun banjir ini telah menggangu kelancaran akses jalan darat masyarakat setempat.

Diungkapkan mantan Kapolsek Ukui Polres Pelalawan ini bahwa, berdasarkan pengecekan dan pantauan yang dilakukan pihaknya di lapangan, kondisi ketinggian air yang merendam badan jalan di sejumlah desa dan kelurahan di Kecamatan Pangkalan Kerinci ini bervariasi. Yakni 10 centimeter hingga 40 centimeter.

Dimana kondisi ketinggian air yang paling parah berada di Desa Rantau Baru kecamatan Pangkalan Kerinci yang tepat berada di tepi Sungai Kampar. Dimana banjir ini telah memutus akses transportasi darat di Desa tersebut dengan ketinggian air 45 centimeter. Alhasil, masyarakat harus menggunakan sampan atau pompong dari pemukiman mereka untuk menuju Jalan Koridor PT RAPP.

“Dan sampai saat ini belum ada warga yang mengungsi, karena rumah masyarakat belum terdampak. Kita terus mengimbau kepada warga untuk meningkatkan kewaspadaannya terhadap bencana banjir,” paparnya.

Selain Desa Rantau Baru, sambung mantan Kasat Lantas Polres Inhil ini, banjir juga telah merendam badan jalan Desa Kuala Terusan. Namun demikian, di lokasi ini, wilayah pemukiman warga dan akses jalan di dalam desa masih aman serta tidak ada yang tergenang air.

Dikatakan Tatit bahwa, banjir juga mulai merendam akses badan jalan di Kelurahan Pangkalan Kerinci Kota dengan ketinggian air mencapai 10 cm. Tepatnya di Jalan Sultan Syarif Hasyom menuju kantor Bupati Pelalawan.

Namun aktivitas masyarakat masih normal, belum ada pekarangan warga yang terendam, dan akses transportasi tetap lancar. “Begitu juga dengan kenaikan air setinggi 30 Cm di wilayah Kualo. Demikian juga dengan kondisi Jalan Lintas Timur (Jalintim) tepatnya di Kilometer 73, mulai terendam air dengan ketinggian 10 cm,” tuturnya.

Untuk itu, lanjut Kapolsek Pangkalan Kerinci, pihaknya terus mengimbau agar warga yang berada disekitar bantaran Sungai Kampar, dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap banjir, dampak pembukaan pintu PLTA Koto Kampar ini.

Baca Juga:  Air Sungai Nilo Meluap, Banjir Rendam Akses Jalan Darat Desa Lubuk Kembang Bunga

“Kalau prediksi kita, puncak dari dampak pembukaan pintu PLTA ini diperkirakan akan terjadi antara hari Selasa atau Rabu mendatang. Jadi, kita imbau warga di sekitar bantara sungai Kampar tetap terus waspada terhadap ancaman banjir ini,” ujarnya.

Di tempat terpisah, Kapolsek Langgam, Ipda Jery Paulus Sinaga mengatakan bahwa, dampak pembukaan pintu PLTA tersebut, telah menyebabkan sejumlah akses badan jalan di Kecamatan Langgam mulai tergenang air.

“Namun demikian, sejauh ini, genangan air belum memberikan dampak signifikan. Pasalnya, akses jalan masih dapat dilintasi kendaraan, baik roda empat maupun roda dua,” sebut.

Ditambahkan Jerry bahwa, adapun sejumlah jalan di Kecamatan Langgam yang mulai tergenang banjir yakni Jalan yang menghubungkan Kelurahan Langgam ke Desa Lubuk Ogung Kecamatan Bandar Seikijang, ketinggian Debit Air mencapai 20-35 cm dengan panjang 650 meter.

“Kemudian, Jalan penghubung dari Kelurahan Langgam menuju Kecamatan Pangkakan Kerinci yang melewati Jalan Koridor RAPP dengan ketinggian debit air mencapai 15-30 Cm dengan panjang 450 meter. Dan terakhir di Dusun Muaro Sako Kelurahan Langgam dengan ketinggian debit air mencapai 25-40 dengan panjang 700 M,” bebernya.

Dikatakannya bahwa, akibat dampak pembukaan pintu PLTA itu, permukaan Sungai Kampar mengalami kenaikan pada Ahad (2/3) ini mencapai 20 cm. Sehingga saat ini ketinggian debit air sungai Kampar berada diangka 3,00 meter.

Lakukan Peninjauan

Bupati Kuantan Singingi (Kuansing), Dr H Suhardiman Amby MM, Ahad (2/3) sampai ke kampung halaman Kuansing. Melihat Kabupaten Kuansing yang masih dilanda banjir, tanpa membuang-buang waktu, Suhardiman Amby langsung tancap gas. Bersama anggota DPRD Kuansing Hengky Prima Hidayat melakukan peninjauan bencana banjir dengan mengarungi aliran Sungai Kuantan menggunakan speedboat.

Meski banjir luapan Sungai Kuantan sudah surut, Suhardiman Amby mengatakan, dirinya ingin melihat dari dekat kondisi masyarakat yang terdampak banjir. “Walaupun kondisi air sungai Kuantan mulai surut, tapi saya ingin lihat secara langsung sehingga bisa memetakan tindakan lebih lanjut di lapangan,” ujar Suhardiman Amby.

Sementara dari pantauan Riau Pos dari Tepian Narosa Teluk Kuantan, debit air sungai Kuantan jauh surut. Bahkan hari ini terlihat lebih kurang tiga meter. Tangga batu Tepian Narosa terlihat hampir normal. Begitu juga dengan kondisi Seberang Taluk, sudah terlihat rerumputan tanah tebing.

Di wilayah Kuantan Mudik, menurut Plt Camat Kuantan Mudik, air sudah normal. Tak ada lagi rumah warga yang terkena banjir. Kondisi itu sudah terlihat pada Sabtu sore kemarin. Di wilayah Kecamatan Inuman, air sungai Kuantan pun sudah surut. “Air sungai Kuantan sudah surut,” kata Camat Inuman Zamri.

Akses jalan yang kemaren terendam, hari ini sudah bisa dilewati. Begitu pula dengan fasilitas umum seperti masjid, musala, kantor desa, MDA sudah jauh berkurang dari banjir. Tinggal sisa lumpur yang terlihat di halaman warga dan beberapa desa yang masih terendam, ketinggian air tumit hingga betis orang desa. Terutama yang berada dekat dengan sungai Kuantan. Hingga dua hari dilanda banjir luapan sungai Kuantan, masyarakat memilih bertahan di rumahnya dan tidak ada yang dievakuasi.

Begitu pula dengan Cerenti. Menurut Camat Cerenti Erialis, kondisi Ahad tidak jauh berbeda dengan kondisi Sabtu kemarin. Hanya sebagian kecil air luapan Sungai Kuantan yang menggenangi perkarangan rumah warga. Terutama mereka yang tinggal di Desa Teluk Pauh, Sikakak bagian hilir, dan Desa Pulau Jambu daerah penyebrangan, Desa Pulau Bayur yang rumahnya berdekatan lansung dengan pinggiran sungai.

Baik Camat Inuman Zamri maupun Camat Cerenti Erialis tetap meminta warganya berhati-hati cuaca yang saat ini curah hujan cukup tinggi. Terutama masyarakat yang berada di daerah aliran sungai Kuatan dan mengurangi aktivitas di sungai Kuantan.

“Sekarang ini, air sudah jauh surut. Karena intensitas hujan yang menurun. Tetapi warga tetap berhati-hati, sebab cuaca masih berubah-ubah,” kata Erialis.(epp/kom/dac/amn/ose)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari