Pembangunan Pasar Induk Pekan baru dikebut. Setelah menunggu sejak beberapa tahun, akhirnya penyelesaian pembangunan pasar induk sudah di depan mata.
Laporan JOKO SUSILO, Tuah Madani
SELASA (16/7) pagi menjelang siang, pintu utama untuk akses masuk di kompleks Pasar Induk Pekanbaru terbuka. Palang pintu yang biasanya tertutup dengan pipa besi tidak terkunci seperti biasanya. Pos keamanan juga sedang tidak dijaga. Biasanya ada satu atau dua penjaga di sana.
Bangunan utama di dalam pasar memang terlihat lebih mencolok dengan bangunan lain putih dengan biru juga sedikit warna yang lainnya. Bangunan masih belum tuntas karena masih ada beberapa sudut bangunan yang masih tahap finishing.
Di depan bangunan gedung utama, berdiri kokoh bangunan lainnya yang cukup megah. Seperti bangunan kantor pengelola pasar induk. ”Memang masih sepi, belum ada aktivitas pedagang dan para distributor,” ujar Doni, warga sekitar pasar saat ditemui di luar area pasar induk.
Pasar yang berada di tepian Jalan Soekarno Hatta, Kecamatan Tuah Madani tersebut posisinya memang berdampingan dengan perumahan warga. Bahkan keberadaan pasar pernah disoalkan oleh warga. Bukan pembangunannya. Namun karena salah satu bangunan pasar atau tepatnya pagar beton pasar pernah ambruk sehingga sebabkan banjir masuk ke rumah para warga. Sebab aliran air dari area pasar saat hujan deras mengalir deras masuk ke perumahan warga.
Namun sekarang rumah warga sudah aman. Pagar beton yang ambruk sudah diperbaiki dan bangunannya ditinggikan. ”Aman tak pernah banjir lagi, sudah tinggi pagarnya,” tambah Heri, warga setempat lainnya.
Masuk lebih dalam diarea pasar memang sudah berbeda drastis dibandingkan beberapa bulan sebelumnya saat itu Riau Pos melakukan pantauan lapangan. Saat ini, di bagian dalam bangunan kios sudah berdiri. Ukuran kios bervariasi mulai ukuran sekitar 3×4 dan ada yang berukuraan yang sedikit lebih luas.
Bangunan kios dibangun berderet-deret seperti bangunan sekolah. Setidaknya ada sekitar 18 bangunan memanjang. Satu bangunan terdiri dari 14 kios dan ada yang lebih banyak lagi. Kedepan kios-kios tersebut akan menampung para distributor. Setakat ini para distributor menempati area paling belakang Terminal AKAP di Jalan Air Hitam Pekanbaru.
Pasar Induk dibangun pihak ketiga ditanah Pemerintah Kota (Pemko) Pekanbaru. Pembangunan pasar sudah berlangsung bertahun-tahun silam ini, bakal beroperasi mulai tahun ini. Sekitatar 350 kios sudah selesai dibangun pihak pengelola. Pembangunan pasar ini menggunakan skema Build Operate Transfer (BOT).
Sekretaris Kota (Sekko) Pekanbaru, meminta pengembang Pasar Induk Pekanbaru untuk membuat tim sosialisasi. Tim sosialisasi nantinya mendorong agar distributor bisa masuk dan beraktivitas di Pasar Induk. Pemko ingin Pasar Induk segera beroperasi. Apalagi pembangunan fisik Pasar Induk sudah hampir rampung.
”Tentu kita ingin itu disegerakan dan dioperasikan, sehingga bisa tertib, dan kita juga bisa memantau stok dan harga-harga bahan kebutuhan pokok,” ujar Indra Pomi Nasution.
Ia menuturkan, pemko telah menggelar rapat dengan pihak terkait untuk percepatan pengoperasian Pasar Induk. Pihaknya, meminta PT Agung Rafa Bonai (ARB) selaku pengembang dan Dinas Perdagangan setempat agar segera membentuk tim sosialisasi Pasar Induk.
Sebab dari laporan PT ARB selaku pengelola, dikatakan Indra, saat ini realisasi pembangunan Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta, Kecamatan Tuah Madani tersebut sudah berkisar 95 persen.
”Maka kami minta dibentuk tim, yang pertama tim sosialisasi,” sambung Indra Pomi.
Nantinya, tim yang dibentuk mesti mensosialisasikan kepada seluruh pedagang yang kini menempati Pasar Induk sementara di kawasan Terminal BRPS supaya pindah ke Pasar Induk di Jalan Soekarno-Hatta.
Sementara Asisten II Pemko Pekanbaru, Ingot Ahmad Hutasuhut mengatakan penyediaan sarana perdagangan sementara untuk pedagang mikro ekonomi menenga kebawa itu diarahkan di pasar tradisional. Sedangkan Pasar Induk diperuntukan untuk para distributor yang saat ini beroperasi di AKAP.
”Seperti Pasar Limapuluh itu kita yang membangun sendiri, operasionalkan sendiri tentu kita berlakukan retribusinya,” ujarnya.
”Sedangkan kalau yang sifatnya sudah distributor, tentu bicara komersil. Kita persilahkan mereka untuk mencari tempat sendiri seperti yang di AKAP,” sambungnya.
Lanjut Ingot, lokasi yang di AKAP ini sifatnya sementara, karena belum punya sarana untuk mengakomodir pedagang distributor. Sekarang dalam rangka melakukan pengendalian distribusi pangan, pangan ini sangat penting tentu pendistribusiannya pemerintah harus ikut sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
”Kan ada azas-azas persaingan yang sehat, makanya kami memilih untuk mempersiapkan saranannya (pasar induk, red),” terangnya.
Sarana tersebut dibangun dengan konsep kerja sama pihak pemerintah dengan pihak ketiga. Tentu tidak seperti pasar tradisional. Silahkan mereka di AKAP juga tidak pernah dikenakan biaya, walaupun sebenarnya itukan tanah pemda.
”Sekarang kita sudah siapkan kosekwensinya pasti saranannya lebih baik. Parkirnya, airnya dan yang lainnya,” sebut Ingot sambil menambahkan belum bisa memastikan kapan distributor akan tempati kios Pasar Induk. Karena baik tarif sewa dan penempatan distributor merupakan tufoksinya pihak ketiga pengelola pasar induk.***