Kamis, 25 September 2025
spot_img

OTT Bupati Sidoarjo Hasil Kerja KPK Lama?

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (7/1) malam baru saja melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang meringkus Bupati Sidoarjo, Jawa Timur Saiful Ilah. Operasi senyap ini merupakan kali pertama setelah adanya revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 menjadi UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK.

Pegiat antikorupsi, Erwin Natosmal Oemar menyampaikan, operasi kedap yang dilakukan KPK, harus dilihat lebih dalam apakah kasus tersebut sudah jauh-jauh hari menjadi target sebelum Firli Bahuri resmi menjadi Ketua KPK. Karena, Firli beberapa kali kerap menyampaikan, era kepemimpinannya tidak akan mengedepankan kinerja penindakan, khususnya OTT.

“Menurut saya, kasus ini perlu dilihat lebih dalam, apakah ini kasus baru atau kasus lama yang sudah diintai lama oleh KPK? Saya melihat bahwa ini bukan kasus baru, namun kasus lama yang kebetulan tertangkap oleh penyidik sekarang,” kata Erwin kepada JawaPos.com, Rabu (8/1).

Baca Juga:  Update Covid-19: Pasien Positif 5.923 Kasus, PDP 12.610, ODP 173.732

Erwin memandang, OTT yang menjaring politukus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu belum tentu buah hasil kinerja komando Firli. Namun, Erwin mengapresiasi KPK tetap konsisten menjalankan tugasnya melakukan upaya pemberantasan korupsi.

“Belum bisa dibilang sebagai bagian dari kinerja pimpinan sekarang dan belum tentu juga OTT ini menggunakan penyadapan,” cetus Erwin.

Erwin pun menilai, kepercayaan masyarakat terhadap pimpinan KPK periode 2019-2023 sangat rendang. Oleh karenanya, Erwin menginginkan agar lima pimpinan KPK jilid V dapat membuktikan kinerjanya, khususnya independensi melakukan upaya pemberantasan korupsi.

“Mereka perlu memastikan bahwa mereka ini benar-benar sedang bekerja buat publik dan bukan sebagai boneka pihak-pihak lain di luar KPK,” tegas Erwin.

Baca Juga:  Polisi Gerebek Rumah yang Dijadikan Ladang Ganja di Lantai 2

Senada juga disampaikan oleh Direktur Pusat Studi dan Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari. Menurutnya, Firli harus membuktikan kinerjanya tidak tebang pilih dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua KPK.

 

 

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (7/1) malam baru saja melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang meringkus Bupati Sidoarjo, Jawa Timur Saiful Ilah. Operasi senyap ini merupakan kali pertama setelah adanya revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 menjadi UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK.

Pegiat antikorupsi, Erwin Natosmal Oemar menyampaikan, operasi kedap yang dilakukan KPK, harus dilihat lebih dalam apakah kasus tersebut sudah jauh-jauh hari menjadi target sebelum Firli Bahuri resmi menjadi Ketua KPK. Karena, Firli beberapa kali kerap menyampaikan, era kepemimpinannya tidak akan mengedepankan kinerja penindakan, khususnya OTT.

“Menurut saya, kasus ini perlu dilihat lebih dalam, apakah ini kasus baru atau kasus lama yang sudah diintai lama oleh KPK? Saya melihat bahwa ini bukan kasus baru, namun kasus lama yang kebetulan tertangkap oleh penyidik sekarang,” kata Erwin kepada JawaPos.com, Rabu (8/1).

Baca Juga:  Orangutan Rocky yang Keluar dari TNBT Sudah Dievakuasi

Erwin memandang, OTT yang menjaring politukus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu belum tentu buah hasil kinerja komando Firli. Namun, Erwin mengapresiasi KPK tetap konsisten menjalankan tugasnya melakukan upaya pemberantasan korupsi.

- Advertisement -

“Belum bisa dibilang sebagai bagian dari kinerja pimpinan sekarang dan belum tentu juga OTT ini menggunakan penyadapan,” cetus Erwin.

Erwin pun menilai, kepercayaan masyarakat terhadap pimpinan KPK periode 2019-2023 sangat rendang. Oleh karenanya, Erwin menginginkan agar lima pimpinan KPK jilid V dapat membuktikan kinerjanya, khususnya independensi melakukan upaya pemberantasan korupsi.

- Advertisement -

“Mereka perlu memastikan bahwa mereka ini benar-benar sedang bekerja buat publik dan bukan sebagai boneka pihak-pihak lain di luar KPK,” tegas Erwin.

Baca Juga:  Bentuk FKP, DPMTPSP Rohil Libatkan Jurnalis dan Akademisi

Senada juga disampaikan oleh Direktur Pusat Studi dan Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari. Menurutnya, Firli harus membuktikan kinerjanya tidak tebang pilih dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua KPK.

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Selasa (7/1) malam baru saja melakukan operasi tangkap tangan (OTT) yang meringkus Bupati Sidoarjo, Jawa Timur Saiful Ilah. Operasi senyap ini merupakan kali pertama setelah adanya revisi Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 menjadi UU Nomor 19 Tahun 2019 tentang KPK.

Pegiat antikorupsi, Erwin Natosmal Oemar menyampaikan, operasi kedap yang dilakukan KPK, harus dilihat lebih dalam apakah kasus tersebut sudah jauh-jauh hari menjadi target sebelum Firli Bahuri resmi menjadi Ketua KPK. Karena, Firli beberapa kali kerap menyampaikan, era kepemimpinannya tidak akan mengedepankan kinerja penindakan, khususnya OTT.

“Menurut saya, kasus ini perlu dilihat lebih dalam, apakah ini kasus baru atau kasus lama yang sudah diintai lama oleh KPK? Saya melihat bahwa ini bukan kasus baru, namun kasus lama yang kebetulan tertangkap oleh penyidik sekarang,” kata Erwin kepada JawaPos.com, Rabu (8/1).

Baca Juga:  Pemda Rohil Tunggu Kebijakan Provinsi Terkait PSBB

Erwin memandang, OTT yang menjaring politukus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu belum tentu buah hasil kinerja komando Firli. Namun, Erwin mengapresiasi KPK tetap konsisten menjalankan tugasnya melakukan upaya pemberantasan korupsi.

“Belum bisa dibilang sebagai bagian dari kinerja pimpinan sekarang dan belum tentu juga OTT ini menggunakan penyadapan,” cetus Erwin.

Erwin pun menilai, kepercayaan masyarakat terhadap pimpinan KPK periode 2019-2023 sangat rendang. Oleh karenanya, Erwin menginginkan agar lima pimpinan KPK jilid V dapat membuktikan kinerjanya, khususnya independensi melakukan upaya pemberantasan korupsi.

“Mereka perlu memastikan bahwa mereka ini benar-benar sedang bekerja buat publik dan bukan sebagai boneka pihak-pihak lain di luar KPK,” tegas Erwin.

Baca Juga:  Jokowi Tegaskan Indonesia Tolak Sampah dari Luar Negeri

Senada juga disampaikan oleh Direktur Pusat Studi dan Konstitusi (Pusako) Universitas Andalas, Feri Amsari. Menurutnya, Firli harus membuktikan kinerjanya tidak tebang pilih dalam menjalankan tugasnya sebagai Ketua KPK.

 

 

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari