Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kemuliaan yang disediakan oleh Allah SWT untuk hamba-Nya yang beriman.
Sungguh sangat beruntung nasib orang yang dipertemukan dengan Ramadan dan kemudian beribadah sebanyak-banyaknya. Hal ini tegas Allah Swt katakan dalam firman-Nya di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 183:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
Ramadan yang sedang kita jalani saat ini sungguh sangat istimewa artinya bagi setiap orang yang diberi kesempatan oleh Allah SWT karena kita masih diberi umur dan kesempatan untuk melaksanakannya. Keistimewaan Ramadan juga bisa dilihat dari pelaksanaan salat sunnah tarawih di malam hari selama sebulan penuh. Salat sunnah tarawih tidak ditemukan di dalam sebelas bulan lainnya di dalam kalender Hijriyah.
Kehadiran bulan Ramadan tidak boleh disia-siakan karena selama Ramadan dapat dijadikan sebagai bulan untuk melatih dan membina pribadi kita menjadi insan yang terbaik dalam pandangan Allah SWT. Puasa Ramadan dapat melatih dan membina diri kita sebagai insan yang terbaik dalam beberapa hal.
Pertama, Ramadan melatih dan membina pribadi kita menjadi insan yang jujur. Orang yang sedang berpuasa dalam bulan Ramadan wajib bersifat jujur kepada Allah SWT dan kepada dirinya. Ia tidak akan makan atau minum di siang hari meskipun tidak dilihat oleh orang lain. Kita juga mampu untuk tidak berbohong kepada siapapun dan berkata jujur. Seharusnya sifat jujur pada diri sendiri, orang lain dan kepada Allah SWT harus ditingkatkan setelah berakhirnya Ramadan karena selama Ramadan kita telah berhasil berlaku jujur.
Allah Swt berfirman dalam Surat Al-Ahzab Ayat 70:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar”.
Kedua, Ramadan juga melatih dan membina pribadi kita menjadi insan yang berdisiplin. Orang yang sedang berpuasa tahu waktunya kapan harus makan dan minum dan kapan pula tidak boleh makan dan minum atau melakukan perbuatan lain yang dapat membatalkan puasa. Selama Ramadan kita disiplin dalam melaksanakan salat fardu secara berjamaah dan juga salat sunnah tarawih serta witir berjamaah di masjid atau musala. Maka sudah seharusnya sifat disiplin yang sudah kita dapatkan selama Ramadan harus kita pertahankan dan tingkatkan di luar bulan Ramadan. Orang yang sukses adalah orang yang disiplin dalam hidupnya karena dengan disiplin kita dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan manfaatnya bisa dirasakan oleh orang lain. Sebaik-baik manusia adalah orang yang bermanfaat bagi orang lain. Sikap seorang pribadi yang disiplin merupakan jalan untuk mendapatkan keberuntungan. Firman Allah Swt dalam Surat A-Jumu’ah Ayat 9:
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”
Ketiga, Ramadan melatih dan membina pribadi kita menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Berpuasa dalam bulan Ramadan melatih dan membina diri kita menjadi insan yang bertanggung jawab atas apa yang ia lakukan. Orang yang sedang berpuasa tetap bertanggung jawab dengan tugas dan kewajibannya, baik sebagai seorang suami atau istri atau anak atau dalam kapasitas jabatannya di dalam negara dan masyarakat. Puasa tidak boleh dijadikan sebagai alasan untuk melalaikan tanggung jawabnya terhadap keluarga atau masyarakat. Maka pribadi yang bertanggung jawab itu harus terus dipertahankan dan ditingkatkan di luar bulan Ramadan.
Di dalam Surat Al-Muddassir Ayat 38 Allah Swt berfirman mengenai begitu pentingnya sikap tanggung jawab tersebut:
Artinya “Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya.”
Keempat, Ramadan melatih dan membina pribadi kita mejadi pribadi yang suka memberi. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah. Membayar zakat, berinfak dan sedekah merupakan perbuatan yang memberikan sesuatu (materi) kepada orang lain dengan penuh keikhlasan. Orang kaya memberikan banyak sedekah atai infak selama Ramadan karena bersedekah di dalam bulan Ramadan akan dibalas oleh Allah SWT dengan pahala yang berlipat ganda. Bersedekah juga bisa dilakukan dengan ilmu atau tenaga. Bahkan senyum yang tulus saja kepada orang lain sudah dianggap sebagai sedekah. Apalagi orang yang berilmu ditinggikan derajatnya oleh Allah dibandingkan dengan orang yang tidak berilmu.
Allah SWT di dalam surat Al-Mujadalah ayat 11 menjelaskan tentang anjuran untuk menuntut ilmu. Dalam ajaran Islam, memang setiap umatnya diminta untuk menggali ilmu sebanyak-banyaknya dan kemudian ilmu itu dibagikan kepada orang lain.
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: “Berlapang-lapanglah dalam majlis”, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Orang yang berilmu dan kemudian mengajarkan ilmunya itu kepada orang lain, maka dapat dikatakan bahwa orang itu sudah melakukan investasi untuk dunia dan akhirat. Demikian juga dengan ilmu yang diwariskan orang melalui buku, rekaman video atau audio dan kemudian dibaca, ditonton atau didengar oleh orang dan membawa manfaat bagi orang yang membaca, menonton atau mendengarkannya, maka pahalanya akan terus menjadi miliknya hingga hari kiamat nanti meskipun dia sudah wafat.
“Jika seorang manusia meninggal, terputuslah amalnya, kecuali dari tiga hal: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat atau anak saleh yang berdoa untuknya.” (HR. Muslim).
Kelima, Ramadan melatih dan membina pribadi kita mejadi pribadi yang sabar. Dalam menjalankan ibada puasa kita mampu bersabar menunggu datangnya waktu berbuka. Kita juga mampu bersabar untuk menahan emosi dan menahan hawa nafsu. Maka sifat sabar ini harus kita pupuk terus di dalam diri kita di luar bulan Ramadan, sehingga kita tidak mudah emosi terhadap hal-hal yang sepele. Sifat sabar ini mendapat tempat yang istimewa dan mulia di sisi Allah SWT. Penduduk syurga adalah orang-orang yang sabar. Di dalam Surat Al-Baqarah Ayat 153 Allah berfirman:
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”
Di dalam Surat Ali Imran Ayat 200 Allah Swt menceritakan kepada kita betapa bangganya Allah SWT kepada orang yang beriman lagi sabar:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung.”
Demikianlah tausiyah singkat yang dapat saya sampaikan, semoga bermanfaat untuk kita semua. Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadhan 1445 H, semoga Ramadan tahun ini akan menjadikan kita sebagai insan yang terbaik di dunia dan di akhirat kelak. Aamiin!***