Minggu, 24 November 2024
spot_img

Kasus DBD Meningkat

DBD Tinggi, Kader Puskesmas Diminta Turun ke Masyarakat 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat, pada awal tahun 2024, daerah dengan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi adalah Kota Pekanbaru. Di mana, sepanjang Januari 2024, tercatat total kasus DBD di Pekanbaru mencapai 67 kasus. 

Sementara di urutan kedua yakni Kabupaten Kampar dengan 41 kasus, ketiga Pelalawan 38 kasus. Sementara untuk urutan keempat dan seterusnya masing-masing diduduki oleh Siak 23 kasus, Inhil 13 kasus, Kuansing 9 kasus, Dumai dan Bengkalis masing-masing 8 kasus, Inhu 7 kasus, Rohul 5 kasus, Rohil 4 kasus dan di urutan terakhir adalah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 kasus.

Melihat tingginya angka kasus DBD di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau secara umum,  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau drg Sri Sadono Mulyanto menginstruksikan kepada petugas kesehatan ditingkat paling bawah, yakni di Puskesmas untuk turun langsung ke pemukiman.

Baca Juga:  Penurunan Stunting Jadi Salah Satu Program Prioritas Pj Gubri

“Saya minta kader di Puskesmas turun ke langsung tengah masyarakat dan secara masif menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencegah penyakit demam berdarah ini dengan menerapkan 3M plus dan membentuk kader Jumantik,” katanya.

Lebih lanjut dikatakan pria yang akrab disapa Ibeng ini, atas terjadi peningkatan kasus DBD di Riau jika dibandingkan dengan periode yang sama, yakni antara Januari 2023 dengan Januari 2024.

“Pada Januari 2023 lalu ditemukan kasus DBD sebanyak 200 kasus. Sedangkan pada Januari 2024 ini total kasus DBD di Riau mencapai 226 kasus. Artinya ada peningkatan 26 kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” katanya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik) yakni anggota keluarga di masing-masing rumah.

Baca Juga:  Long Weekend, Ruas Jalan Protokol Pekanbaru Macet Parah

“Kemudian juga membersihkan mulai dari kamar mandi yang mungkin jadi tempat bersarang jentik nyamuk. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk,” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam kurun waktu satu tahun, selama tahun 2023 lalu, total ada 15 warga Riau yang meninggal dunia akibat penyakit DBD.  Pada tahun 2023 lalu, Dinas Kesehatan Riau mencatat ada 1.743 kasus DBD di Riau.(gem)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Dinas Kesehatan Provinsi Riau mencatat, pada awal tahun 2024, daerah dengan angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) tertinggi adalah Kota Pekanbaru. Di mana, sepanjang Januari 2024, tercatat total kasus DBD di Pekanbaru mencapai 67 kasus. 

Sementara di urutan kedua yakni Kabupaten Kampar dengan 41 kasus, ketiga Pelalawan 38 kasus. Sementara untuk urutan keempat dan seterusnya masing-masing diduduki oleh Siak 23 kasus, Inhil 13 kasus, Kuansing 9 kasus, Dumai dan Bengkalis masing-masing 8 kasus, Inhu 7 kasus, Rohul 5 kasus, Rohil 4 kasus dan di urutan terakhir adalah Kabupaten Kepulauan Meranti 3 kasus.

- Advertisement -

Melihat tingginya angka kasus DBD di Kota Pekanbaru dan Provinsi Riau secara umum,  Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau drg Sri Sadono Mulyanto menginstruksikan kepada petugas kesehatan ditingkat paling bawah, yakni di Puskesmas untuk turun langsung ke pemukiman.

Baca Juga:  Usaha Tutup Gara-Gara Galian

“Saya minta kader di Puskesmas turun ke langsung tengah masyarakat dan secara masif menyampaikan sosialisasi kepada masyarakat bagaimana mencegah penyakit demam berdarah ini dengan menerapkan 3M plus dan membentuk kader Jumantik,” katanya.

- Advertisement -

Lebih lanjut dikatakan pria yang akrab disapa Ibeng ini, atas terjadi peningkatan kasus DBD di Riau jika dibandingkan dengan periode yang sama, yakni antara Januari 2023 dengan Januari 2024.

“Pada Januari 2023 lalu ditemukan kasus DBD sebanyak 200 kasus. Sedangkan pada Januari 2024 ini total kasus DBD di Riau mencapai 226 kasus. Artinya ada peningkatan 26 kasus jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya,” katanya.

Pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada dan selalu menerapkan perilaku hidup sehat dan bersih. Agar kasus DBD tidak terus bertambah, pihaknya mengimbau agar setiap rumah harus ada juru pemantau jentik (Jumantik) yakni anggota keluarga di masing-masing rumah.

Baca Juga:  Long Weekend, Ruas Jalan Protokol Pekanbaru Macet Parah

“Kemudian juga membersihkan mulai dari kamar mandi yang mungkin jadi tempat bersarang jentik nyamuk. Karena kalau tiga hari sekali kita kuras dan bersihkan, itu pasti tidak ada telur, kalau tidak ada telur tidak ada jentik, dan kalau tak ada jentik pasti tak ada nyamuk,” ujarnya.

Sebagai informasi, dalam kurun waktu satu tahun, selama tahun 2023 lalu, total ada 15 warga Riau yang meninggal dunia akibat penyakit DBD.  Pada tahun 2023 lalu, Dinas Kesehatan Riau mencatat ada 1.743 kasus DBD di Riau.(gem)

Laporan SOLEH SAPUTRA, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari