Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Konsisten Puluhan Tahun, Kartunis Riau Pos Tuai Apresiasi

Dari Diskusi Jurnalisme Kartun Pemilu Lalu

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kartunis Riau yang juga karikatunis Riau Pos Furqon LW, menjadi sentral diskusi Jurnalisme Kartun Pemilu Lalu yang ditaja Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Sabtu (3/2) petang. Diskusi santai yang digelar di Anjungan Kampar, Bandar Serai itu dihadiri sejumlah tokoh penting.

Pembicara utama dalam diskusi ini, hadir, Ketua KPU Riau yang juga Mantan Ketua AJI Pekanbaru Ilham M Yasir dan Dosen Komunikasi UIN Suska Riau M Badri. Diskusi yang dipandu Ketua AJI Pekanbaru Eko Faizin ini menilai, konsistensi Furqon LW lewat karyanya yang terkumpul dalam ‘Pemilu Lalu’ layak mendapat apresiasi.

Apresiasi itu tidak hanya datang dari pembicara kunci, tapi juga dari para tamu spesial seperti budayawan dan wartawan utama Riau H Rida K Liamsi, mantan Kepala Ombudsman Perwakilan Riau Ahmad Fitri, Ahli Pers AJI Pekanbaru Hasan Basril, dan lainnya.

Ketua KPU Riau Ilham M Yasir yang juga pernah sekantor dengan Furqon LW di Riau Pos memuji Furqon LW atas karya-karyanya. Kartun-kartun ataupun karikatur yang dibuat Furqon memberi cara pandang berbeda dirinya dalam menjalan kesibukan sebagai penyelenggara pemilu.

“Ada sisi lain yang kami dapatkan. Bang Furqon membuat tema-tema pinggirian yang menarik untuk dilihat. 2019 itu Pemilu yang sangat komplek dan lebih menarik, bagaimana masyarakat terbelah, politik uang dan lainnya. Namun, kita bisa tertawa ketika segala peristiwa itu ditampilkan dengan penuh makna, aktual namun menggelitik,” kata Ilham.

Ketika melihat karya Pemilu Lalu, yang merupakan buku kumpulan kartun Furqon LW yang dibuatnya sepanjang 2014-2019, Ilham menjadi ingat dengan berbagai isu bagaimana hebat dan kompleksnya Pemilu 2024 itu.

Baca Juga:  150 Anak Ikuti Khitanan Massal

Sementara itu Dosen Komunikasi UIN Suska Riau M Badri menasbihkan bahwa kartun Furqon LW merupakan bagian dari  produk jurnalistik. Apalagi karya-karya kartunis yang telah berkarya lebih dari 30 tahun Riau Pos, sarat dengan kritik sosial.

“Karya kartun ini sangat sarat kritik sosial, tapi tetap bisa membuat orang tertawa. Satu kartunnya mewakili banyak informasi, sekaligus hiburan,” kata Badri.

Peran kartun, lanjut dia, sangat besar dalam setiap perjuangan berbagai bangsa di dunia. Termasuk Indonesia. Bahkan sejak awal kemerdekaan, bahkan sampai ada perang kartun.

“Bang Furqon tunak dan konsisten, saat masuk era digital Furqon tetap konsisten dengan style hitam putih yang memang mampu menyampaikan pesan yang kuat. Mampu menggambar apa-apa yang terjadi. Kalau kita lihat kembali realitas hari ini, apa yang dibuat Bang Furqon selama 2014-2019, masih relevan,” kata Badri.

Cara bagaimana Furqon menggambarkan peristiwa kekinian maupun kritiknya lewat kartun, menuai pujian dari H Rida K Liamsi. Rida menyebutkan, mantan anak buahnya itu selalu menemukan cara membuat pembaca tertawa.

“Furqon begitu pandai menemukan inti dari sebuah permasalahan yang benar dirasakan masyarakat. Dia berhasil mengkritik dengan cara menggelitik,” kata Rida.

Sementara itu Furqon menanggapi pujian atas konsistensinya dalam berkarya. Menurutnya, untuk tetap produktif dan mencuri perhatian, dirinya siap menjadi oposisi di segala rezim seperti kartunis lainnya di dunia. Dirinya bahagia karena media seperti Riau Pos yang konsisten memberikan tempat pada karya-karyanya.

Kendati tidak mengenyam pendidikan khusus seni kartun, seperti disebutkan Rida, namun Furqon mengaku dirinya terus belajar. Setiap karya yang terbit di Riau Pos adalah intisari dari berita aktual. Begitu juga karyanya yang lain, yang menurut Furqon, menempatkan dirinya sebagai oposisi.

Baca Juga:  Jokowi Minta Pemerintah Anggarkan Iklan Media Massa

“Baik kartun opini maupun kartun kritik, pasti akan memposisikan dirinya sebagai oposisi. 2014 saya mulai menggunakan media sosial, saya mendapat banyak kritik dari pengguna bahkan ada juga dari tokoh. Tapi  banyak juga yang dukung. Saya tidak pernah disomasi, tapi pernah didatangi preman dan diperingatkan Kemenkominfo,” kata dia.

Furqon bercerita ketika Riau Pos masih berkantor di Jalan Cempaka didatangi preman yang marah-marah dan menghentak meja. Waktu itu dirinya membuat kartun tentang PAD.

“Orangnya, badannya besar, datang dan langsung menghantam meja. Saya baru tamat SMEA, badan kurus kering, takut, saya lari. Dia (pelaku, red) kemudian masuk ruangan Pak Rida yang saat itu Pemred Riau Pos. Sejak saat itu hingga hari ini (Sabtu, red) saya tak pernah melapor, Pak Rida juga tidak pernah membahas itu ke saya,” kata Furqon.

Rida mengaku ingat peristiwa itu dan mengakui yang datang itu adalah orang suruhan yang tidak terima dengan karya Furqon. Namun sebagai Pemred Riau Pos, Rida bertanggungjawab penuh dan sudah terbiasa dengan ancaman dan serangan serupa. Hingga orang suruhan itu pergi begitu saja.

Terkait peristiwa itu, Furqon memegang filosopi salah satu kartunis terkenal di dunia. Di mana di negara barat seperti Prancis, kartun kritik lebih vurgal. “Kartun kritik itu berhasil apabila memenuhi tiga syarat. Selaras dan mewakili aspirasi masyarakat, orang yang dikritik tidak marah dan kartunisnya selamat,’’ kata Furqon.***

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Kartunis Riau yang juga karikatunis Riau Pos Furqon LW, menjadi sentral diskusi Jurnalisme Kartun Pemilu Lalu yang ditaja Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Pekanbaru, Sabtu (3/2) petang. Diskusi santai yang digelar di Anjungan Kampar, Bandar Serai itu dihadiri sejumlah tokoh penting.

Pembicara utama dalam diskusi ini, hadir, Ketua KPU Riau yang juga Mantan Ketua AJI Pekanbaru Ilham M Yasir dan Dosen Komunikasi UIN Suska Riau M Badri. Diskusi yang dipandu Ketua AJI Pekanbaru Eko Faizin ini menilai, konsistensi Furqon LW lewat karyanya yang terkumpul dalam ‘Pemilu Lalu’ layak mendapat apresiasi.

- Advertisement -

Apresiasi itu tidak hanya datang dari pembicara kunci, tapi juga dari para tamu spesial seperti budayawan dan wartawan utama Riau H Rida K Liamsi, mantan Kepala Ombudsman Perwakilan Riau Ahmad Fitri, Ahli Pers AJI Pekanbaru Hasan Basril, dan lainnya.

Ketua KPU Riau Ilham M Yasir yang juga pernah sekantor dengan Furqon LW di Riau Pos memuji Furqon LW atas karya-karyanya. Kartun-kartun ataupun karikatur yang dibuat Furqon memberi cara pandang berbeda dirinya dalam menjalan kesibukan sebagai penyelenggara pemilu.

- Advertisement -

“Ada sisi lain yang kami dapatkan. Bang Furqon membuat tema-tema pinggirian yang menarik untuk dilihat. 2019 itu Pemilu yang sangat komplek dan lebih menarik, bagaimana masyarakat terbelah, politik uang dan lainnya. Namun, kita bisa tertawa ketika segala peristiwa itu ditampilkan dengan penuh makna, aktual namun menggelitik,” kata Ilham.

Ketika melihat karya Pemilu Lalu, yang merupakan buku kumpulan kartun Furqon LW yang dibuatnya sepanjang 2014-2019, Ilham menjadi ingat dengan berbagai isu bagaimana hebat dan kompleksnya Pemilu 2024 itu.

Baca Juga:  Penjaringan Calon Ketua KONI Pekanbaru Segera Dilakukan

Sementara itu Dosen Komunikasi UIN Suska Riau M Badri menasbihkan bahwa kartun Furqon LW merupakan bagian dari  produk jurnalistik. Apalagi karya-karya kartunis yang telah berkarya lebih dari 30 tahun Riau Pos, sarat dengan kritik sosial.

“Karya kartun ini sangat sarat kritik sosial, tapi tetap bisa membuat orang tertawa. Satu kartunnya mewakili banyak informasi, sekaligus hiburan,” kata Badri.

Peran kartun, lanjut dia, sangat besar dalam setiap perjuangan berbagai bangsa di dunia. Termasuk Indonesia. Bahkan sejak awal kemerdekaan, bahkan sampai ada perang kartun.

“Bang Furqon tunak dan konsisten, saat masuk era digital Furqon tetap konsisten dengan style hitam putih yang memang mampu menyampaikan pesan yang kuat. Mampu menggambar apa-apa yang terjadi. Kalau kita lihat kembali realitas hari ini, apa yang dibuat Bang Furqon selama 2014-2019, masih relevan,” kata Badri.

Cara bagaimana Furqon menggambarkan peristiwa kekinian maupun kritiknya lewat kartun, menuai pujian dari H Rida K Liamsi. Rida menyebutkan, mantan anak buahnya itu selalu menemukan cara membuat pembaca tertawa.

“Furqon begitu pandai menemukan inti dari sebuah permasalahan yang benar dirasakan masyarakat. Dia berhasil mengkritik dengan cara menggelitik,” kata Rida.

Sementara itu Furqon menanggapi pujian atas konsistensinya dalam berkarya. Menurutnya, untuk tetap produktif dan mencuri perhatian, dirinya siap menjadi oposisi di segala rezim seperti kartunis lainnya di dunia. Dirinya bahagia karena media seperti Riau Pos yang konsisten memberikan tempat pada karya-karyanya.

Kendati tidak mengenyam pendidikan khusus seni kartun, seperti disebutkan Rida, namun Furqon mengaku dirinya terus belajar. Setiap karya yang terbit di Riau Pos adalah intisari dari berita aktual. Begitu juga karyanya yang lain, yang menurut Furqon, menempatkan dirinya sebagai oposisi.

Baca Juga:  STC Ditarget Akhir Februari, TPS Pedagang Segera Dibongkar

“Baik kartun opini maupun kartun kritik, pasti akan memposisikan dirinya sebagai oposisi. 2014 saya mulai menggunakan media sosial, saya mendapat banyak kritik dari pengguna bahkan ada juga dari tokoh. Tapi  banyak juga yang dukung. Saya tidak pernah disomasi, tapi pernah didatangi preman dan diperingatkan Kemenkominfo,” kata dia.

Furqon bercerita ketika Riau Pos masih berkantor di Jalan Cempaka didatangi preman yang marah-marah dan menghentak meja. Waktu itu dirinya membuat kartun tentang PAD.

“Orangnya, badannya besar, datang dan langsung menghantam meja. Saya baru tamat SMEA, badan kurus kering, takut, saya lari. Dia (pelaku, red) kemudian masuk ruangan Pak Rida yang saat itu Pemred Riau Pos. Sejak saat itu hingga hari ini (Sabtu, red) saya tak pernah melapor, Pak Rida juga tidak pernah membahas itu ke saya,” kata Furqon.

Rida mengaku ingat peristiwa itu dan mengakui yang datang itu adalah orang suruhan yang tidak terima dengan karya Furqon. Namun sebagai Pemred Riau Pos, Rida bertanggungjawab penuh dan sudah terbiasa dengan ancaman dan serangan serupa. Hingga orang suruhan itu pergi begitu saja.

Terkait peristiwa itu, Furqon memegang filosopi salah satu kartunis terkenal di dunia. Di mana di negara barat seperti Prancis, kartun kritik lebih vurgal. “Kartun kritik itu berhasil apabila memenuhi tiga syarat. Selaras dan mewakili aspirasi masyarakat, orang yang dikritik tidak marah dan kartunisnya selamat,’’ kata Furqon.***

Laporan HENDRAWAN KARIMAN, Pekanbaru

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari