PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Banjir Jalan Lintas Timur (Jalintim) Sumatera di Desa Kemang, Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan belum juga surut, Kamis (18/1). Alhasil, pengendara dengan kendaraan kecil atau roda enam ke bawah masih diimbau untuk mencari jalan alternatif.Kapolres Pelalawan AKBP Suwinto SH SIK melalui Kasat Lantas AKP Akira Ceria SIK MM mengatakan, tinggi permukaan air yang telah merendam Jalintim Km 76-83 Desa Kemang Kecamatan Pangkalan Kuras hingga saat ini masih bertahan 80 sentimeter (cm) atau sepinggang orang dewasa, tepatnya di Km 83.
‘’Petugas gabungan masih menerapkan sistem buka tutup jalan. Hingga saat ini, petugas gabungan masih tetap di lapangan untuk melakukan pengaturan lalu lintas agar tidak terjadi penumpukan kendaraan. Apalagi hujan deras dengan durasi cukup panjang kembali turun hari ini (kemarin, red,’’ ujarnya.
‘’Kendaraan roda enam ke bawah masih belum diizinkan melintasi. Pengendara kendaraan kecil diminta mencari jalan alternatif melaui Lintas Tengah, kecuali menggunakan bantuan kendaraan roda 10 ke atas,” tambahnya.
Kemarin, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto melihat langsung kondisi banjir di sini. Kepala BNPB didampingi Gubernur Riau Edy Natar Nasution, Deputi III, Komisi VIII DPR RI Ahmad, dan disambut Bupati Pelalawan H Zukri.
Letjen Suharyanto mengatakan, banjir di jalintim ini harus mendapatkan perhatian khusus karena jalan ini merupakan jalan utama yang menghubungkan provinsi-provinsi yang ada di Pulau Sumatera.
“Akibat terputusnya jalan lintas yang menggunakan antar provinsi di Sumatera ini, sedikit berdampak pada perekonomian. Bahkan kendaraan yang akan melintas harus antre, dan sempat juga tidak dapat melintas sama sekali,” sebutnya.
Karena itu, demikian Letjen Suharyanto pihaknya saat ini sedang memikirkan solusi jangka panjang untuk Jalintim ini. Agar aktivitas ekonomi tidak terganggu akibat jalan utama tergenang banjir. Solusi tersebut yakni menggesa pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).
“Untuk solusi jangka panjang kami harap jalan tol trans Sumatera dapat segera selesai, sehingga alur logistik dan orang dari provinsi lain tidak melewati jalan ini saat banjir. Namun bukan berarti jalan lintas ini akan ditinggalkan,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga mengatakan bahwa saat ini 10 kabupaten/kota sedang mengalami banjir besar dan informasi tersebut sudah sampai ke tingkat pusat. 10 daerah tersebut juga telah menerapkan tanggap darurat dan siaga darurat sehingga kewajiban pemerintah pusat harus hadir.
“Presiden Joko Widodo langsung memerintahkan saya ke Riau. Saya juga ingin memastikan bahwa para korban banjir sudah mendapatkan bantuan yang layak,” katanya.
Kepala BNPB mengakui bahwa langkah-langkah yang diambil oleh pemerintah daerah untuk mengatasi banjir sudah sangat baik, baik dari tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. “Bahkan kebutuhan pengungsi pun rata-rata sudah terpenuhi,” sebutnya.
Saat melakukan peninjauan di posko pengungsian di Pekanbaru, Kepala BNPB bersama Gubernur Riau juga menyerahkan bantuan kepada pengungsi sekaligus melakukan peninjauan di posko kesehatan.
Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan MSi mengungkapkan, banjir yang melanda Negeri Amanah ini, perlahan-lahan surut. Sejak sepekan lalu atau tepatnya pada Jumat (12/1) hingga saat ini, debit ketinggian permukaan air yang merendam badan jalan serta permukiman masyarakat, terus mengalami penurunan.
“Berdasarkan alat pengukur ketinggian permukaan air Sungai Kampar, khusus hari ini (kemarin, red), tinggi permukaan air kembali menurun 3 sentimeter. Artinya, dari pekan lalu, setidaknya telah terjadi penyurutan hingga 50 sentimeter. Sedangkan saat ini, debit air mencapai 3,77 meter dari titik normal pengoperasian jembatan penyeberangan ponton di Langgam,” bebernya.
Macet Panjang di Lintas Ujung Tanjung
Banjir yang melanda Rokan Hilir (Rohil) membuat akses jalan terutama di jalan lintas sumatera Riau-Sumut terganggu. Salah satu titik krusial adalah di Dusun Terminal, Ujung Tanjung Kecamatan Tanah Putih yang berdekatan dengan Jembatan Ujung Tanjung.
Meskipun hanya puluhan meter terdapat titik jalan yang digenangi air namun hal itu membuat pengemudi kendaraan yang melintas harus ekstrahati-hati. Pasalnya, air yang mengalir deras dan lobang jalan yang cukup dalam tersebar di beberapa titik pada ruas jalan tersebut. “Kalau tak hati-hati bahaya. Pernah kejadian ada motor yang jatuh, terbalik karena terperosok di lubang,” kata seorang pengendara motor yang melintas, Umar, Kamis (18/1).
Pantauan Riau Pos di di titik akses jalan tersebut air mengalir deras setinggi pergelangan kaki orang dewasa. Sementara kerusakan lobang jalan terus bertambah seiring dengan tak hentingnya kendaraan terutama bertonase tinggi yang lewat.
Kondisi ini membuat kendaraan terjebak macet yang cukup panjang. Pantauan di lapangan terlihat kendaraan yang didominasi truk terentang mulai dari Simpang Ujung Tanjung-Bagansiapiapi hingga mendekati titik genangan air yang berdekatan dengan Jembatan Ujung Tanjung.
Beberapa personel polisi bersama warga turut membantu memberikan arahan agar kendaraan yang melintas tidak terperosok ke dalam lubang.
Sementara arus kendaraan tak berhenti, baik dari arah Ujung Tanjung ke Pekanbaru maupun sebaliknya. Kondisi yang sama juga terjadi selepas dari jembatan atau dari arah Pekanbaru-Ujung Tanjung juga terdapat kendaraan yang mengular dalam jarak beberapa kilometer.
Menurut informasi yang diperoleh di lapangan, kemacetan mulai terjadi menjelang siang, dan berlanjut pada malam hari. Meskipun pada malam hari terjadi penurunan intensitas kendaraan, namun kendaraan berjalan sangat lambat saat melewati titik yang digenangi air tersebut karena minimnya penerangan jalan.
Satlantas Polres Rohil pun melakukan pengaturan lalu lintas di bagian ujung jembatan dan pangkal yang berdekatan dengan titik genangan air. Petugas juga siaga mengarahkan kendaraan dengan berdiri di tempat yang tergenang.
“Kami mengerahkan personel untuk tetap melaksanakan pengaturan dan pengamanan di lokasi akses jalan yang terdampak banjir,” kata Kapolres Rohil AKBP Andrian Pramudianto SH SIK MSi melalui Kasatlantas Polres Rohil Iptu Zahratul Aulia Harun STrk, kemarin. “Segala upaya akan kami lakukan untuk memberi keamanan ketertiban dan keselamatan berlalu lintas, khususnya pada saat ini di seputaran akses jalan yang terdampak banjir tepatnya yang berada di jalan lintas Riau-Sumut di akses menuju Jembatan Ujung Tanjung,” tambahnya.
Pelimpahan Waduk PLTA Dibuka 40 Cm
Tingginya intensitas curah hujan di hulu waduk PLTA Koto Panjang Kampar menyebabkan terjadi kenaikan debit air di waduk tersebut. Untuk itu, pihak PLTA Koto Panjang menambah bukaan pintu pelimpahan (spillway gate).
Manajer PLTA Koto Panjang Cecep Sofhan Munawar menjelaskan, sekitar pukul 10.00 WIB kemarin, lima pintu pelimpahan ditambah bukaan setinggi 40 cm. “Jadi total bukaan pintu pelimpah menjadi 5 x 70 cm. Dengan demikian maka air Sungai Kampar akan nai mencapai 40 cm sampai 50 cm,” jelasnya, Kamis (18/1).
Sementara itu, Pj Bupati Kampar Hambali mengimbau masyarakat yang berada di daerah aliran Sungai Kampar untuk tetap waspada dan hati-hati karena kondisi cuaca dengan intensitas yang masih tidak menentu.
“Masyarakat diminta agar selalu waspada dan berhati-hati, terutama bagi warga yang tinggal di sepanjang aliran Sungai Kampar mengingat curah hujan yang tinggi dan cuaca tak menentu. Jaga anak-anak kita jangan sampai main di sungai,” pesan Hambali.
Dari data di Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops PB)-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kampar, banjir masih melanda di beberapa desa di Kampar yakni Desa Buluh Cina, Kecamatan Siak Hulu, Desa Gunung Sahilan Kecamatan Gunung Sahilan, Desa Rantau Kasih Kecamatan Kamparkiri Hilir, dan Desa Teluk Kenidai Kecamatan Tambang.
‘’Banjir ini terjadi karena intensitas hujan yang masih tinggi menyebabkan luapan Sungai Kampar,’’ ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Kampar Agustar melalui Kepala Satgas TRC Pusdalops PB Adi Candra, Kamis (18/1).(sol/amn/fad)