JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Pada perayaan pergantian Tahun Baru 2024, PT PLN (Persero) meningkatkan siaga pengamanan sistem kelistrikan nasional. Untuk mengawal pasokan listrik tetap aman, perusahaan pelat merah itu melakukan siaga kelistrikan dan memonitor beban kelistrikan secara real time.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo memimpin dan memonitor langsung seluruh posko siaga kelistrikan di tanah air. ”Pasokan listrik di malam pergantian dalam kondisi aman. Seluruh sistem kelistrikan dalam kondisi normal,” ujar Darmawan saat peninjauan di PLN Unit Induk Pusat Pengatur Beban Jamali di kawasan Gandul, Kota Depok, Jawa Barat, Senin (1/1) dini hari.
Darmawan menambahkan, realisasi beban puncak malam pergantian tahun sebesar 35 gigawatt (gw) atau naik 11 persen dari beban puncak 2023. Sementara itu, realisasi daya mampu pasok seluruh pembangkit listrik sebesar 50 gw. ‘’Dengan kondisi beban puncak yang lebih tinggi ini, cadangan pasokan dalam keadaan cukup dan aman,’’ tuturnya.
Darmawan menyebutkan, tantangan penyediaan listrik justru timbul akibat cuaca ekstrem di beberapa daerah. Sebelumnya, PLN melakukan beberapa langkah antisipasi seperti assessment dan maintenance di seluruh sistem operasi. Perseroan juga memastikan potensi gangguan direspons secara cepat hingga menjalankan protokol anti-blackout.
‘’Memang ada beberapa wilayah yang mengalami gangguan kelistrikan akibat cuaca ekstrem dan bencana saat perayaan Natal kemarin. Seperti hujan lebat yang berakibat banjir di Aceh, kemudian terjadinya tanah longsor di Mandailing Natal, Sumatera Utara, dan cuaca ekstrem di Bengkayang, Kalimantan Barat. Namun, kelistrikan yang mengalami gangguan dapat dipulihkan dengan cepat,” urainya.
Tidak hanya dari sisi jaringan listrik, PLN juga memastikan kesiapan infrastruktur pendukung bagi pengguna electric vehicle dengan menyediakan 624 unit stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) di 411 titik yang tersebar di seluruh Indonesia.
”Selama masa libur Nataru, penggunaan SPKLU meningkat lebih dari 4 kali lipat dibandingkan tahun lalu, dari hanya 2 ribu transaksi menjadi 9 ribu transaksi. Jumlah konsumsi daya SPKLU di Nataru tahun ini pun meningkat 4,5 kali lipat dari tahun lalu, dari hanya 40 ribu kWh menjadi 190 ribu kWh. Artinya, peningkatan jumlah dan penggunaan kendaraan di masyarakat semakin tinggi,” bebernya.(agf/bil/dio/jpg)
Laporan JPG, Jakarta