Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Erick Setop Pembentukan Anak-Cucu BUMN

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Praktik penyeludupan Harley-Davidson yang menjerat jajaran direksi Garuda Indonesia turut membuka karut marut tata kelola di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya tentang direksi BUMN yang merangkap jabatan komisaris di banyak anak perusahaan.

Menteri BUMN Erick Thohir menganggap rangkap jabatan tersebut rawan membuat perusahaan tidak sehat. Karena itu, dia menerbitkan Keputusan Menteri BUMN No. SK-315/MBU/12/2019 pada Kamis (12/12). Dalam aturan itu, Erick meminta agar pendirian anak perusahaan dan perusahaan patungan (joint venture/JV) dihentikan untuk sementara (moratorium). Moratorium berlaku sampai Menteri BUMN sendiri yang mencabutnya.

Selain itu, Kementerian BUMN akan melakukan review terhadap anak perusahaan dan perusahaan patungan yang kinerjanya dianggap tidak baik. ‘’Ini dengan tujuan jangan sampai BUMN dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin menggerogoti perusahaan yang sehat,’’ tegas Erick di kantor Direktorat Jenderal Pajak kemarin (13/12).

Namun, ada juga anak perusahaan atau JV yang mendapat pengecualian. Yakni, mereka yang mengikuti tender untuk melaksanakan proyek bagi BUMN yang memiliki bidang usaha jasa konstruksi atau pengusahaan jalan tol. Namun, hal itu pun harus disampaikan terlebih dahulu kepada menteri BUMN untuk mendapat persetujuan.

Baca Juga:  Diduga Depresi, Polisi Bunuh Diri Minum Cairan Pembersih

Pengecualian lainnya berlaku untuk anak perusahaan atau JV yang sedang melaksanakan kebijakan atau program pemerintah. Namun, lagi-lagi, hal itu harus di-review oleh tim yang dibentuk menteri BUMN. Hasil review itu selanjutnya bisa diajukan direksi dengan dukungan komisaris atau dewan pengawas untuk disetujui oleh menteri BUMN.

Ketegasan Erick bukan tanpa sebab. Skandal Garuda yang menghebohkan juga menyeret fakta lain bahwa maskapai kelas kakap itu memiliki anak usaha yang diberi nama Garuda Tauberes Indonesia. Erick mengaku belum mengetahui bidang apa yang diurus oleh PT Garuda Tauberes Indonesia itu. ‘’Mohon maaf, buat saya sih menggelitik, ada cucu perusahaan Garuda yang namanya Garuda Tau Beres Indonesia. Enggak tahu bidang apa. Bayangkan, ada itu,’’ tuturnya, lantas tertawa.

Bos Mahaka itu masih mempelajari mengenai PT Garuda Tauberes Indonesia. Jika ke depan anak usaha tersebut dinilai tidak memiliki kinerja cemerlang, akan dilakukan evaluasi. ‘’Saya akan keluarkan kepmen untuk anak- cucu perusahaan agar di-review. Jangan sampai menggerogoti perusahaan yang sehat,’’ tegasnya.

Erick juga menyinggung jabatan komisaris di perusahaan itu yang diduduki oleh mantan Dirut Garuda Indonesia Ari Ashkara. Ari sendiri dicopot karena diduga terlibat skandal penyeludupan Harley. ‘’Kalau enggak salah, dia (Ari Askhara, red) komisaris di enam anak perusahaan. Itu dicopot semua,’’ tegasnya. Dia juga mengaku kaget dengan banyaknya jabatan komisaris yang bisa dipegang Ari. Sebab, menurut dia, rangkap jabatan semacam itu tidak sehat.

Baca Juga:  Bupati: Melayu Harus Mampu Jadi Tuan di Negeri Sendiri

Garuda Tauberes Indonesia adalah anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang. Perusahaan tersebut memiliki aplikasi bernama Tauberes yang menawarkan layanan kirim paket, kargo udara, dan belanja online. Aplikasi itu diklaim memiliki kelebihan dibandingkan dengan aplikasi logistik lainnya. Salah satu kelebihannya, konsumen bisa mengirim barang dalam waktu sehari ke seluruh daerah, tanpa harus menunggu kapasitas barang minimal 10 kilogram.

Erick juga mengaku kaget saat mengetahui bahwa Pertamina memiliki 142 anak dan cucu usaha. Erick meminta Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memetakan jenis usaha hingga kondisi 142 perusahaan itu.(dee/deb/oni/jpg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

 

JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Praktik penyeludupan Harley-Davidson yang menjerat jajaran direksi Garuda Indonesia turut membuka karut marut tata kelola di berbagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Salah satunya tentang direksi BUMN yang merangkap jabatan komisaris di banyak anak perusahaan.

Menteri BUMN Erick Thohir menganggap rangkap jabatan tersebut rawan membuat perusahaan tidak sehat. Karena itu, dia menerbitkan Keputusan Menteri BUMN No. SK-315/MBU/12/2019 pada Kamis (12/12). Dalam aturan itu, Erick meminta agar pendirian anak perusahaan dan perusahaan patungan (joint venture/JV) dihentikan untuk sementara (moratorium). Moratorium berlaku sampai Menteri BUMN sendiri yang mencabutnya.

- Advertisement -

Selain itu, Kementerian BUMN akan melakukan review terhadap anak perusahaan dan perusahaan patungan yang kinerjanya dianggap tidak baik. ‘’Ini dengan tujuan jangan sampai BUMN dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang ingin menggerogoti perusahaan yang sehat,’’ tegas Erick di kantor Direktorat Jenderal Pajak kemarin (13/12).

Namun, ada juga anak perusahaan atau JV yang mendapat pengecualian. Yakni, mereka yang mengikuti tender untuk melaksanakan proyek bagi BUMN yang memiliki bidang usaha jasa konstruksi atau pengusahaan jalan tol. Namun, hal itu pun harus disampaikan terlebih dahulu kepada menteri BUMN untuk mendapat persetujuan.

- Advertisement -
Baca Juga:  Bupati: Melayu Harus Mampu Jadi Tuan di Negeri Sendiri

Pengecualian lainnya berlaku untuk anak perusahaan atau JV yang sedang melaksanakan kebijakan atau program pemerintah. Namun, lagi-lagi, hal itu harus di-review oleh tim yang dibentuk menteri BUMN. Hasil review itu selanjutnya bisa diajukan direksi dengan dukungan komisaris atau dewan pengawas untuk disetujui oleh menteri BUMN.

Ketegasan Erick bukan tanpa sebab. Skandal Garuda yang menghebohkan juga menyeret fakta lain bahwa maskapai kelas kakap itu memiliki anak usaha yang diberi nama Garuda Tauberes Indonesia. Erick mengaku belum mengetahui bidang apa yang diurus oleh PT Garuda Tauberes Indonesia itu. ‘’Mohon maaf, buat saya sih menggelitik, ada cucu perusahaan Garuda yang namanya Garuda Tau Beres Indonesia. Enggak tahu bidang apa. Bayangkan, ada itu,’’ tuturnya, lantas tertawa.

Bos Mahaka itu masih mempelajari mengenai PT Garuda Tauberes Indonesia. Jika ke depan anak usaha tersebut dinilai tidak memiliki kinerja cemerlang, akan dilakukan evaluasi. ‘’Saya akan keluarkan kepmen untuk anak- cucu perusahaan agar di-review. Jangan sampai menggerogoti perusahaan yang sehat,’’ tegasnya.

Erick juga menyinggung jabatan komisaris di perusahaan itu yang diduduki oleh mantan Dirut Garuda Indonesia Ari Ashkara. Ari sendiri dicopot karena diduga terlibat skandal penyeludupan Harley. ‘’Kalau enggak salah, dia (Ari Askhara, red) komisaris di enam anak perusahaan. Itu dicopot semua,’’ tegasnya. Dia juga mengaku kaget dengan banyaknya jabatan komisaris yang bisa dipegang Ari. Sebab, menurut dia, rangkap jabatan semacam itu tidak sehat.

Baca Juga:  Kejari Tetapkan PPK Pembangunan Pelabuhan Laut Bagansiapiapi Tersangka

Garuda Tauberes Indonesia adalah anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang layanan pengiriman barang. Perusahaan tersebut memiliki aplikasi bernama Tauberes yang menawarkan layanan kirim paket, kargo udara, dan belanja online. Aplikasi itu diklaim memiliki kelebihan dibandingkan dengan aplikasi logistik lainnya. Salah satu kelebihannya, konsumen bisa mengirim barang dalam waktu sehari ke seluruh daerah, tanpa harus menunggu kapasitas barang minimal 10 kilogram.

Erick juga mengaku kaget saat mengetahui bahwa Pertamina memiliki 142 anak dan cucu usaha. Erick meminta Komisaris Utama Pertamina Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati memetakan jenis usaha hingga kondisi 142 perusahaan itu.(dee/deb/oni/jpg)

>>>Selengkapnya baca Harian Riau Pos

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari