Keperluan pupuk bagi tanaman menjadi vital. Bagi petani, keperluan pupuk ini menjadi persoalan mendasar karena saat ini harga jual pupuk sangat mahal. Komplek Kurma di Riau saat ini sedang berupaya menyelesaikan persoalan pupuk tersebut dengan membangun Laboratorium Bio Aktivator untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik gratis di pulau Sumatera.
(RIAUPOS.CO) — Kamis (6/12) siang kemarin, renyai hujan membasahi rerumputan di Komplek Kurma Riau di Desa Pematang Kulim, Kampar. Ketua Kelompok Tani Komplek Kurma Riau Dr Hasballa Ahba sedang menerangkan perihal tanaman kurma kepada utusan Bupati Bangka Tengah yang datang berkunjung ke komplek tersebut.
Ada lima orang utusan Bupati Bangka Tengah yang datang berkunjung. Sekilas dari pembicaraan mereka banyak bertanya tentang tanaman kurma yang ada di komplek tersebut. Mulai dari pembibitan, pemindahan bibit tanaman ke kebun maupun tata cara pemeliharaan dan mengatasi persoalan hama dan penyakit yang menyerang tanaman kurma.
‘’Kunjungan mereka kemarin untuk mempelajari lebih detail nilai ekonomis efektivitas penanaman kurma untuk re-greening (penghijauan kembali) lahan bekas tambang timah dan bauksit yang ada di daerah tersebut,’’ kata Hasballah menjawab Riau Pos saat itu.
Dalam kesempatan itu, tambah Community Development Indonesian Date Palm Association (IDPA) itu lagi, rombongan juga di introduksi secara singkat pola dan tata cara menyemai bibit kurma untuk mengurangi pengeluaran daerah untuk mendukung program tersebut.
‘’Kontribusi dan inovasi kami Komplek Kurma serta generasi dalam membangun negeri untuk Indonesia Jaya Kembali,’’ tuturnya.
Ditambahkannya, Komplek Kurma, pada 2020 berencana membangun laboratorium bio aktivator untuk memenuhi kebutuhan pupuk organik gratis di pulau Sumatera. ‘’Pembangunannya sedang berjalan dan Insya Allah tahun 2020 mendatang masyarakat bisa mendapatkan pupuk organik gratis,’’ tuturnya.
Tidak hanya itu, ada agenda besar lainnya yang akan diwujudkan berupa pembangunan pembuatan pabrik pupuk dalam tanah.’’Soal ini juga kami usulkan ke mereka perlunya Kabupaten Bangka Tengah untuk membangun satu unit hal yang sama,’’ tuturnya.
Kebun Kurma juga, tambah Pendiri Institut Kurma Indonesia ini merencanakan pembangunan plaza bibit unggul untuk menyediakan bibit murah dan berkualitas kepada masyarakat petani dan umum serta rencana pembangunan show room alat-alat mekanisasi dan teknologi pertanian untuk mensupport Integrated Farming Optimization and Decision Support Center (IFODSC)
Selain itu, tambahnya ada juga rencana pihaknya membuka untuk umum fasilitas agrowisata edukasi untuk menginduksi generasi muda sejak dini untuk menjadi pengusaha tani dan mengajarkan seluk beluk pertanian di mulai dari umur TK sampai perguruan tinggi dengan biaya masuk nol rupiah.
Selain itu, tambahnya utusan Bupati Bangka Tengah juga mendapatkan pencerahan tentang alternatif re greening lahan bekas tambah timah dan bauksit dengan menanam kayu putih dengan rendemen tinggi untuk pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan dan penyediaan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar.
‘’Di mana pendapatan per 2,5 hektar per hari adalah Rp500,000 ini sangat menjanjikan untuk dijadikan tanaman alternatif untuk re-greening di mana dari kebutuhan Indonesia hanya mampu di pasok oleh produksi dalam negeri sebesar 20 persen saja selebihnya masuk harus tergantung pada impor,’’ ujarnya
Utusan Bupati Bangka Tengah selain mengadakan kunjungan ke Komplek Kurma, rombongan juga mengunjungi kebun Litbang Kurma IDPA di Masjid Raya Annur Riau dan melakukan kunjungan ke pembibitan kayu putih unggul binaan Balit kayu Putih Indonesia
‘’Litbang kurma Komplek Kurma dan Litbang kurma IDPA berkomitmen secara konsisten untuk menerapkan total organik terhadap komplek kurma pada tahap pertama seluas 9 hektare,’’ tutup Hasballah.(ose)
Laporan GEMA SETARA, Pekanbaru