- Advertisement -
SOLO(RIAUPOS.CO) – Ratusan anak-anak di Indonesia berkumpul di Kota Solo untuk menghasilkan suara dari generasi mereka dalam mewujudkan masa depan Indonesia. Suara mereka akan dijadikan manifesto dalam memperingati perayaan Hari Anak Sedunia dan 30 Tahun Konvensi Hak Anak hari ini (20/11).
Mereka berdiskusi dalam Temu Forum Anak Jawa Tengah (Central Java Children Forum Summit) untuk menyerap suara-suara anak Indonesia dari berbagai daerah serta kepulauan. Di antaranya dari Gorontalo dan Kepulauan Riau.
Ketua Forum Anak Jawa Tengah Amelia Adiputri Diansari menuturkan, perubahan zaman menjadikan anak harus bisa menyesuaikan aktivitas serta lebih bijak dalam pemakaian teknologi.
- Advertisement -
“Keterlibatan dengan pemerintah yang mau mendengarkan suara anak menjadi pembeda dalam berbagai kebijakan, terutama yang berhubungan langsung terhadap kehidupan anak di Indonesia. Kami mencoba untuk mempertahankan tradisi dan ingin literasi digital bisa diterima anak-anak dengan baik,†katanya, Selasa (19/11).
Dalam beberapa tahun terakhir, suara anak sudah didengarkan oleh pemerintah. Pihaknya berkali-kali memberikan ide dan pendapat yang bisa menjadi rumusan kebijakan di berbagai pemerintah daerah. Untuk menambah mobilitas anak, pihaknya sempat mengusulkan adanya optimalisasi bus sekolah serta infrastruktur yang mendukung anak-anak difabel.
Ketua Forum Anak Surakarta Belva Aulia menuturkan, sudah dua hari ini anak-anak dari kota/kabupaten di Jawa Tengah dan berbagai daerah di Indonesia menyerap semua suara-suara anak. “Kami yakin pada era kolaborasi ini semua pihak akan mendengarkan suara anak dan bisa memenuhi hak-hak anak,†kata Belva.
- Advertisement -
Sumber: jawapos.com
Editor: Deslina
SOLO(RIAUPOS.CO) – Ratusan anak-anak di Indonesia berkumpul di Kota Solo untuk menghasilkan suara dari generasi mereka dalam mewujudkan masa depan Indonesia. Suara mereka akan dijadikan manifesto dalam memperingati perayaan Hari Anak Sedunia dan 30 Tahun Konvensi Hak Anak hari ini (20/11).
Mereka berdiskusi dalam Temu Forum Anak Jawa Tengah (Central Java Children Forum Summit) untuk menyerap suara-suara anak Indonesia dari berbagai daerah serta kepulauan. Di antaranya dari Gorontalo dan Kepulauan Riau.
Ketua Forum Anak Jawa Tengah Amelia Adiputri Diansari menuturkan, perubahan zaman menjadikan anak harus bisa menyesuaikan aktivitas serta lebih bijak dalam pemakaian teknologi.
- Advertisement -
“Keterlibatan dengan pemerintah yang mau mendengarkan suara anak menjadi pembeda dalam berbagai kebijakan, terutama yang berhubungan langsung terhadap kehidupan anak di Indonesia. Kami mencoba untuk mempertahankan tradisi dan ingin literasi digital bisa diterima anak-anak dengan baik,†katanya, Selasa (19/11).
Dalam beberapa tahun terakhir, suara anak sudah didengarkan oleh pemerintah. Pihaknya berkali-kali memberikan ide dan pendapat yang bisa menjadi rumusan kebijakan di berbagai pemerintah daerah. Untuk menambah mobilitas anak, pihaknya sempat mengusulkan adanya optimalisasi bus sekolah serta infrastruktur yang mendukung anak-anak difabel.
- Advertisement -
Ketua Forum Anak Surakarta Belva Aulia menuturkan, sudah dua hari ini anak-anak dari kota/kabupaten di Jawa Tengah dan berbagai daerah di Indonesia menyerap semua suara-suara anak. “Kami yakin pada era kolaborasi ini semua pihak akan mendengarkan suara anak dan bisa memenuhi hak-hak anak,†kata Belva.
Sumber: jawapos.com
Editor: Deslina