JAKARTA (RIAUPOS.CO) — Indonesia tahun ini menjadi tuan rumah penyelenggaraan World Zakat Forum. Isu besar yang dibahas dalam pertemuan yang dihadiri delegasi dari 28 negara itu, tentang digitalisasi zakat. Tujuannya untuk memaksimalkan penggalangan dana zakat.
Ketua Baznas Bambang Sudibyo menuturkan tema digitalisasi zakat sesuai dengan kecenderungan masyarakat saat ini. Dia mengatakan pembayaran zakat melalui media digital terus mengalami pertumbuhan.
"Gaya hidup masyarakat saat ini ingin serba cepat dan mudah. Seperti membayar zakat melalui fasilitas teknologi digital," katanya di kantor Baznas Rabu (30/10).
Bambang menuturkan World Zakat Forum digelar di Bandung pada 5-7 November mendatang. Rencananya forum ini dibuka oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Selain itu juga dihadiri oleh Menteri Agama Fachrul Razi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, serta pejabat lainnya sebagai pembicara kunci.
Dia menuturkan tantangan digitalisasi zakat saat ini adalah untuk terus memberikan pelayanan yang cepat. Kemudian juga peningkatakan keamanan transasksi. Lalu juga melalui kemajuan teknologi bisa ikut meningkatkan kesadaran masyarakat tentang manfaat berzakat.
"Harapannya penghimpunan zakat semakin besar. Kemudian penyaluran zakat semakin tersebar dan kemiskinan di dunia bisa dientaskan," jelasnya.
Tujuan itu menurut Bambang bisa dilakukan dengan memaksimalkan penggunaan teknologi digital. Chief Communication Officer (CCO) Dompet Dhuafa Guntur Subagja menuturkan bahwa potensi zakat di Indonesia mencapai Rp 200 triliun.
"Bahkan bisa sampai Rp 300 triliun," katanya.
Dia menjelaskan salah satu upaya untuk memaksimalkan penggalangan dana zakat adalam melalui teknologi digital. Sebab dengan tenologi digital, penggalangan dana zakat bisa tanpa batas. Dia menjelaskan sekitar 16,7 persen atau 27 juta pengguna internet bertujuan mencari kegiatan donasi zakat, wakaf, dan lainnya. Tingginya angka pengguna internet terkait kegiatan sosial itu, menjadi potensi untuk membayar zakat.
Sumber: Jawapos.com
Editor: Erizal