PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Rendahnya cakupan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di Kota Pekanbaru menjadi perhatian semua pihak. Salah satunya datang dari kelompok pendukung ASI dalam pencegahan stunting di Kelurahan Sri Meranti wilayah kerja Puskemas Umban Sari Pekanbaru, Selasa (29/10), dengan memberikan pelatihan untuk menjadi peer councellor.
Dijelaskan Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau Juraida Roito Harahap M Kes dan Siska Helina M keb dalam kegiatan Pengabmas prodi D IV Kebidanan, bahwa kelompok pendukung ASI sudah dibentuk sejak 2017 lalu. "Dan telah melakukan pembinaan pada 2018, hasilnya sudah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pemberian ASI oleh masyarakat," jelasnya.
Dikatakannya, kegiatan pengabdian ini bertujuan agar masyarakat dapat melakukan pembinaan dan evaluasi kelompok pendukung ASI atau KP-ASI dalam upaya pencegahan stunting. Terutama di Kelurahan Sri Meranti wilayah kerja untuk Puskesmas Umban Sari Pekanbaru.
"Dalam Pengabmas ini juga dibantu oleh bidan penanggung jawab diwilayah kerja, 15 orang anggota pendukung ASI bersama tim pelaksana pengabdian masyarakat, yaitu dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau prodi D IV kebidanan dengan dibantu tiga mahasiswa," rincinya.
Ada beberapa metode pelaksanaan KP-ASI yang terdiri dari memberikan pembinaan dan melaksanakan pengawasan secara berkelanjutan terhadap pelaksanaan peran serta fungsinya. Dimana, evaluasi terhadap Pengabmas dilakukan secara monitoring internal dari unit penelitian serta reviewer dari Politekkes Kemenkes Riau.
"Hasil pengabdian ini sudah dilakukan sebanyak enam kali pertemuan. Ada perbedaan pengetahuan (pvalue 0.007) dan keterampilan (pvalue 0.003) tim KP-ASI setelah diberikan pendidikan kesehatan. Yang mana, masih perlu dilakukan pembinaan dan evaluasi secara berkala oleh bidan yang ada, agar KP-ASI manggis ini bisa tetap aktif dalam memberikan informasi tentang ASI di wilayahnya," tutupnya.(*1)
PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — Rendahnya cakupan pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif di Kota Pekanbaru menjadi perhatian semua pihak. Salah satunya datang dari kelompok pendukung ASI dalam pencegahan stunting di Kelurahan Sri Meranti wilayah kerja Puskemas Umban Sari Pekanbaru, Selasa (29/10), dengan memberikan pelatihan untuk menjadi peer councellor.
- Advertisement -
Dijelaskan Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau Juraida Roito Harahap M Kes dan Siska Helina M keb dalam kegiatan Pengabmas prodi D IV Kebidanan, bahwa kelompok pendukung ASI sudah dibentuk sejak 2017 lalu. "Dan telah melakukan pembinaan pada 2018, hasilnya sudah ada peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam pemberian ASI oleh masyarakat," jelasnya.
Dikatakannya, kegiatan pengabdian ini bertujuan agar masyarakat dapat melakukan pembinaan dan evaluasi kelompok pendukung ASI atau KP-ASI dalam upaya pencegahan stunting. Terutama di Kelurahan Sri Meranti wilayah kerja untuk Puskesmas Umban Sari Pekanbaru.
- Advertisement -
"Dalam Pengabmas ini juga dibantu oleh bidan penanggung jawab diwilayah kerja, 15 orang anggota pendukung ASI bersama tim pelaksana pengabdian masyarakat, yaitu dosen jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes Riau prodi D IV kebidanan dengan dibantu tiga mahasiswa," rincinya.
Ada beberapa metode pelaksanaan KP-ASI yang terdiri dari memberikan pembinaan dan melaksanakan pengawasan secara berkelanjutan terhadap pelaksanaan peran serta fungsinya. Dimana, evaluasi terhadap Pengabmas dilakukan secara monitoring internal dari unit penelitian serta reviewer dari Politekkes Kemenkes Riau.
"Hasil pengabdian ini sudah dilakukan sebanyak enam kali pertemuan. Ada perbedaan pengetahuan (pvalue 0.007) dan keterampilan (pvalue 0.003) tim KP-ASI setelah diberikan pendidikan kesehatan. Yang mana, masih perlu dilakukan pembinaan dan evaluasi secara berkala oleh bidan yang ada, agar KP-ASI manggis ini bisa tetap aktif dalam memberikan informasi tentang ASI di wilayahnya," tutupnya.(*1)