Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Jangan Ada Lagi Menteri Yang ’Sekolah’ di KPK, Ini Harapan Pemuda Muhammadiyah

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf harus menyiapkan sosok menteri yang bisa menghilangkan catatan buruk pada periode sebelumnya. Sebab, Kabinet Kerja I terdapat sejumlah catatan negatif. Yakni, ada beberapa menteri tersangkut kasus korupsi. Hal itu membuat mereka harus “sekolah” di KPK.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto memberi catatan kepada Presiden Jokowi dalam menetapkan siapa pembantunya. “Hal terpenting jangan sampai ada lagi menteri “sekolah” atau “mondok” di KPK,” ungkap Sunanto kepada JawaPos.com, Senin (21/10).

Diketahui pada Kabinet Kerja I, sejumlah oknum menteri yang tersangkut kasus korupsi adalah Idrus Marham, mantan Menteri Sosial; dan Imam Nahrawi, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Keduanya terpaksa dicopot karena tersangkut kasus dugaan kasus korupsi yang ditangani KPK. Untuk Idrus Marham pada kasus dugaan suap PTLU Riau-1 dan Imam Nahrawi dalam kasus dana hibah KONI.

Baca Juga:  Sarapan Sebelum atau Setelah Olahraga

Cak Nanto–begitu Sunanto–disapa menyoroti pidato Presiden Jokowi pada pelantikan, Minggu (20/10). Pada pidato itu, kata Cak Nanto, Presiden menyoroti pembangunan sumber daya manusia (SDM). Artinya, SDM dari komposisi menteri di Kabinet Kerja II ini harus memumpuni di bidangnya. Sebab, sosok yang hebat di luar pemerintahan belum tentu cakap ketika berada di pemerintahan.

Dia mencontohkan Nadiem Makarim. Founder Gojek itu adalah salah seorang figur yang dipanggil ke Istana Merdeka pada Senin (21/10). Dia disebut-sebut sebagai calon menteri. Potensi Nadiem Makarim menjadi menteri terlihat dalam keberhasilannya membangun bisnis digital Gojek.

Menurut Cak Nanto, kapasitas Nadiem Karim di Gojek perlu diuji nantinya ketika berada di pemerintahan, jika dia benar-benar dilantik sebagai menteri.

Baca Juga:  Bupati Bangga Qori Rohul Juara Nasional

Begitu juga dengan Wishnutama Kusubandio. Meski dia dikenal dengan orang yang berhasil dalam dunia pertelevisian, belum tentu dia bisa menata birokrasi dan menerjemahkan visi misi presiden-wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin.

Selain Wishnutama dan Nadiem Makarim yang dipanggil ke Istana, Presiden Jokowi juga mengundan Erick Thohir. Figur ini dikenal dengan keberhasilannya ketika memimpin pelaksanaan Asian Games 2018. Kesuskses Asian Games 2018 tidak terlepas dari tangan dingin Erick Thohir.

“Ke depan kita lihat saja nanti sejauh mana kompetensi mereka jika benar-benar berawda di kabinet,” kata Nanto. Dia berharap figur-figur ini mampu membawa Indonesia ke level lebih baik lagi di dunia internasional sebagaimana bidangnya masing-masing di kementerian nanti.

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

JAKARTA(RIAUPOS.CO) – Pemerintahan Jokowi-Ma’ruf harus menyiapkan sosok menteri yang bisa menghilangkan catatan buruk pada periode sebelumnya. Sebab, Kabinet Kerja I terdapat sejumlah catatan negatif. Yakni, ada beberapa menteri tersangkut kasus korupsi. Hal itu membuat mereka harus “sekolah” di KPK.

Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Sunanto memberi catatan kepada Presiden Jokowi dalam menetapkan siapa pembantunya. “Hal terpenting jangan sampai ada lagi menteri “sekolah” atau “mondok” di KPK,” ungkap Sunanto kepada JawaPos.com, Senin (21/10).

Diketahui pada Kabinet Kerja I, sejumlah oknum menteri yang tersangkut kasus korupsi adalah Idrus Marham, mantan Menteri Sosial; dan Imam Nahrawi, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora). Keduanya terpaksa dicopot karena tersangkut kasus dugaan kasus korupsi yang ditangani KPK. Untuk Idrus Marham pada kasus dugaan suap PTLU Riau-1 dan Imam Nahrawi dalam kasus dana hibah KONI.

- Advertisement -
Baca Juga:  Sarapan Sebelum atau Setelah Olahraga

Cak Nanto–begitu Sunanto–disapa menyoroti pidato Presiden Jokowi pada pelantikan, Minggu (20/10). Pada pidato itu, kata Cak Nanto, Presiden menyoroti pembangunan sumber daya manusia (SDM). Artinya, SDM dari komposisi menteri di Kabinet Kerja II ini harus memumpuni di bidangnya. Sebab, sosok yang hebat di luar pemerintahan belum tentu cakap ketika berada di pemerintahan.

Dia mencontohkan Nadiem Makarim. Founder Gojek itu adalah salah seorang figur yang dipanggil ke Istana Merdeka pada Senin (21/10). Dia disebut-sebut sebagai calon menteri. Potensi Nadiem Makarim menjadi menteri terlihat dalam keberhasilannya membangun bisnis digital Gojek.

- Advertisement -

Menurut Cak Nanto, kapasitas Nadiem Karim di Gojek perlu diuji nantinya ketika berada di pemerintahan, jika dia benar-benar dilantik sebagai menteri.

Baca Juga:  Negara-Negara G7 akan Perberat Sanksi Terhadap Rusia

Begitu juga dengan Wishnutama Kusubandio. Meski dia dikenal dengan orang yang berhasil dalam dunia pertelevisian, belum tentu dia bisa menata birokrasi dan menerjemahkan visi misi presiden-wakil presiden, Jokowi-Ma’ruf Amin.

Selain Wishnutama dan Nadiem Makarim yang dipanggil ke Istana, Presiden Jokowi juga mengundan Erick Thohir. Figur ini dikenal dengan keberhasilannya ketika memimpin pelaksanaan Asian Games 2018. Kesuskses Asian Games 2018 tidak terlepas dari tangan dingin Erick Thohir.

“Ke depan kita lihat saja nanti sejauh mana kompetensi mereka jika benar-benar berawda di kabinet,” kata Nanto. Dia berharap figur-figur ini mampu membawa Indonesia ke level lebih baik lagi di dunia internasional sebagaimana bidangnya masing-masing di kementerian nanti.

Editor : Deslina
Sumber: jawapos.com

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari