SIAK (RIAUPOS.CO) – Hari ketiga Festival Kabupaten Lestari peserta yang terdiri dari sejumlah komunitas diajak mengunjungi Hutan Margasatwa Zamrud dan Danau Zamrud memiliki luas 31.480 meter persegi, sedangkan luas danau 28 ribu meter persegi, dengan tingkat kedalaman 7 sampai 20 meter.
Di tengah danau ada pulau-pulau gambut. Pulau-pulau gambut itu mengapung dan tidak terikat sampai dasar. Makanya bisa bergeser.
Demikian dikatakan Asisten I Setdakab Siak Budhi S Yuwono. Dia menjelaskan di wilayah itu ada eskplorasi dan konservasi. Kedepannya dijadikan wisata, danaunya masih sangat bagus dan hutannya masih perawan karena dijaga sangat baik.
Nanti kita akan menyusuri danau, akan terlihat di sana sejumlah flora dan fauna yang dilindungi yang menjadi habitat gambut. Mulai dari ikan kayangan atau arwana, udang, ikan, burung kayangan, trenggiling, daln lainnya. Sedangkan tanaman pinang merah dan damar dan endemik hutan gambut lainnya.
Tapi di sekitar sini ada hutan, HTI, eksplorasi BSP dan Pertamina Hulu yang membentuk BOB. Semuanya tentunya di bawah pengawasan BBKSDA untuj konservasi. “Yang terpenting di wilayah ini, jaga aturan di alam dan mari jaga sikap dan perilaku serta kehati-hatian dalam bertindak,” ungkap Budi.
Sementara Kepala Resort Balai Sumber Daya Alam Siak Raffles Sitinjak menjelaskan pihaknya melakukan pengawasan wilayah itu bersama empat anggotanya. “Kunjungan ke tempat ini harus mendapatkan izin dari BKSDA. Nanti BKSDA yang merekomendasikan apakah boleh atau tidak,” jelas Reffles.
Dia juga menjelaskan ada habitat harimau, beruang, sementara untuk di danau ada buaya. “Saya harapkan , berhati hatilah. Jika melihat sesuatu jangan menjerit. Omongan harus dijaga,” katanya.
Sejauh ini, hewan hewan yang diselamatkan oleh BBKSDA dan BKSDA, sebagian sudah banyak dilepasliarkan, seperti beruang dan trenggiling. “Mudah mudahan terap menjaga alam dengan baik,” ulangnya.
Sementara Bagian Lingkungan Hidup BOB Afrizal menjelaskan pihaknya melakukan eksplorasi, maka pihaknya menjaga kelestarian alam terutama Taman Margasatwa dan Danau Zamrud. Bahkan pihaknya ikut melakukan pengawasan.
Dalam melakukan pengawasan pihaknya koordinasi dengan BBKSDA, apa yang dilakukan termasuk eksplorasi. “Kami melakukan pemantauan air, udara setiap enam bulan agar lestari. Hal ini kami lakukan dengan baik dan sesuai dengan aturan,” ucapnya.
Masih di kawasan itu juga, di sekitar kawasan eksplorasi ada demplot yang dikelola Elang, dan Sedagho Siak. Demplot ini diharapkan menjadi cikal bakal pertanian tanpa bakar dengan hasil maksimal. Masyarakat diharapkan ke depannya menggunakan cara ini,” ungkap Janes dari Yayasan Elang.
Adapun yang dibudidayakan semangka dan nenas. Namun tidak tertutup kemungkinan holtikultura lainnya ditanam di demplot tersebut.
Diakhir kegiatan ada jamuan makan siang di Kantor Desa Dayun. Bertemu dengan Penghulu berprestasi bernama Nasyanugrik. Sementara Pj Penghulu (Kades) yang juga Sekcam Dayun Rizannaky Kadri menjelaskan tata kelola desa, hasil desa berupa semangka, nanas dan lainnya.(mng)