Bus-bus tua dengan suara denyitan dan ringkikan sepanjang jalan itu memasuki Simpang Somel setelah melalui perjalanan panjang dari Padang, Sumatera Barat.
KETIDAKSTABILAN politik di Nigeria yang mengalami kudeta militer lima kali sejak merdeka dari Inggris tahun 1960, membuat perjuangan demokrasi --termasuk pers-- menjadi sulit.
LUKA politik masa lalu yang berhubungan dengan pemberontakan komunis yang gagal (G 30 S/PKI), masih menjadi tema favorit bagi sebagian pengarang Indonesia di masa kini. Bukan hanya oleh mereka yang pernah mengalaminya, tetapi juga oleh generasi terbaru yang tak pernah mengalaminya secara langsung, dan hanya mendapatkan cerita dari buku sejarah maupun dari orang tua mereka.
Benito Mussolini, yang sebelumnya menjadi pendukung sosialisme dengan cita-cita masyarakat tanpa kelas, sudah mempelajari persoalan kebebasan berpikir dan kemanusiaan ini dari karya begitu banyak filsuf yang dibacanya.
Mussolini awalnya adalah seorang politikus sosialis dan wartawan koran Avanti!. Pada tahun 1912, ia menjadi anggota Direktorat Nasional Partai Sosialis Italia (PSI)
Benito Amilcare Andrea Mussolini, adalah seorang fasisme tulen. Meski awalnya dia seorang sosialis dan pernah bekerja sebagai jurnalis, namun buku bacaan dan tokoh-tokoh totalisme di masa lalu mengubah dirinya.
HIDUP dalam pertikaian mengatasnamakan sektarian, bukanlah hal yang mudah. Identitas yang memunculkan agama sebagai bahan yang digunakan untuk bertikai karena masing-masing tak mau menerima perbedaan, membuat ketakutan dan kehancuran. Apalagi jika politik ikut bermain di sana.
Seperti ditulis The Republic.com, lelaki bernama panjang Sumonu Oladele Giwa itu lahir di di Ife, barat daya Nigeria, pada 16 Maret 1947. Dia lahir dari keluarga berada dan menghabiskan masa kecilnya di Ife sebelum berangkat ke AS untuk belajar. Dia belajar bahasa Inggris di Brooklyn College dan, setelah itu, meraih gelar master dalam Komunikasi Publik dari Universitas Fordham.
PERJUANGAN rakyat Filipina untuk berjuang membangun demokrasinya tidaklah mudah. Setelah lepas dari cengkraman penjajah Spanyol, Amerika Serikat, dan Jepang, mereka juga harus menghadapi banyak masalah dalam negeri.