Jumat, 5 Juli 2024

Pemprov Sumbar Kaji Penanganan Luapan Air Ngarai Sianok

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Pe­merintah Provinsi Sumatera Barat merespons cepat bencana aliran air Ngarai Sianok yang meluap tiba-tiba, Senin (3/6). Sejumlah tindakan akan dilakukan, mulai dari normalisasi aliran air, pembangunan pengendali air, dan kajian untuk kelayakan pembangunan di sekitar aliran air Ngarai Sianok.

Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat melakukan peninjauan ke lokasi terdampak bencana luapan air Ngarai Sianok di Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, Selasa (4/6).

- Advertisement -

“Kami akan melakukan normalisasi aliran air dengan melakukan pengerukan sedimentasi yang ada di aliran air Batang Ngarai Sianok.

Berdasar kajian kami, sementara ini kedalaman sedimen diperkirakan mencapai dua sampai tiga meter,” ujarnya.

Kemudian Mahyeldi menyebutkan, normalisasi ditargetkan akan dilakukan sepanjang dua kilometer (km), dengan rincian 1,5 km ke arah hulu dan 0,5 km ke arah hilir dari titik lokasi kejadian saat ini. Material sendimen selanjutkan akan dijadikan dinding penahan di sisi kiri dan kanan aliran air untuk menekan potensi air kembali meluap.

- Advertisement -

“Saat ini masih kami kaji dan koordinasikan di beberapa titik. Di aliran air akan dibangun sejenis cek dam atau sandpocket. Ini penting untuk pengendalian air,” tambahnya.

Gubernur juga menilai dengan pengendalian debit air, akan terbuka juga kemungkinan air tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air di Kota Bukittinggi. “Selain itu, kami juga akan mengarahkan agar tidak ada aliran air di tebing. Kami juga melihat di beberapa titik sepanjang aliran sungai terdapat aliran air yang menggerus tebing. Ini harus dinolkan,” sebutnya.

Baca Juga:  Aliran Air Ngarai Sianok Tiba-Tiba Meluap

Gubernur juga menyebutkan bahwa untuk kemungkinan relokasi bagi rumah warga atau warung, cake dan restro masih dalam kajian. “Untuk bangunan warung yang ada di sekitaran aliran air akan dikaji dulu. Kita lihat bagaimana nanti. Apakah mereka membangun di bantaran sungai atau bagaimana? Kalau membangun di bantaran sungai akan kami bongkar. Untuk bangunan rumah atau kemungkinan relokasi juga akan dilakukan kajian,” ucap Mahyeldi.

Pasca-luapan air Batang Ngarai Sianok yang melanda Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi ini, masyarakat terdampak terus berbenah dan membersihkan area permukiman.

Pantauan Padang Ekspres (RPG), Selasa (4/6), warga sibuk membersihkan rumah, perabotan dan endapan lumpur di area permukiman. Selain masyarakat, terlihat tim dari BPBD dan Damkar Kota Bukittinggi melakukan pembersihan sisa endapan material sedimentasi.

Erna, salah satu warga terdampak, menyebutkan saat bencana ia bergegas menyelamatkan diri dan tidak sempat menyelamatkan satupun harta benda. “Saat kejadian saya di rumah. Karena air mendadak besar, saya tidak sempat menyelamatkan apapun yang ada di rumah saya,” ucapnya.

Ia juga menyebutkan, selain berdampak pada rumahnya, luapan air Batang Sianok ini juga merendam warung yang menjadi mata pencarian utamanya. “Warung saya porak poranda. Isi dagangan termasuk peralatan elektronik tidak ada yang bisa diselamatkan. Setelah kejadian, saat saya lihat isi di dalam sudah berantakan,” tambahnya.

Baca Juga:  Polda Riau Kirim 3 Truk Bantuan Korban Bencana Alam ke Sumatera Barat

Erna juga menambahkan, luapan air ini menyisakan endapan lumpur yang cukup dalam, dan perlu upaya ekstra untuk membersihkannya. “Endapan lumpur cukup tinggi, mungkin sekitar 30 hingga 50 sentimeter di rumah maupun di warung saya. Juga bingung harus mulai dari mana,” ucapnya.

Selain kehilangan mata pencarian, Erna menyebutkan saat ini rumahnya tidak bisa ditinggali karena masih banyak endapan lumpur yang harus dibersihkan. “Untuk sementara saya menginap di rumah saudara yang lokasinya lebih tinggi, masih di kelurahan ini. Selain karena lumpur, saya masih trauma akibat kejadian ini. Apalagi hujan masih sering terjadi,” tuturnya.

Masih di lokasi yang sama, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bukittinggi, Zulhendri menyebutkan, luapan Batang Ngarai Sianok ini berdampak pada 14 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 33 jiwa.

“Nihil korban jiwa, kejadian ini berdampak pada 14 Kepala Keluarga yang terdiri dari 33 jiwa. Terdapat tujuh rumah mengalami rusak ringan. Kemudian lima unit sepeda motor hanyut, tiga rusak berat, dan dua rusak ringan,” sebutnya.

Selain itu ada dua warung yang rusak, satu rusak parah dan satunya rusak ringan. Kemudian satu unit mushola juga mengalami rusak ringan. “Luapan batang Air Ngarai Sianok menyebabkan kerugian material dengan perkiraan mencapai nilai 150 juta rupiah,” tuturnya.(r/rpg)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) – Pe­merintah Provinsi Sumatera Barat merespons cepat bencana aliran air Ngarai Sianok yang meluap tiba-tiba, Senin (3/6). Sejumlah tindakan akan dilakukan, mulai dari normalisasi aliran air, pembangunan pengendali air, dan kajian untuk kelayakan pembangunan di sekitar aliran air Ngarai Sianok.

Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi saat melakukan peninjauan ke lokasi terdampak bencana luapan air Ngarai Sianok di Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi, Selasa (4/6).

“Kami akan melakukan normalisasi aliran air dengan melakukan pengerukan sedimentasi yang ada di aliran air Batang Ngarai Sianok.

Berdasar kajian kami, sementara ini kedalaman sedimen diperkirakan mencapai dua sampai tiga meter,” ujarnya.

Kemudian Mahyeldi menyebutkan, normalisasi ditargetkan akan dilakukan sepanjang dua kilometer (km), dengan rincian 1,5 km ke arah hulu dan 0,5 km ke arah hilir dari titik lokasi kejadian saat ini. Material sendimen selanjutkan akan dijadikan dinding penahan di sisi kiri dan kanan aliran air untuk menekan potensi air kembali meluap.

“Saat ini masih kami kaji dan koordinasikan di beberapa titik. Di aliran air akan dibangun sejenis cek dam atau sandpocket. Ini penting untuk pengendalian air,” tambahnya.

Gubernur juga menilai dengan pengendalian debit air, akan terbuka juga kemungkinan air tersebut bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan air di Kota Bukittinggi. “Selain itu, kami juga akan mengarahkan agar tidak ada aliran air di tebing. Kami juga melihat di beberapa titik sepanjang aliran sungai terdapat aliran air yang menggerus tebing. Ini harus dinolkan,” sebutnya.

Baca Juga:  Pengungsi Korban Galodo Mulai Terserang Gatal-Gatal

Gubernur juga menyebutkan bahwa untuk kemungkinan relokasi bagi rumah warga atau warung, cake dan restro masih dalam kajian. “Untuk bangunan warung yang ada di sekitaran aliran air akan dikaji dulu. Kita lihat bagaimana nanti. Apakah mereka membangun di bantaran sungai atau bagaimana? Kalau membangun di bantaran sungai akan kami bongkar. Untuk bangunan rumah atau kemungkinan relokasi juga akan dilakukan kajian,” ucap Mahyeldi.

Pasca-luapan air Batang Ngarai Sianok yang melanda Kelurahan Kayu Kubu, Kecamatan Guguak Panjang, Kota Bukittinggi ini, masyarakat terdampak terus berbenah dan membersihkan area permukiman.

Pantauan Padang Ekspres (RPG), Selasa (4/6), warga sibuk membersihkan rumah, perabotan dan endapan lumpur di area permukiman. Selain masyarakat, terlihat tim dari BPBD dan Damkar Kota Bukittinggi melakukan pembersihan sisa endapan material sedimentasi.

Erna, salah satu warga terdampak, menyebutkan saat bencana ia bergegas menyelamatkan diri dan tidak sempat menyelamatkan satupun harta benda. “Saat kejadian saya di rumah. Karena air mendadak besar, saya tidak sempat menyelamatkan apapun yang ada di rumah saya,” ucapnya.

Ia juga menyebutkan, selain berdampak pada rumahnya, luapan air Batang Sianok ini juga merendam warung yang menjadi mata pencarian utamanya. “Warung saya porak poranda. Isi dagangan termasuk peralatan elektronik tidak ada yang bisa diselamatkan. Setelah kejadian, saat saya lihat isi di dalam sudah berantakan,” tambahnya.

Baca Juga:  Aliran Air Ngarai Sianok Tiba-Tiba Meluap

Erna juga menambahkan, luapan air ini menyisakan endapan lumpur yang cukup dalam, dan perlu upaya ekstra untuk membersihkannya. “Endapan lumpur cukup tinggi, mungkin sekitar 30 hingga 50 sentimeter di rumah maupun di warung saya. Juga bingung harus mulai dari mana,” ucapnya.

Selain kehilangan mata pencarian, Erna menyebutkan saat ini rumahnya tidak bisa ditinggali karena masih banyak endapan lumpur yang harus dibersihkan. “Untuk sementara saya menginap di rumah saudara yang lokasinya lebih tinggi, masih di kelurahan ini. Selain karena lumpur, saya masih trauma akibat kejadian ini. Apalagi hujan masih sering terjadi,” tuturnya.

Masih di lokasi yang sama, Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Bukittinggi, Zulhendri menyebutkan, luapan Batang Ngarai Sianok ini berdampak pada 14 kepala keluarga (KK) yang terdiri dari 33 jiwa.

“Nihil korban jiwa, kejadian ini berdampak pada 14 Kepala Keluarga yang terdiri dari 33 jiwa. Terdapat tujuh rumah mengalami rusak ringan. Kemudian lima unit sepeda motor hanyut, tiga rusak berat, dan dua rusak ringan,” sebutnya.

Selain itu ada dua warung yang rusak, satu rusak parah dan satunya rusak ringan. Kemudian satu unit mushola juga mengalami rusak ringan. “Luapan batang Air Ngarai Sianok menyebabkan kerugian material dengan perkiraan mencapai nilai 150 juta rupiah,” tuturnya.(r/rpg)






Reporter: Redaksi Riau Pos Riau Pos
Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari