Rabu, 1 Mei 2024

Ketua DPRD Siak Indra Gunawan: Jaga Bumi, Kawal Petani untuk Ketahanan Pangan Kabupaten Siak

Membumi Bersama Petani Menuju Kesejahteraan 

SIAK (RIAUPOS.CO) – Potensi Kabupaten Siak untuk swasembada pangan dapat terealisasi jika semua perangkat memiliki rasa cinta kepada bumi dan keinginan yang kuat dalam menyejahterakan masyarakat.

Ketahanan pangan mesti menjadi prioritas pembangunan. Sebab dengan memenuhi segala keperluan sendiri, tidak bergantung, Kabupaten Siak menjadi kabupaten mandiri.

Yamaha

Selain sebagai kota yang memiliki banyak destinasi wisata, Kabupaten Siak juga memiliki sejarah panjang dalam membangun ketahanan pangan sebagai wilayah Kesultanan Siak.

Hal itu semestinya dapat dipertahankan jika ada keinginan yang kuat dengan cara bersinergi lintas sektoral, termasuk dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan masyarakat petani.

Demikian dikatakan Ketua DPRD Siak Indra Gunawan yang merasa prihatin dengan lumbung padi di Sungai Mandau yang selalu banjir jika musim hujan. Hal itu tentu saja berdampak pada mundurnya jadwal tanam dan masa panen yang telat.

- Advertisement -

Sementara Kecamatan Bungaraya yang juga sebagai lumbung padi, kesulitan air ketika musim kemarau, padahal di sana ada pompanisasi seharga puluhan miliar bahkan ratusan miliar.

Situasi yang sama dialami petani di Kecamatan Sabak Auh yang juga menjadi bagian lumbung padi di Kabupaten Siak.

- Advertisement -

“Kita mesti turun ke lapangan, bertanya langsung dengan para petani, apa yang menjadi kebutuhan dan persoalan apa yang dihadapi, serta memberikan solusi konkret,” ucap Indra Gunawan.

Ketika persoalan itu terjawab, apa yang menjadi kebutuhan diselesaikan, hasil panen akan melimpah dan tentu saja kebutuhan Siak akan beras dapat diatasi sendiri tanpa harus bergantung dengan wilayah lain.

Baca Juga:  Ketahanan Pangan Dibangun Berbasis Pembangunan Perkotaan 

“Sesuai data, lahan pertanian di Kabupaten Siak 8.000 Ha lebih, menyebar di tiga kecamatan, dengan produksi terus menurun,” jelas Indra Gunawan lagi.

Sebagaimana dikatakan petani Bungaraya bernama Marwanto, panen April ini sangat sangat jauh dari harapan.

Sudahlah harga gabah turun drastis menjadi Rp5.300 per kilogram, seluruh padi di Bungaraya terdampak hama sundep yang disebabkan oleh ulat berasal dari kupu-kupu, serta patah leher disebabkan virus.

“Dalam satu hamparan tanaman padi, bisa diserang kedua penyakit itu,” jelas Ketua Indra Gunawan, sesuai penjelasan Marwanto.

Jika 1 Ha akan menghasilkan 4 sampai 5 ton, kali ini akan turun minimal 20 persen. Tentu saja akan sangat merugikan, sebab harga gabah juga terjun bebas dari Rp6.500 per kilogramnya, kini hanya Rp5.300.

Keluhan yang sama datang dari Kadim (74). Sebab sejak awal menanam padi, dia sudah mengupahkan dan pupuk yang digunakan merupakan pupuk subsidi. “Hanya beberapa persen pupuk subsidi yang kami gunakan, karena saat kami menanam, jadwal pupuk subsidi sudah berakhir,” terangnya.

Dijelaskan Indra Gunawan, keluh kesah itu hanya sebagian kecil dari persoalan pangan yang harus dibenahi secara menyeluruh.

Sekali lagi, proses dari awal memang mesti dikawal. Bila perlu pengawasan sama sama dilakukan, sehingga semua menjadi jelas dan terang benderang.

Sebagai wakil rakyat, dijelaskan Ketua Indra Gunawan, dia ingin selalu hadir untuk masyarakat serta memberikan solusi konkret.

Baca Juga:  Wabup Husni Merza Tanam Nanas

Apa yang menjadi keluhan itu, setidaknya dapat menjadi pemikiran bersama dalam menjawab semua persoalan yang dihadapi petani, tak hanya ancaman gagal panen karena hama, tapi juga ancaman gagal tanam karena kemarau dan lainnya.

“Saya meminta OPD terkait tidak abai. Jangan menunggu laporan, tapi kroscek langsung ke lapangan,” tegas Indra Gunawan lagi.

Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan. Semua pihak secara bersama-sama diharapkan peduli, sebab setiap hari  rata-rata individu makan dua kali kali, tinggi kebutuhan masyarakat akan beras.

Langkah strategis segera dilakukan dalam menjawab persoalan ketahanan pangan ini. Sempena dengan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada Senin (22/4) mendatang. “Kita tak hanya menjaga bumi, tapi juga menjaga makhluk yang ada di bumi untuk keseimbangan,” kata Indra Gunawan.

Konsep sudah dipersiapkan dalam menciptakan Siak swasembada pangan. Tinggal merealisasikan semua proses yang ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan umat manusia dan Kabupaten Siak ini.

Bagi siapapun yang memiliki keinginan yang sama, Indra Gunawan siap berkolaborasi. Sebab sebagai anak jati Siak, dia ingin Siak mandiri, mencukupi segala kebutuhan tak hanya pangan, tapi semuanya.

Artinya, Kabupaten Siak ke depan tak hanya dikenal sebagai penghasil sawit, tapi juga sebagai kawasan penghasil gabah dan komoditas lainnya yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari hari.(***)

SIAK (RIAUPOS.CO) – Potensi Kabupaten Siak untuk swasembada pangan dapat terealisasi jika semua perangkat memiliki rasa cinta kepada bumi dan keinginan yang kuat dalam menyejahterakan masyarakat.

Ketahanan pangan mesti menjadi prioritas pembangunan. Sebab dengan memenuhi segala keperluan sendiri, tidak bergantung, Kabupaten Siak menjadi kabupaten mandiri.

Selain sebagai kota yang memiliki banyak destinasi wisata, Kabupaten Siak juga memiliki sejarah panjang dalam membangun ketahanan pangan sebagai wilayah Kesultanan Siak.

Hal itu semestinya dapat dipertahankan jika ada keinginan yang kuat dengan cara bersinergi lintas sektoral, termasuk dengan seluruh pemangku kepentingan, termasuk dengan masyarakat petani.

Demikian dikatakan Ketua DPRD Siak Indra Gunawan yang merasa prihatin dengan lumbung padi di Sungai Mandau yang selalu banjir jika musim hujan. Hal itu tentu saja berdampak pada mundurnya jadwal tanam dan masa panen yang telat.

Sementara Kecamatan Bungaraya yang juga sebagai lumbung padi, kesulitan air ketika musim kemarau, padahal di sana ada pompanisasi seharga puluhan miliar bahkan ratusan miliar.

Situasi yang sama dialami petani di Kecamatan Sabak Auh yang juga menjadi bagian lumbung padi di Kabupaten Siak.

“Kita mesti turun ke lapangan, bertanya langsung dengan para petani, apa yang menjadi kebutuhan dan persoalan apa yang dihadapi, serta memberikan solusi konkret,” ucap Indra Gunawan.

Ketika persoalan itu terjawab, apa yang menjadi kebutuhan diselesaikan, hasil panen akan melimpah dan tentu saja kebutuhan Siak akan beras dapat diatasi sendiri tanpa harus bergantung dengan wilayah lain.

Baca Juga:  Polisi Ungkap Dua Santri Tewas Ternyata Dibakar Pelaku Diduga Adik Kelas

“Sesuai data, lahan pertanian di Kabupaten Siak 8.000 Ha lebih, menyebar di tiga kecamatan, dengan produksi terus menurun,” jelas Indra Gunawan lagi.

Sebagaimana dikatakan petani Bungaraya bernama Marwanto, panen April ini sangat sangat jauh dari harapan.

Sudahlah harga gabah turun drastis menjadi Rp5.300 per kilogram, seluruh padi di Bungaraya terdampak hama sundep yang disebabkan oleh ulat berasal dari kupu-kupu, serta patah leher disebabkan virus.

“Dalam satu hamparan tanaman padi, bisa diserang kedua penyakit itu,” jelas Ketua Indra Gunawan, sesuai penjelasan Marwanto.

Jika 1 Ha akan menghasilkan 4 sampai 5 ton, kali ini akan turun minimal 20 persen. Tentu saja akan sangat merugikan, sebab harga gabah juga terjun bebas dari Rp6.500 per kilogramnya, kini hanya Rp5.300.

Keluhan yang sama datang dari Kadim (74). Sebab sejak awal menanam padi, dia sudah mengupahkan dan pupuk yang digunakan merupakan pupuk subsidi. “Hanya beberapa persen pupuk subsidi yang kami gunakan, karena saat kami menanam, jadwal pupuk subsidi sudah berakhir,” terangnya.

Dijelaskan Indra Gunawan, keluh kesah itu hanya sebagian kecil dari persoalan pangan yang harus dibenahi secara menyeluruh.

Sekali lagi, proses dari awal memang mesti dikawal. Bila perlu pengawasan sama sama dilakukan, sehingga semua menjadi jelas dan terang benderang.

Sebagai wakil rakyat, dijelaskan Ketua Indra Gunawan, dia ingin selalu hadir untuk masyarakat serta memberikan solusi konkret.

Baca Juga:  Bertengkar, Pemuda di Minas Gorok Teman hingga Tewas

Apa yang menjadi keluhan itu, setidaknya dapat menjadi pemikiran bersama dalam menjawab semua persoalan yang dihadapi petani, tak hanya ancaman gagal panen karena hama, tapi juga ancaman gagal tanam karena kemarau dan lainnya.

“Saya meminta OPD terkait tidak abai. Jangan menunggu laporan, tapi kroscek langsung ke lapangan,” tegas Indra Gunawan lagi.

Ketahanan pangan ini menjadi sangat penting untuk keberlangsungan kehidupan. Semua pihak secara bersama-sama diharapkan peduli, sebab setiap hari  rata-rata individu makan dua kali kali, tinggi kebutuhan masyarakat akan beras.

Langkah strategis segera dilakukan dalam menjawab persoalan ketahanan pangan ini. Sempena dengan Hari Bumi Sedunia yang jatuh pada Senin (22/4) mendatang. “Kita tak hanya menjaga bumi, tapi juga menjaga makhluk yang ada di bumi untuk keseimbangan,” kata Indra Gunawan.

Konsep sudah dipersiapkan dalam menciptakan Siak swasembada pangan. Tinggal merealisasikan semua proses yang ditujukan untuk menyejahterakan masyarakat dalam menjaga keberlangsungan umat manusia dan Kabupaten Siak ini.

Bagi siapapun yang memiliki keinginan yang sama, Indra Gunawan siap berkolaborasi. Sebab sebagai anak jati Siak, dia ingin Siak mandiri, mencukupi segala kebutuhan tak hanya pangan, tapi semuanya.

Artinya, Kabupaten Siak ke depan tak hanya dikenal sebagai penghasil sawit, tapi juga sebagai kawasan penghasil gabah dan komoditas lainnya yang menjadi kebutuhan masyarakat sehari hari.(***)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari