SIAK (RIAUPOS.CO) – Harimau mendatangi bangunan sarang walet di Teluk Pelekat, sekitar 8 kilometer dari Dusun 3 Sungai Mungkal, Kampung atau Desa Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Rabu (6/3) sekitar pukul 18.00 WIB.
Kapolsek Sungai Apit AKP Rinaldi Parlindungan SH mengatakan, petang itu Aheng dan tiga rekannya penjaga bangunan sarang walet milik Acin warga Selatpanjang, Kepulauan Meranti sedang beristirahat. Mereka dikejutkan dengan suara gonggongan anjing penjaga yang ada di dalam bangunan sarang walet.
Hal itu menimbulkan kecurigaan Aheng dan tiga rekannya. Dengan menggunakan senter, Aheng mengarahkan senter ke bawah sehingga terlihatlah harimau mengelilingi bangunan, lalu hilir mudik di depan pintu di tengah gonggongan anjing. “Lalu Aheng merekam dan temannya menyenter harimau,” terang Kapolsek Rinaldi. Sinar senter membuat harimau pergi dan masuk ke dalam hutan. Selanjutnya, setelah menenangkan diri, pada pukul 19.00 WIB, Aheng menghubungi Kepala Dusun Mungkal bernama Ali Zona alias Akiong, sekaligus mengirimkan video penampakan harimau itu.
‘’Akiong berkoordinasi kepada kami dan kami mengimbau Aheng dan tiga rekannya segera dievaluasi dari bangunan walet yang memang di sekelilingnya tidak ada kediaman warga, selain beberapa bangunan sarang walet,’’ lainnya.
Kawasan Teluk Pelekat berada sekitar 8 kilometer dari Dusun 3 Sungai Mungkal, Kampung atau Desa Adat Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Daerah itu berhadap-hadapan dengan Kepulauan Meranti dan hanya terpisahkan oleh selat yang jika ditempuh dengan perahu bermotor memakan waktu 30-45 menit.
“Kami mengimbau agar aktivitas di sana untuk sementara dibatasi, dan kami juga sudah berkoordinasi dengan BBKSDA (Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam) Riau. Pihak BBKSDA akan menurunkan tim untuk melakukan mitigasi,” sebut Kapolsek Rinaldi.
Sementara itu, Penghulu Kampung Adat Penyengat Abok Agustinus membenarkan video penampakan harimau itu ada di wilayahnya. ‘’Ini video malam tadi (Rabu, red), sekitar 8 kilometer dari Dusun 3 Sungai Mungkal. Lokasinya daerah Teluk Pelakat di kebun sawit warga Kepulauan Meranti,’’ ujarnya.
“Saya belum bisa memastikan apakah harimau yang muncul dan terekam video ini harimau yang sama dengan yang menyerang warga Kepulauan Meranti. Sebelumnya, di Teluk Pelekat ini, warga Kepulauan Meranti diserang harimau sekitar 5 Km dari Dusun Mungkal, Kampung Penyengat, Kecamatan Sungai Apit, Sabtu (2/3) lalu,’’ tambahnya.
Sebelumnya, di Dusun 3 Mungkal harimau juga memasuki kediaman warga dan sempat menarik kaki bocah bernama Iman dengan luka robek bekas kuku di kakinya. Harimau berjumlah tiga ekor, satu induk dengan dua anaknya. Namun warga sudah melakukan tolak bala dengan melakukan ritual tetau, bertujuan meminta penunggu hutan pergi dari kampung.
Sementara di Kampung Paluh, Kecamatan Mempura, BBKSDA bersama Tim Animal Rescue BBKSDA, perangkat kecamatan, perangkat kampung, TNI, Polri dan warga memasang dua camera trap dan perangkap di perlintasan harimau, tak jauh dari kandang kambing warga.
Dikatakan Ketua Animal Rescue, Irwan Priatna hal ini dilakukan, untuk memastikan harimau kembali lagi ke kandang. Sebab sudah dua ekor kambing dan satu sapi yang dimangsa harimau, sejak Ahad (3/3) lalu. “Kami menginginkan harimau masuk perangkap atau pergi dari Kampung Paluh dan Sungai Pinang sehingga warga dapat beraktivitas seperti biasa, tidak waswas seperti saat ini,” kata Irwan Priatna.
Tim akan terus memantau perkembangan, untuk memastikan apakah situasi sudah benar benar kondusif atau belum. Sebab melihat perlintasannya, banyak jejak harimau pulang dan pergi, bahkan melompati tiga parit dan satu anak sungai dengan lebar sekitar 10 sampai 12 meter. Saat ini warga benar benar khawatir pergi ke kebun, dan takut keluar rumah, baik siang maupun malam hari.
Mangsa Satu Sapi dan Dua Kambing Suasana Kampung Paluh, Kecamatan Mempura semakin mencekam. Sebab dalam kurun waktu empat hari, sudah 3 ekor ternak warga dimangsa harimau. Ahad (3/3) yang dimangsa sapi, namun belum sempat dibawa, sudah keburu dikubur warga. Selanjutnya, Senin (4/3) malam harimau terekam camera trap mendatangi tempat di mana sapi mati.
Karena tak menemukan hasil buruannya, harimau mencari mangsa baru yaitu kambing warga. Lalu pada Selasa (5/3), harimau kembali keluar, sampai Rabu (6/3) dinihari. Harimau kembali memangsa kambing di tempat yang sama dan membawa ke wilayah Sungai Pinang.
Irwan Priatna mengatakan, bersama Tim BBKSDA, perangkat Kecamatan Mempura dan Kampung Paluh, Satpol PP, personel TNI dan Polri bersama warga menelusuri jejang harimau. Hasilnya, diduga kambing yang dimangsa dari kandang warga Paluh dibawa menyeberangi tiga parit selebar 1 meter dan anak sungai yang lebarnya mencapai 10-12 meter.
Harimau juga melewati jembatan kayu yang sudah jarang dilintasi warga yang hendak ke kebun karena sudah mulai lapuk dan rusak. “Kami mengikuti jejak harimau dan memastikan kambing dibawa sekitar 700 meter dari kandang dan berada di kawasan Kampung Sungai Pinang,” terangnya.
Melompati parit sambil menggigit mangsanya, tentu terbayang seberapa besar harimau itu. Dari jejak kakinya yang masih basah, jelas harimau baru melintas. Tak mudah mengikuti jejak harimau ini, sebab menurut Irwan Priatna, mereka berputar-putar di kebun sawit menyusuri jalan setapak dan menerobos semak belukar yang sebagian gambut.
“Sekitar 4 jam kami di dalam perkebunan warga hingga sampai batas penyeberangan Sungai Pinang. Jejak kakinya banyak dan ada jejak saat berangkat dan ada juga jejak saat kembali. Jadi belum bisa dipastikan apakah harimau ini satu ekor atau lebih,’’ paparnya.
Sementara itu, Penghulu Paluh Suprayitno terus mengimbau warganya untuk berhati-hati. Sebab harimau masih berkeliaran dan memangsa ternak warga. “Saya tidak ingin ada korban, makanya saya ajak warga untuk berhati hati dan saling mengingatkan,” ucap Penghulu Suprayitno.(mng)