Kamis, 4 Juli 2024

Pemprov Siapkan Anggaran Rp94 Miliar Bangun Jembatan di Meranti yang Roboh

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau mengalokasikan anggaran Rp94 miliar untuk pembangunan Jembatan Panglima Sampul, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti pada 2025. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun jembatan baru karena jembatan yang lama mengalami kerusakan.

Kepala Dinas PUPR PKPP Riau M Arief Setiawan mengatakan, penganggaran untuk pembangunan jembatan tersebut menindaklanjuti arahan Penjabat Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto yang meminta agar jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di Kepulauan Meranti itu segera dibangun. Sebab kondisi jembatan yang roboh tidak mungkin diperbaiki lagi.

- Advertisement -

“Pembangunan Jembatan Panglima Sampul di Kepulauan Meranti anggarannya kita masukan di APBD Riau 2025 sebesar Rp94 miliar,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pembangunan jembatan sudah menjadi atensi Pj Gubernur Riau. Di mana saat kunjungan kerja ke Kepulauan Meranti, Pj Gubernur Riau sudah berjanji untuk pembangunan jembatan Panglima Sampul dimasukan di APBD 2025.

Baca Juga:  Seorang PNS di Meranti Terancam Disanksi Berat

“Untuk revisi DED-nya kita masukkan di APBD Perubahan 2024. Karena sebelumnya kan sudah ada DED nya, jadi itu yang kita revisi,” sebutnya.

- Advertisement -

Sebelumnya, Pj Gubri SF Hariyanto di hadapan Plt Bupati Kepulauan Meranti, Asmar saat penyerahan SK PPPK tenaga guru di lingkungan Pemprov Riau penempatan Kabupaten Kepulauan Meranti berjanji jika pembangunan Jembatan Panglima Sampul dimasukkan di APBD Riau 2025.

Jembatan Panglima Sampul merupakan penghubung Desa Alai dengan Desa Gogok Darussalam roboh. Jembatan itu juga merupakan akses terdekat menuju kota ataupun sebaliknya. Jembatan tersebut terletak di Sungai Perumbi Kecamatan Tebingtinggi Barat. “Jembatan Panglima Sampul yang roboh itu saya sudah janji ke pak Bupati akan dibangun tahun 2025. Sebab saya ditanya terus, karena beliau takut tidak masuk di anggaran 2025,” kata Pj Gubri.

Pj Gubri menyatakan, jembatan ini merupakan akses utama masyarakat. Apalagi jembatan itu tidak hanya masyarakat Kecamatan Tebingtinggi Barat yang menggunakan, tapi juga tiga kecamatan lain seperti Pulau Merbau, Merbau dan Tasikputri.

Baca Juga:  Terpaksa Pakai Kempang walaupun Mahal

“Jadi Insya Allah tahun depan jembatan itu kita kerjakan pembangunannya. Karena saya prihatin sekali, kok bisa jembatan itu roboh. Memang saya lihat itu tiang jembatan kecil-kecil,” sebutnya.

Diketahui, Jembatan Panglima Sampul ini dibangun sekitar tahun 2002 saat Kepulauan Meranti masih jadi bagian dari Kabupaten Bengkalis. Sejak dibangun itu, tidak ada pemugaran atau perawatan. Sementara aktivitas padat di atasnya.

Pascajembatan ambruk, warga harus memutar lima desa untuk sampai ke kota. Yang biasanya dari Desa Alai langsung ke Desa Gogok, kini harus melintasi Desa Batangmalas, Tenan, Maini Darul Aman, Mantiasa kemudian baru ke Desa Gogok.

Selisih jalan yang harus dilintasi selama satu jam perjalanan normal. Ini merupakan akses alternatif satu-satunya jika hendak ke kota di Selatpanjang. Saat ini masyarakat menggunakan kempang untuk penyeberangan. Sebab jembatan yang sebelum menjadi penghubung sudah roboh.(sol/wir)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Riau mengalokasikan anggaran Rp94 miliar untuk pembangunan Jembatan Panglima Sampul, Kecamatan Tebingtinggi Barat, Kabupaten Kepulauan Meranti pada 2025. Anggaran tersebut digunakan untuk membangun jembatan baru karena jembatan yang lama mengalami kerusakan.

Kepala Dinas PUPR PKPP Riau M Arief Setiawan mengatakan, penganggaran untuk pembangunan jembatan tersebut menindaklanjuti arahan Penjabat Gubernur Riau (Gubri) SF Hariyanto yang meminta agar jembatan yang menghubungkan beberapa kecamatan di Kepulauan Meranti itu segera dibangun. Sebab kondisi jembatan yang roboh tidak mungkin diperbaiki lagi.

“Pembangunan Jembatan Panglima Sampul di Kepulauan Meranti anggarannya kita masukan di APBD Riau 2025 sebesar Rp94 miliar,” katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, pembangunan jembatan sudah menjadi atensi Pj Gubernur Riau. Di mana saat kunjungan kerja ke Kepulauan Meranti, Pj Gubernur Riau sudah berjanji untuk pembangunan jembatan Panglima Sampul dimasukan di APBD 2025.

Baca Juga:  Ruas Jalan di Selatpanjang Padat Merayap

“Untuk revisi DED-nya kita masukkan di APBD Perubahan 2024. Karena sebelumnya kan sudah ada DED nya, jadi itu yang kita revisi,” sebutnya.

Sebelumnya, Pj Gubri SF Hariyanto di hadapan Plt Bupati Kepulauan Meranti, Asmar saat penyerahan SK PPPK tenaga guru di lingkungan Pemprov Riau penempatan Kabupaten Kepulauan Meranti berjanji jika pembangunan Jembatan Panglima Sampul dimasukkan di APBD Riau 2025.

Jembatan Panglima Sampul merupakan penghubung Desa Alai dengan Desa Gogok Darussalam roboh. Jembatan itu juga merupakan akses terdekat menuju kota ataupun sebaliknya. Jembatan tersebut terletak di Sungai Perumbi Kecamatan Tebingtinggi Barat. “Jembatan Panglima Sampul yang roboh itu saya sudah janji ke pak Bupati akan dibangun tahun 2025. Sebab saya ditanya terus, karena beliau takut tidak masuk di anggaran 2025,” kata Pj Gubri.

Pj Gubri menyatakan, jembatan ini merupakan akses utama masyarakat. Apalagi jembatan itu tidak hanya masyarakat Kecamatan Tebingtinggi Barat yang menggunakan, tapi juga tiga kecamatan lain seperti Pulau Merbau, Merbau dan Tasikputri.

Baca Juga:  Seorang PNS di Meranti Terancam Disanksi Berat

“Jadi Insya Allah tahun depan jembatan itu kita kerjakan pembangunannya. Karena saya prihatin sekali, kok bisa jembatan itu roboh. Memang saya lihat itu tiang jembatan kecil-kecil,” sebutnya.

Diketahui, Jembatan Panglima Sampul ini dibangun sekitar tahun 2002 saat Kepulauan Meranti masih jadi bagian dari Kabupaten Bengkalis. Sejak dibangun itu, tidak ada pemugaran atau perawatan. Sementara aktivitas padat di atasnya.

Pascajembatan ambruk, warga harus memutar lima desa untuk sampai ke kota. Yang biasanya dari Desa Alai langsung ke Desa Gogok, kini harus melintasi Desa Batangmalas, Tenan, Maini Darul Aman, Mantiasa kemudian baru ke Desa Gogok.

Selisih jalan yang harus dilintasi selama satu jam perjalanan normal. Ini merupakan akses alternatif satu-satunya jika hendak ke kota di Selatpanjang. Saat ini masyarakat menggunakan kempang untuk penyeberangan. Sebab jembatan yang sebelum menjadi penghubung sudah roboh.(sol/wir)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari