Jumat, 22 November 2024
spot_img

Masyarakat Desa Terantang Demo di Polres Kampar

- Advertisement -

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Sejumlah masyarakat Desa Terantang, Kecamatan Tambang me­nyampaikan aspirasi erkait kejadian bentrok berdarah 19 Juni 2022 lalu di Mapolres Kampar, Senin (25/7).  Koordinator massa Hafis menyampaikan perkara ini sudah berjalan lebih 1 bulan, namun otak pelaku belum terungkap.

"Kami hanya meminta otak pelaku ditangkap, karena banyak ibu-ibu dan anak-anak yang trauma akibat dampak dari bentrok," katanya.

Hafis mengatakan, jika aspirasi yang mereka sampaikan tidak digubris, maka mereka akan bermalam di depan Polres Kampar. "Kami minta kepastian dan kejelasan perkara ini," tegasnya.

Satu warga yang demo, Ihkwan berharap masalah di Desa Terantang menjadi  perhatian penting bagi Polres Kampar. Karena dalam hal ini banyak korban yang dipukul oleh oknum preman bayaran.

"Karena itulah masyarakat datang ke sini untuk meminta keadilan dan juga pelaku utama yang membayar preman diproses serta ditahan," ungkapnya.

- Advertisement -
- Advertisement -
Baca Juga:  Kapolda Riau: Jadilah Polisi yang Dicintai Masyarakat

Kapolres Kampar AKBP Didik Priya Sambodo menyampaikan pihaknya berkoordinasi dengan Kejari Kampar.

"Kami berkoordinasi dengan Kejari Kampar. Mudah-mudahan berkasnya bisa segera diserahkan ke Kejaksaan," jelas Didik Priya Sambodo.

Didik Priya Sambodo menambahkan, kasus ini menjadi atensi pihak Polres dan Kejaksaan.

Berkaitan tuntutan dari masyarakat Desa Terantang untuk aktor intelektual kerusuhan dan pengrusakan kemarin, Kapolres menyampaikan sampai sekarang belum memiliki bukti yang kuat sehingga masih didalami.

Hingga kini, Polres Kampar telah mengamankan 17 orang yang diduga terlibat dalam tindakan
kekerasan secara bersama-sama yang terjadi di kebun Koperasi Iyo Basamo. Ke-17 orang itu yakni, AA (27) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, PL (37) warga Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan, Kota Pekanbaru, RF (51) warga Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, YB warga Kabupaten Ende, Provinsi NTT.

Baca Juga:  Senin, Pengunjung Lapas Bangkinang Sudah Bisa Tatap Muka

Kemudian AL (53) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, AR (23) warga Kabupaten Kupang, Provinsi NTT, AF (42) warga Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, SS (40) warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, AS (23) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, AF (21) warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, GS (31) warga Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, SM (26) warga Kabupaten Ende, Provinsi NTT, HY (50) warga Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, AI (42) warga Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, MH (43) warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, AD (30) warga Kota Batam, dan NR (45) warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.(kom)

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Sejumlah masyarakat Desa Terantang, Kecamatan Tambang me­nyampaikan aspirasi erkait kejadian bentrok berdarah 19 Juni 2022 lalu di Mapolres Kampar, Senin (25/7).  Koordinator massa Hafis menyampaikan perkara ini sudah berjalan lebih 1 bulan, namun otak pelaku belum terungkap.

"Kami hanya meminta otak pelaku ditangkap, karena banyak ibu-ibu dan anak-anak yang trauma akibat dampak dari bentrok," katanya.

- Advertisement -

Hafis mengatakan, jika aspirasi yang mereka sampaikan tidak digubris, maka mereka akan bermalam di depan Polres Kampar. "Kami minta kepastian dan kejelasan perkara ini," tegasnya.

Satu warga yang demo, Ihkwan berharap masalah di Desa Terantang menjadi  perhatian penting bagi Polres Kampar. Karena dalam hal ini banyak korban yang dipukul oleh oknum preman bayaran.

- Advertisement -

"Karena itulah masyarakat datang ke sini untuk meminta keadilan dan juga pelaku utama yang membayar preman diproses serta ditahan," ungkapnya.

Baca Juga:  Sidak Ruang Tahanan Polres Kampar, Ini Barang Terlarang yang Ditemukan

Kapolres Kampar AKBP Didik Priya Sambodo menyampaikan pihaknya berkoordinasi dengan Kejari Kampar.

"Kami berkoordinasi dengan Kejari Kampar. Mudah-mudahan berkasnya bisa segera diserahkan ke Kejaksaan," jelas Didik Priya Sambodo.

Didik Priya Sambodo menambahkan, kasus ini menjadi atensi pihak Polres dan Kejaksaan.

Berkaitan tuntutan dari masyarakat Desa Terantang untuk aktor intelektual kerusuhan dan pengrusakan kemarin, Kapolres menyampaikan sampai sekarang belum memiliki bukti yang kuat sehingga masih didalami.

Hingga kini, Polres Kampar telah mengamankan 17 orang yang diduga terlibat dalam tindakan
kekerasan secara bersama-sama yang terjadi di kebun Koperasi Iyo Basamo. Ke-17 orang itu yakni, AA (27) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, Kabupaten Kampar, PL (37) warga Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan, Kota Pekanbaru, RF (51) warga Desa Pandau Jaya, Kecamatan Siak Hulu, YB warga Kabupaten Ende, Provinsi NTT.

Baca Juga:  46 Calon Panwascam Ikuti Tes Wawancara di Bawaslu Kampar

Kemudian AL (53) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, AR (23) warga Kabupaten Kupang, Provinsi NTT, AF (42) warga Kepenuhan Hulu, Kabupaten Rokan Hulu, SS (40) warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, AS (23) warga Desa Kubang Jaya, Kecamatan Siak Hulu, AF (21) warga Desa Terantang, Kecamatan Tambang, GS (31) warga Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, SM (26) warga Kabupaten Ende, Provinsi NTT, HY (50) warga Teluk Meranti, Kabupaten Pelalawan, AI (42) warga Tenayan Raya, Kota Pekanbaru, MH (43) warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru, AD (30) warga Kota Batam, dan NR (45) warga Kecamatan Tampan, Kota Pekanbaru.(kom)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari