JAKARTA (RIAUPOS.CO) – Anggota DPR RI, Syahrul Aidi Maazat mengutuk keras atas penyerangan dan aksi brutal oleh puluhan oknum terhadap warga di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar yang terjadi pada Ahad (19/6/2022) sore kemarin.
"Saya mengutuk atas aksi premanisme yang dilakukan oleh orang-orang yang dibayar oleh pihak tertentu," kata Syahrul Aidi di Jakarta, Senin (20/6/2022).
Syahrul Aidi juga meminta kepada pihak penegak hukum untuk segera menangkap aktor intelektual yang melakukan cara-cara preman agar tidak terjadi insiden berdarah ini.
"Saya minta penegak hukum segera tangkap aktor intelektualnya dan sampaikan permasalahan masyarakat ini secara adil dan pendekatannya komprehensif melalui pengadilan," tegasnya.
Peristiwa penyerangan itu terjadi karena diduga adanya dualisme kepengurusan KUD Iyo Basamo yang berada di Desa Terantang Kecamatan Tambang.
Mantan anggota DPRD Kampar itu mengatakan, masalah tersebut sudah terjadi puluhan tahun dan ibarat gunung es yang tidak pernah diselesaikan dengan adil dan bijaksana oleh pemerintah yang seharusnya bisa diselesaikan di tingkat masyarakat tanpa harus pertumpahan darah.
Oleh karena itu, dia meminta ketegasan pemerintah daerah dalam hal ini pemerintah Kabupaten Kampar untuk segera mengambil alih persoalan ini dan memanggil pihak-pihak tertentu untuk menunjukkan keabsahan pengurusan yang sudah diterbitkan oleh Pemda Kampar.
"Pemerintah Kampar harus tegas menegakkan siapa yang legal pengurus dari KUD ini. Karena yang mengeluarkan legalitas itu Pemda. Kalau sudah dikeluarkan legalitas itu maka mereka harus di back up," katanya.
Agar tidak terjadi insiden susulan, dia meminta aparat penegak hukum dari pihak Polres Kampar dan Dandim Kampar untuk melakukan pengamanan yang intensif dan menjamin keamanan masyarakat dan meminta masyarakat lainnya untuk tidak terprovokasi.
"Saya minta penegak hukum untuk menjamin keselamatan warga disana dan mengobati trauma mereka. Dan masyarakat lainnya jangan sampai terpancing yang bisa memperburuk kondisi," pungkasnya.
Laporan: Yusnir (Jakarta)
Editor: E Sulaiman