Senin, 8 Juli 2024

Belajar Jurnalistik di Kampung Wartawati Pertama Indonesia

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kampar menggelar pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (11/9/2021). Dibuka Ketua DPRD Kabupaten Agam Dr Novi Irwan MM, pelatihan tahun ini sengaja dipilih di wilayah dataran tinggi Sumatera tersebut karena nilai kesejarahan jurnalistiknya.
      
Bahkan seperti dipastikan oleh Novi Irwan, wartawati pertama di Indonesia yang dicatat sejarah, Rohana Kudus, adalah berasal dari Agam. Agam menurutnya merupakan wilayah yang luas dan padat penduduk, bahkan dulu Bukittinggi merupakan ibu kota Agam. Namun Agam tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Maka sumber daya manusianyalah yang hanya bisa benar-benar diandalkan.
        
"Orang Agam dulu kalau tidak menjadi guru ya jadi wartawan, baru selain itu bertani, menjual nasi kapau dan lainnya. Maka muncul nama seperti Rohana Kudus yang belakangan diangkat menjadi pahlawan nasional," ujar Novi Irwan.
        
Pria yang awalnya merintis karir sebagai guru itu mengucapkan terima kasih kepada PWI Kampar yang telah memilih Agam sebagai tempat pelatihan jurnalistik. Dirinya menukil kembali nasehat Buya Hamka terkait kursi. Ada dua kursi, satu adalah kursi yang diperebutkan banyak orang, seperti kursi DPRD dan Bupati. Lalu satu lagi kursi yang dibuat sendiri yang menurut Novi Irwan salah satunya sebagai kursi kreativitas.
       
"Kerja wartawan adalah kerja kreativitas. Kursi kreativitas harus dibuat sendiri, mari membuat kursi-kursi baru, menyiapkan gagasan baru hingga bisa menghadirkan tulisan baru, buku-buku baru, karya-karya baru. Kuncinya berjuang, berjuang terus-menerus, rizky pasti akan menyusul setelahnya," pesan Novi Irwan.
      
Senada dengan Novi Irwan, Ketua PWI Kampar Akhir Yani SE juga menyebutkan, pemilihan Sumbar sebagai tempat pelatihan bertajuk "Menuju Jurnalis yang Profesional dan Bermartabat" itu juga karena alasan sejarah jurnalistiknya yang panjang. Didampingi Ketua Panitia Gustika Rahman, menurut Akhir bahkan Sumbar jauh lebih dulu maju dibanding Riau. Para jurnalis Sumbar juga cukup banyak berkarir di Riau.
       
"Ketika kita melihat penghargaan tertinggi dan paling bergengsi di dunia jurnalistik Indonesia itu diambil dari nama seorang jurnalis dari Sumbar, Adi Negoro, maka kita tahu bagaimana bagusnya jurnalistik dan media massa di Sumbar. Bahkan sampai hari ini banyak wartawan senior di Riau juga berasal dari Sumbar," sebut Akhir Yani.
       
Pada pelatihan jurnalistik yang digelar di Aula Yayasan Pondok Pesantren Al-Azhar Agam itu menghadirkan wartawan senior Firdaus Abie, Pemimpin Redaksi Harian Umum Rakyat Sumbar. Firdaus Abie juga merupakan penulis buku jurnalistik .

Baca Juga:  Pj Bupati: Kenaikan Harga Sembako Masih Wajar

Laporan: Henrawan Kariman (Bukittinggi)
Editor: Rinaldi

- Advertisement -

 

BUKITTINGGI (RIAUPOS.CO) — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Kampar menggelar pelatihan Jurnalistik Tingkat Lanjut di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) pada Sabtu (11/9/2021). Dibuka Ketua DPRD Kabupaten Agam Dr Novi Irwan MM, pelatihan tahun ini sengaja dipilih di wilayah dataran tinggi Sumatera tersebut karena nilai kesejarahan jurnalistiknya.
      
Bahkan seperti dipastikan oleh Novi Irwan, wartawati pertama di Indonesia yang dicatat sejarah, Rohana Kudus, adalah berasal dari Agam. Agam menurutnya merupakan wilayah yang luas dan padat penduduk, bahkan dulu Bukittinggi merupakan ibu kota Agam. Namun Agam tidak memiliki sumber daya alam yang melimpah. Maka sumber daya manusianyalah yang hanya bisa benar-benar diandalkan.
        
"Orang Agam dulu kalau tidak menjadi guru ya jadi wartawan, baru selain itu bertani, menjual nasi kapau dan lainnya. Maka muncul nama seperti Rohana Kudus yang belakangan diangkat menjadi pahlawan nasional," ujar Novi Irwan.
        
Pria yang awalnya merintis karir sebagai guru itu mengucapkan terima kasih kepada PWI Kampar yang telah memilih Agam sebagai tempat pelatihan jurnalistik. Dirinya menukil kembali nasehat Buya Hamka terkait kursi. Ada dua kursi, satu adalah kursi yang diperebutkan banyak orang, seperti kursi DPRD dan Bupati. Lalu satu lagi kursi yang dibuat sendiri yang menurut Novi Irwan salah satunya sebagai kursi kreativitas.
       
"Kerja wartawan adalah kerja kreativitas. Kursi kreativitas harus dibuat sendiri, mari membuat kursi-kursi baru, menyiapkan gagasan baru hingga bisa menghadirkan tulisan baru, buku-buku baru, karya-karya baru. Kuncinya berjuang, berjuang terus-menerus, rizky pasti akan menyusul setelahnya," pesan Novi Irwan.
      
Senada dengan Novi Irwan, Ketua PWI Kampar Akhir Yani SE juga menyebutkan, pemilihan Sumbar sebagai tempat pelatihan bertajuk "Menuju Jurnalis yang Profesional dan Bermartabat" itu juga karena alasan sejarah jurnalistiknya yang panjang. Didampingi Ketua Panitia Gustika Rahman, menurut Akhir bahkan Sumbar jauh lebih dulu maju dibanding Riau. Para jurnalis Sumbar juga cukup banyak berkarir di Riau.
       
"Ketika kita melihat penghargaan tertinggi dan paling bergengsi di dunia jurnalistik Indonesia itu diambil dari nama seorang jurnalis dari Sumbar, Adi Negoro, maka kita tahu bagaimana bagusnya jurnalistik dan media massa di Sumbar. Bahkan sampai hari ini banyak wartawan senior di Riau juga berasal dari Sumbar," sebut Akhir Yani.
       
Pada pelatihan jurnalistik yang digelar di Aula Yayasan Pondok Pesantren Al-Azhar Agam itu menghadirkan wartawan senior Firdaus Abie, Pemimpin Redaksi Harian Umum Rakyat Sumbar. Firdaus Abie juga merupakan penulis buku jurnalistik .

Baca Juga:  Sejumlah Bahan Pokok Mengalami Kenaikan

Laporan: Henrawan Kariman (Bukittinggi)
Editor: Rinaldi

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari