BANGKINANG, (RIAUPOS.CO) – TELAH terjadi pembakaran terhadap satu unit alat berat jenis ekskavator dan satu unit kendaraan jenis pickup di Desa Salo Timur, Kecamatan Salo, Kabupaten Kampar sekitar pukul 21.00 WIB, Selasa (6/4) malam lalu.
Selain itu, satu unit mobil berplat merah Pemerintah Kabupaten Kampar ikut tenggelam tidak jauh dari lokasi dua unit lainnya yang terbakar. Saat wartawan tiba di lokasi sekitar pukul 22.45 WIB, dua unit Damkar sudah melakukan pendinginan.
Pembakaran oleh massa dari luar Desa Salo Timur ini terjadi di areal perkebunan dan bekas areal galian C milik Aulia Fajri, yang juga warga Salo.
Warga sekitar yang ditemui wartawan malam lalu, mengaku tidak mengenal puluhan orang yang melakukan aksi protes hingga berujung pembakaran dan penenggelaman salah satu mobil berplat merah yang sempat dikemudikan Aulia ke lokasi.
Menurut sejumlah saksi, aksi massa sudah terjadi sejak sekitar pukul 16.30 WIB sore. Terjadi komunikasi antara pEmilik lahan dan alat berat dengan massa, namun menemui jalan buntu.
Alih-alih masalah selesai, massa yang datang semakin banyak diduga mencapai 100-an orang dan mulai melakukan aksi anarkis. Massa yang sedang panas langsung menyulut api dan mendorong kendaraan dinas ke dalam bekas galian pasir dan kerikil yang berada di tepi Sungai Kampar tersebut.
Kasat Reskrim Polres Kamar AKP Bery Juana Putra didampingi Kasat Sabhara Polres Kampar AKP Ikhwan yang juga berada di lokasi menyebutkan, peristiwa tersebut masih sedang diselidiki. Saat mereka tiba di lokasi, ketika api sudah membesar, pemilik alat berat maupun pemilik kendaraan plat merah tersebut tidak lagi berada di lokasi kejadian.
"Kami masih melakukan penyelidikan, makanya kami police line dulu, besok kembali akan kami lanjutkan penyelidikan. Semua dugaan akan kami proses dalam penyelidikan nanti. Bagaimana nanti hasilnya, dalam waktu dekat akan diinformasikan," kata Bery.
Namun Bery memastikan, situasi saat dirinya dan sejumlah anggota tiba, kondisi
sudah aman dan terkendali. Adapun dugaan terjadinya pemukulan terhadap pemilik alat berat dan pengendara mobil plat merah, Bery meminta wartawan, menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut.
Sementara itu, sejumlah warga yang banyak menunggu di persimpangan menuju areal penambangan tersebut enggan berkomentar banyak. Pasalnya banyak diantara mereka mengaku tidak melihat langsung karena tidak berani mendekat.
"Yang saya tahu mereka ramai dan bukan orang kampung. Katanya tadi ada yang bawa parang, ada cekcok. Sisanya ya bisa ditengok sendiri, ada yang dibakar dan ditenggelamkan," menurut salah seorang warga yang baru berani masuk di areal berjarak sekitar 200 meter di perkampungan itu, setelah polisi tiba.
Sementara itu pada Rabu (7/4) pagi di Bangkinang, salah seorang kerabat Aulia menyebutkan, keluarganya tersebut sudah membuat laporan terhadap kejadian malam itu ke Polres Kampar. Tidak mau disebutkan nama, kerabat pemilik lahan ini memastikan, saat alat berat dibakar tidak dalam kondisi sedang bekerja.
"Yang saya tahu dari dia (pemilik alat berat, red), waktu kami jumpa Senin (5/4), alat berat itu sedang rusak hampir dua bulan. Dirinya juga bertanya-tanya apa penyebab warga anarkis," terangnya.
Hingga tulisan ini diturunkan pemilik alat berat belum bisa dimintai keterangan. Usaha menghubunginya lewat sambungan telepon, nomornya tidak aktif. Sementara pengiriman pesan singkat juga belum dijawab.(kom)
Laporan : Hendarawan (Bangkinang)