Jumat, 20 September 2024

KONI Kampar Puji Kegigihan Orang Tua Ratri

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Sebelum Leani Ratri Oktila bersinar dengan meraih sejumlah medali, dirinya hidup sederhana bersama kedua orang tua adan saudara-saudaranya. Yang disaksikan Indonesia pada Paralimpik di Tokyo lalu itu, adalah hasil dari buah kegigihan orang tua Ratri dan membentuk fisik dan mental Ratri untuk menjadi seorang atlet. 

Seperti disebutkan Ketua Umum KONI Kampar Surya Darmawan, seperti laporan yang diterimanya, orang tua Ratri adalah sosok yang disiplin dalam menggembleng Ratri. Dari kecil Ratri dan saudara-saudara memang dibentuk untuk menjadi atlet bulu tangkis. Bahkan sang ayah mengarahkan dan memantau langsung perkembangan kemampuan fisik maupun teknik Ratri dari kecil. 

"Dari sejak dini sudah dilatih fisik, berlari berkilo-kilometer di Siabu, selain terus ditempa teknik permainannya. Begitu informasi yang kami dapatkan. Yang kita semua salut mungkin, setelah Ratri kecelakaan dan mengalami patah kaki, baik Ratri maupun orang tuanya tidak menyerah. Tapi justru tetap bisa meraih prestasi lewat jalur Paralimpik. Ini harus menjadi motivasi bagi para atlet dan juga para pelatih di Kabupaten Kampar," kata Surya, Senin (6/9). 

Surya menekankan, tidak ada satu prestasipun bisa diraih tanpa kegigihan dan kerja keras. Atlet harus terus berlatih dan senantiasa menempa diri untuk lebih baik dalam menguasi bidang olahraga yang ditekuninya. Bahkan permain terbaik, peraih medali dan juara dunia terus berlatih keras. 

- Advertisement -
Baca Juga:  Curi Sawit Perusahaan, Warga Sekijang Diamankan

"Ratri telah membuat bangga kita semua, sekaligus memberikan kita pelajaran dan motivasi. Bahkwa juka ingin berprestasi ya berlatih keras dan jangan pernah putus asa. Saya juga selaku Ketua Umum KONI Kampar menyampaikan ucapan selamat atas raihan emas dan peraknya di ajang Paralimpiade Tokyo. Semoga Ratri selalu sukses dalam karirnya dan selalu diberi kesehatan," sebut Surya. 

Ratri yang baru saja meraih 2 emas dan 1 perak di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan anak pasangan  F Mujiran (65) dan Gina Oktila (53). Putri mereka yang kelahiran Desa Siabu, Kecamatan Salo pada 6 Mei 1991 tersebut memang dilatih untuk menjadi seorang atlet sejak usia dini. Seperti dituturkan Mujiran, dirinya memang melatih anak-anaknya sejak kecil. 

- Advertisement -

"Kami melatihnya sejak kecil, ini sudah kami lakukan sejak dulu. Tidak hanya anak kami, tapi juga juga beberapa anak lain di Desa Siabu ini. Berkat perjuangan dan kerja keras, akhirnya membuahkan hasil," kata Mujiran. 

Baca Juga:  Tabrakan Beruntun di Bangkinang, 2 Meninggal, 4 Luka-Luka

Mujiran menyebukan, penggemblengan Ratri hanya menggunakan fasilitas seadanya. Atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia itu nyataka dilatih di kampung tapi dengan standar atlet nasional. Karena keterbatasan fasilitas, Ratri dan anak-anak lainnya tetap harus mendapatkan fasilitas yang bagus untuk naik kelas dalam hal teknik dan pengalaman. 

"Maka kami mohon bantuan agar kami dapat dibangunkan sebuah gedung olahraga. Walaupun kecil kami gunakan untuk mendidik anak-anak disini," pinta Mujiran. 

Keinginan Ratri ini didengarkan sendiri oleh Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto pada Senin (6/9). Catur Sugeng bersama sejumlah jajarannya berkunjung langsung ke rumah orang tua Ratri di Desa Siabu. Bupati terkesan dengan perjuangan Ratri yang telah dilatih bermain badmintin sejak Kelas 3 SD pada 2003 silam itu. Bupati berjanji akan memberikan perhatian serius pada olahraga badminton di Kabupaten Kampar. 

"Ini membanggakan sekali. Saya bisa melihat semangat Ratri, adik-adiknya, anak-anak di sekitar yang banyak meraih prestasi. Bahkan mereka dilatih oleh orang tua Ratri sendiri. Kedepan pemerintah daerah akan memberikan dukungan khusus untuk kemajuan olahraga, khususnya Badminton di Kabupaten Kampar," ungkap bupati.(end) 

BANGKINANG (RIAUPOS.CO) – Sebelum Leani Ratri Oktila bersinar dengan meraih sejumlah medali, dirinya hidup sederhana bersama kedua orang tua adan saudara-saudaranya. Yang disaksikan Indonesia pada Paralimpik di Tokyo lalu itu, adalah hasil dari buah kegigihan orang tua Ratri dan membentuk fisik dan mental Ratri untuk menjadi seorang atlet. 

Seperti disebutkan Ketua Umum KONI Kampar Surya Darmawan, seperti laporan yang diterimanya, orang tua Ratri adalah sosok yang disiplin dalam menggembleng Ratri. Dari kecil Ratri dan saudara-saudara memang dibentuk untuk menjadi atlet bulu tangkis. Bahkan sang ayah mengarahkan dan memantau langsung perkembangan kemampuan fisik maupun teknik Ratri dari kecil. 

"Dari sejak dini sudah dilatih fisik, berlari berkilo-kilometer di Siabu, selain terus ditempa teknik permainannya. Begitu informasi yang kami dapatkan. Yang kita semua salut mungkin, setelah Ratri kecelakaan dan mengalami patah kaki, baik Ratri maupun orang tuanya tidak menyerah. Tapi justru tetap bisa meraih prestasi lewat jalur Paralimpik. Ini harus menjadi motivasi bagi para atlet dan juga para pelatih di Kabupaten Kampar," kata Surya, Senin (6/9). 

Surya menekankan, tidak ada satu prestasipun bisa diraih tanpa kegigihan dan kerja keras. Atlet harus terus berlatih dan senantiasa menempa diri untuk lebih baik dalam menguasi bidang olahraga yang ditekuninya. Bahkan permain terbaik, peraih medali dan juara dunia terus berlatih keras. 

Baca Juga:  Tabrakan Beruntun di Bangkinang, 2 Meninggal, 4 Luka-Luka

"Ratri telah membuat bangga kita semua, sekaligus memberikan kita pelajaran dan motivasi. Bahkwa juka ingin berprestasi ya berlatih keras dan jangan pernah putus asa. Saya juga selaku Ketua Umum KONI Kampar menyampaikan ucapan selamat atas raihan emas dan peraknya di ajang Paralimpiade Tokyo. Semoga Ratri selalu sukses dalam karirnya dan selalu diberi kesehatan," sebut Surya. 

Ratri yang baru saja meraih 2 emas dan 1 perak di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 merupakan anak pasangan  F Mujiran (65) dan Gina Oktila (53). Putri mereka yang kelahiran Desa Siabu, Kecamatan Salo pada 6 Mei 1991 tersebut memang dilatih untuk menjadi seorang atlet sejak usia dini. Seperti dituturkan Mujiran, dirinya memang melatih anak-anaknya sejak kecil. 

"Kami melatihnya sejak kecil, ini sudah kami lakukan sejak dulu. Tidak hanya anak kami, tapi juga juga beberapa anak lain di Desa Siabu ini. Berkat perjuangan dan kerja keras, akhirnya membuahkan hasil," kata Mujiran. 

Baca Juga:  Bandar Sabu-Sabu Bacok Dua Remaja

Mujiran menyebukan, penggemblengan Ratri hanya menggunakan fasilitas seadanya. Atlet yang telah mengharumkan nama Indonesia itu nyataka dilatih di kampung tapi dengan standar atlet nasional. Karena keterbatasan fasilitas, Ratri dan anak-anak lainnya tetap harus mendapatkan fasilitas yang bagus untuk naik kelas dalam hal teknik dan pengalaman. 

"Maka kami mohon bantuan agar kami dapat dibangunkan sebuah gedung olahraga. Walaupun kecil kami gunakan untuk mendidik anak-anak disini," pinta Mujiran. 

Keinginan Ratri ini didengarkan sendiri oleh Bupati Kampar Catur Sugeng Susanto pada Senin (6/9). Catur Sugeng bersama sejumlah jajarannya berkunjung langsung ke rumah orang tua Ratri di Desa Siabu. Bupati terkesan dengan perjuangan Ratri yang telah dilatih bermain badmintin sejak Kelas 3 SD pada 2003 silam itu. Bupati berjanji akan memberikan perhatian serius pada olahraga badminton di Kabupaten Kampar. 

"Ini membanggakan sekali. Saya bisa melihat semangat Ratri, adik-adiknya, anak-anak di sekitar yang banyak meraih prestasi. Bahkan mereka dilatih oleh orang tua Ratri sendiri. Kedepan pemerintah daerah akan memberikan dukungan khusus untuk kemajuan olahraga, khususnya Badminton di Kabupaten Kampar," ungkap bupati.(end) 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

Terbaru

spot_img

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari