Jumat, 5 Juli 2024

Aktor Utama Perambahan Hutan di GSK Terus Diselidiki Polisi

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Tumpukan kayu hasil ilgal logging di depan Polsek Siak Kecil, Bengkalis terlihat masih berserakan. Kayu-kayu ini diduga hasil perambahan hutan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecik (GSK) yang diamankan Polres Bengkalis beberapa waktu lalu.

Namun demikian pihak Polres Bengkalis masih terus mendalami aktor utama, pelaku perambahan hutan lindung Cagar Biosfer GSK, pasca beberapa tersangka dan barang bukti telah diamankan Ditreskrimsus Polda Riau beberapa hari yang lalu.

- Advertisement -

Kapolres Bengkalis, AKBP Hendra Gunawan SIK mengatakan, dari hasil pemantauan lewat udara beberapa hari lalu oleh Kapolda Riau dan tim setelah sejumlah tersangka diamankan, memang ada bekas-bekas aktivitas ilegal loging (Ilog) di kawasan hutan lindung Cagar Biofer GSK.

Baca Juga:  Pelayanan Kesehatan Bergerak di Titi Akar

“Dalam aktivitas meraka, dengan memanfaatkan kanal-kanal yang ada di sekitar untuk mengeser kayu olahan ilog dari hutan ke tempat penampungan. Bahkan juga terpantau ada empat titik pondok dalam hutan tersebut. Dan akibat ilog ini sudah ada sekitar 10 hektare lahan hutan yang rusak,“ ungkap Hendra Gunawan, Ahad  (28/11/2021).

Terkait masih adanya aktivitas ilog di Cagar Biosfer GSK ini, masyarakat diyakini tetap mengetahui kegiatan tersebut, sehingga diminta untuk kerjasamanya dalam menjaga hutan, yakni dengan melapor ke kepolisian (identitas pelapor disembunyikan), jika kembali ada aktivitas ilog.

- Advertisement -

"Artinya masyarakat sekitar jangan sampai mau dimanfaatkan saja oleh para pebisnis kayu ilegal. Kita juga secara konkrit juga belum tahu, apakah mereka membabat hutan hanya memanfaatkan kayunya, atau sekaligus memanfaatkan lahannya untuk perkebunan sawit dan sebagainya. Ini yang kasih kita dalami penyelidikannya,“ jelas Hendra.

Baca Juga:  DBD, Koramil Mandau Fogging Sebanga

Menurutnya, sekarang masyarakat memang belum merasakan akibat dari kerusakan hutan, tapi nanti dikemudian hari anak cucunya, jika memang hutan sudah rusak, maka akan terjadi bencana alam seperti banjir bandang mengarah ke perkampungan. Karena lokasi tangkapan air dalam hutan sudah gundul akibat ilog.

 “Cagar Biofer ini menjadi perhatian dunia karena memang menjadi paru-paru dunia, untuk menangkal pemanasan global. Oleh karena itu mari sama-sama menjaga kelestarian hutan untuk keseimbangan alam," harap Kapolres.

 

Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)

Editor: E Sulaiman

 

 

 

 

BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Tumpukan kayu hasil ilgal logging di depan Polsek Siak Kecil, Bengkalis terlihat masih berserakan. Kayu-kayu ini diduga hasil perambahan hutan di Cagar Biosfer Giam Siak Kecik (GSK) yang diamankan Polres Bengkalis beberapa waktu lalu.

Namun demikian pihak Polres Bengkalis masih terus mendalami aktor utama, pelaku perambahan hutan lindung Cagar Biosfer GSK, pasca beberapa tersangka dan barang bukti telah diamankan Ditreskrimsus Polda Riau beberapa hari yang lalu.

Kapolres Bengkalis, AKBP Hendra Gunawan SIK mengatakan, dari hasil pemantauan lewat udara beberapa hari lalu oleh Kapolda Riau dan tim setelah sejumlah tersangka diamankan, memang ada bekas-bekas aktivitas ilegal loging (Ilog) di kawasan hutan lindung Cagar Biofer GSK.

Baca Juga:  Pelayanan Kesehatan Bergerak di Titi Akar

“Dalam aktivitas meraka, dengan memanfaatkan kanal-kanal yang ada di sekitar untuk mengeser kayu olahan ilog dari hutan ke tempat penampungan. Bahkan juga terpantau ada empat titik pondok dalam hutan tersebut. Dan akibat ilog ini sudah ada sekitar 10 hektare lahan hutan yang rusak,“ ungkap Hendra Gunawan, Ahad  (28/11/2021).

Terkait masih adanya aktivitas ilog di Cagar Biosfer GSK ini, masyarakat diyakini tetap mengetahui kegiatan tersebut, sehingga diminta untuk kerjasamanya dalam menjaga hutan, yakni dengan melapor ke kepolisian (identitas pelapor disembunyikan), jika kembali ada aktivitas ilog.

"Artinya masyarakat sekitar jangan sampai mau dimanfaatkan saja oleh para pebisnis kayu ilegal. Kita juga secara konkrit juga belum tahu, apakah mereka membabat hutan hanya memanfaatkan kayunya, atau sekaligus memanfaatkan lahannya untuk perkebunan sawit dan sebagainya. Ini yang kasih kita dalami penyelidikannya,“ jelas Hendra.

Baca Juga:  Kasus HIV/AIDS Masih Tinggi Di Bengkalis

Menurutnya, sekarang masyarakat memang belum merasakan akibat dari kerusakan hutan, tapi nanti dikemudian hari anak cucunya, jika memang hutan sudah rusak, maka akan terjadi bencana alam seperti banjir bandang mengarah ke perkampungan. Karena lokasi tangkapan air dalam hutan sudah gundul akibat ilog.

 “Cagar Biofer ini menjadi perhatian dunia karena memang menjadi paru-paru dunia, untuk menangkal pemanasan global. Oleh karena itu mari sama-sama menjaga kelestarian hutan untuk keseimbangan alam," harap Kapolres.

 

Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)

Editor: E Sulaiman

 

 

 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari