DURI (RIAUPOS.CO) — Untuk pertama kalinya daerah Tegar, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau kebanjiran. Warga pun tak bisa berbuat apa-apa.
Selama tiga hari, intensitas hujan cukup tinggi di daerah Tegar. Biasanya bila hujan turun terus-menerus tidak akan membuat daerah tersebut tergenang air. Namun tidak kali ini, justru hujan yang turun selama tiga hari membuat daerah tersebut kebanjiran.
"Ini baru pertama kali dalam sejarahnya daerah ini banjir. Padahal saya sudah puluhan tahun tinggal di sini. Tak pernah banjir. Apalagi ini banjir sampai selutut orang dewasa. Surutnya juga agak lama," ujar M Gurning kepada Riau Pos, Kamis (26/3).
Karena curah hujan tinggi, Jalan Maju Bersama yang dibangun warga secara swadaya tidak bisa dilalui. Warga terpaksa menggunakan transportasi air yakni sampan melalui Kanal Cipto Tegar Ujung. Biaya naik sampan Rp50 ribu per orang untuk sekali jalan. Di kanal, pengemudi sampan harus bekerja keras karena air kanal sangat tinggi, sampan kesulitan setiap saat melewati jembatan yang dibuat warga menuju rumahnya. Selain sampan harus ditekan ke bawah, penumpang sampan juga harus berbaring rata dengan permukaan sampan.
"Kalau Jalan Maju Bersama ini bagus, tentu kami tidak kesulitan seperti sekarang. Minimal bisa dilewati sepeda motor jadilah. Ini tidak, jalan kaki saja sulit lewat jalan ini," kata Warno (55).
Jalan Maju Bersama terletak di RT 5, RW 17, Kelurahan Pematang Pudu. Berada di samping Kanal Cipto Tegar ujung. Lebar jalan 10 meter panjang 8 km tembus ke Jalan Pemda. Jalan ini juga tembus ke Libo Kandis. "Untuk membangun jalan ini kami lakukan secara swadaya," ujar B Sinaga, bendahara pengelolaJalan Maju Bersama.(hen)
DURI (RIAUPOS.CO) — Untuk pertama kalinya daerah Tegar, Kelurahan Pematang Pudu, Kecamatan Mandau kebanjiran. Warga pun tak bisa berbuat apa-apa.
Selama tiga hari, intensitas hujan cukup tinggi di daerah Tegar. Biasanya bila hujan turun terus-menerus tidak akan membuat daerah tersebut tergenang air. Namun tidak kali ini, justru hujan yang turun selama tiga hari membuat daerah tersebut kebanjiran.
- Advertisement -
"Ini baru pertama kali dalam sejarahnya daerah ini banjir. Padahal saya sudah puluhan tahun tinggal di sini. Tak pernah banjir. Apalagi ini banjir sampai selutut orang dewasa. Surutnya juga agak lama," ujar M Gurning kepada Riau Pos, Kamis (26/3).
Karena curah hujan tinggi, Jalan Maju Bersama yang dibangun warga secara swadaya tidak bisa dilalui. Warga terpaksa menggunakan transportasi air yakni sampan melalui Kanal Cipto Tegar Ujung. Biaya naik sampan Rp50 ribu per orang untuk sekali jalan. Di kanal, pengemudi sampan harus bekerja keras karena air kanal sangat tinggi, sampan kesulitan setiap saat melewati jembatan yang dibuat warga menuju rumahnya. Selain sampan harus ditekan ke bawah, penumpang sampan juga harus berbaring rata dengan permukaan sampan.
- Advertisement -
"Kalau Jalan Maju Bersama ini bagus, tentu kami tidak kesulitan seperti sekarang. Minimal bisa dilewati sepeda motor jadilah. Ini tidak, jalan kaki saja sulit lewat jalan ini," kata Warno (55).
Jalan Maju Bersama terletak di RT 5, RW 17, Kelurahan Pematang Pudu. Berada di samping Kanal Cipto Tegar ujung. Lebar jalan 10 meter panjang 8 km tembus ke Jalan Pemda. Jalan ini juga tembus ke Libo Kandis. "Untuk membangun jalan ini kami lakukan secara swadaya," ujar B Sinaga, bendahara pengelolaJalan Maju Bersama.(hen)