BENGKALIS (RIAUPOS.CO) – Sebagai mantan jurnalis yang banyak makan asam garam, Wakil Bupati (Wabup) Bengkalis, H Bagus Santoso berharap seluruh insan pers di Negeri Junjungan, menjadi jurnalis yang memiliki hati nurani dalam menulis berita.
Hal tersebut disampaikan Bagus Santoso saat bersilaturahmi dengan pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Bengkalis, di Gedung PWI, Jalan Hasanuddin, Selasa (14/9/2021).
Menurut Bagus, seorang wartawan ketika membuat sebuah pemberitaan selain harus berpedoman kepada kode etik jurnalistik, namun juga tetap memperhatikan hati nurani.
Sebab, masyarakat juga berhak mendapatkan informasi berdasarkan fakta dan kebenaran yang ada. Untuk itu perlunya menulis dengan hati nurani agar tujuan dari jurnalistik tersebut dapat tercapai.
"Ya, sebut saja si A baru terindikasi salah, lalu kita opinikan. Ternyata bersangkutan tidak bersalah, tapi kalau sudah masuk media massa tidak hanya yang bersangkutan saja yang kena, tapi keluarganya juga akan kena," terang Bagus mencontohkan.
Ujung-ujungnya kata Bagus, yang kasihan adalah keluarganya, mereka terbebani secara psikologis dan mengalami trauma yang tak berkesudahan.
"Sebagai jurais, yakinlah menulis itu yang terakhir adalah nurani," ujarnya.
Selain itu, Wabup yang saat temu ramah dengan para kuli tinta itu juga membawa sejumlah Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), memberikan kesempatan kepada wartawan untuk melakukan tanya jawab.
Berbagai persoalanpun mencuat, mulai dari urusan kerjasama media sampai harapan wartawan agar Pemkab Bengkalis ikut memperhatikan kesehatan para insan pers saat peliputan di saat pandemi Covid-19.
"Sebagai seorang wartawan yang terbiasa meliput di lapangan, kita rentan terkena Covid-19. Bahkan ada beberapa anggota PWI yang sudah positif. Namun, sampai saat ini belum ada perhatian dari Pemkab Bengkalis," ujar Sukardi, Penasehat PWI Bengkalis
Terkait keluhan tersebut, Bagus langsung menanggapi agar PWI sesegera mungkin melayangkan surat permohonan ke Dinas Kesehatan, supaya mendapatkan bantuan seperti masker, hand sanitizer atau pendukung kesehatan lainnya.
Bahkan, seandainya ada yang meninggal karena positif Covid-19, ditegaskan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Tajul Mudarris, Pemkab Bengkalis siap membantu dalam bentuk santunan.
Kemudian, terkait realisasi APBD Bengkalis juga ikut dikritisi. Menurut Bakhtaruddin, Pemkab Bengkalis terkesan tertutup terhadap media. Padahal, informasi tersebut juga wajib dipublikasikan, agar masyarakat mengetahuinya.
Menanggapi tersebut, dengan bijak Bagus berharap media untuk bertanya langsung dengan perangkat daerah yang secara teknis menanganinya. Salah satunya, Bagian Adminsitrasi Pembangunan Sekretariat Daerah.
"Tidak hanya realisasi APBD saja, kedepannya kami inginkan setiap Perangkat Daerah rutin melakukan jumpa pers. Secara bergantian menyampaikan kegiatan yang akan, sedang dan sudah dilaksanakan. Jadi beritanya tidak hanya seputar Bupati dan Wabup saja," harap Bagus.
Sementara itu, Ketua PWI Bengkalis, Alfisnardo berterimakasih kepada Bupati dan Wabup Bengkalis karena telah banyak membantu eksitensi PWI, seperti mendapatkan gedung yang megah dan representatif.
Kemudian, Alfis juga melaporkan, saat ini organsasi yang dinakhodainya telah beranggotakan sedikitnya 50 orang, dan 80 persen diantaranya sudah mendapatkan Uji Kompetensi Wartawan (UKW).
Diakhir sesi, Bagus Santoso menyerahkan buku karangannya sendiri berjudul "XYZ Writing" yang diterima Alfisnardo.
Laporan: Abu Kasim (Bengkalis)
Editor: E Sulaiman