Sabtu, 23 November 2024
spot_img

Kasus Positif Melonjak, Ruang Perawatan Hampir Penuh

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KURUN waktu sebulan terakhir penambahan pasien positif Covid-19 di Riau sangat signifikan. Tercatat ada 1.320 orang lebih terkonfirmasi positif Covid-19 pada Agustus. Juru Bicara Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, pada awal Agustus jumlah pasien positif di Riau tercatat 420 orang.

Namun saat ini jumlahnya sudah 1.740 pasien.

"Artinya dalam sebulan terjadi penambahan 1.300-an pasien positif. Dari Maret sampai Juli kasus positif cuma 400-an. Tapi sekarang meningkat," ujar Indra Yovi.

Lebih lanjut dikatakan Indra, jauh-jauh hari dia sudah mengingatkan, jika masyarakat tidak patuh akan protokol kesehatan, bulan Agustus akan terjadi ledakan jumlah pasien positif.

"Karena bulan ini ada banyak hari libur, mulai dari momen Iduladha, 17 Agustus, dan 1 Muharam," sebutnya.

Tidak hanya pada Agustus, Indra juga memprediksi peningkatan jumlah pasien positif akan kembali meningkat pada September.

"Pada September, kemungkinan angka pasien positif Covid-19 di Riau akan mendekati pada penambahan 100 pasien per hari," imbuhnya.

Karena itu, menurut Indra, jika masyarakat tidak melakukan sesuatu yang berbeda dalam pencegahan Covid-19, maka dikhawatirkan kapasitas ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau tidak akan cukup.

"Hingga saat ini, total jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada sekitar 400-an orang. Kalau penambahan pasien positif bisa 100 per hari, sementara yang sembuh hanya puluhan, maka rumah sakit tidak akan cukup menampung pasien positif," katanya.

Saat ini kapasitas ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau sebanyak 710 ruangan. Yang sudah terpakai 400-an ruangan. RSUD Arifin Achmad sebagai rujukan utama penuh, Eka Hospital juga penuh, Awal Bros juga tinggal beberapa ruangan saja.

"Ini harus jadi bahan pertimbangan kita semua untuk menyikapinya agar kita lebih waspada dan hati-hati lagi," ajaknya.

Untuk itu, saat ini pihaknya sudah membuat kebijakan di mana pasien positif yang tidak memiliki keluhan atau tanpa gejala, maka bisa dilakukan isolasi mandiri. Hal tersebut juga sudah disampaikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau. "Meski pun isolasi mandiri, pasien tersebut harus tetap diawasi oleh tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat," imbaunya.

Terkait adanya penambahan pasien positif dari klaster perkantoran, pihaknya menyarankan agar perkantoran yang sudah ditemukan pasien positif hendaknya dapat bekerja dari rumah atau work from home. Hal tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga:  Diskes Temukan 604 Kasus TBC

"Minimal satu pekan dululah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," ujarnya.

Sedangkan untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 di luar perkantoran, pihaknya menyarankan melakukan analisa kembali apakah diperlukan lagi mengusulkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Atau melakukan pembatasan jam.

"PSBB bisa saja dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Kalau memang diperlukan, usulkan saja. Atau bisa juga dikurangi jam operasional tempat-tempat umum. Cuma apapun itu, intinya yakni pada pemakaian masker untuk mencegah penularan Covid-19," katanya.

Khusus untuk pasien positif yang meninggal dunia di Riau, yang saat ini jumlahnya sudah mencapai 30 orang, ia mengatakan rata-rata memiliki penyakit penyerta dan berusia di atas 50 tahun.

"Penyakit penyertanya seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung, gangguan ginjal serta umur tua. Untuk beberapa pasien yang meninggal dunia terakhir ini, ada beberapa yang obesitas. Ini juga harus kita waspadai," ujarnya.

Sebagai upaya antisipasi jika nantinya pasien positif Covid-19 di Riau terus meningkat, pihaknya juga sudah menyediakan tambahan ruang perawatan pasien Covid-19. Lokasi yang disiapkan yakni asrama haji yang ada di belakang kantor DPRD Riau dan juga Balai Diklat BPSDM Riau yang di Pekanbaru.

"Ruang perawatan ini bisa untuk pasien positif dengan gejala ringan, tapi sampai saat ini ruang isolasi kita masih ada. Kapasitas masih cukup. Apalagi setelah ada kebijakan isolasi mandiri, sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang bergejala berat," jelasnya.

Sementara itu Sekretaris Satgas Covid-19 yang juga asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Riau Syahrial Abdi menyebutkan munculnya klaster perkantoran Covid-19 saat ini merupakan sebab bahwa Pemprov Riau saat ini melakukan swab secara masif.

"Beberapa waktu yang lalu kami terus melakukan gerakan masif tes swab. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penyebaran virus di lingkungan Pemprov Riau," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dari hasil laporan perkembangan konfirmasi Covid-19 di Riau saat ini sudah banyak aparatur sipil negara (ASN) yang dinyatakan positif Covid-19. Terkait hal tersebut, pihaknya juga sudah mengambil langkah-langkah pencegahan.

"Oleh karena itu, Gubernur Riau telah mengambil langkah dan memerintahkan kepada Tim Satgas Covid-19 Riau dan seluruh kepala operasi perangkat daerah (OPD) di Riau untuk bertanggung jawab terhadap pencegahan Covid-19 di kantor masing-masing," ungkapnya.

Baca Juga:  Pemkab Peringati Nuzulul Quran di MAIC

Syahrial mengatakan, per 28 Agustus lalu, Gubri telah mengeluarkan surat edaran tentang standar operasional prosedur sistem kerja pada masa adaptasi kebiasaan baru di lingkungan Pemprov Riau.

"Tentunya, ini harus kita sinergikan juga dengan lingkungan pemerintah kabupatan/kota se-Riau. Serta, seluruh perkantoran baik pemerintah maupun lingkungan swasta yang beroperasi di Riau," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, terdapat penambahan135 pasien positif Covid-19 di Riau per Ahad (30/8). Dari jumlah penambahan tersebut, paling banyak berasal dari Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar.

"Dengan adanya penambahan 135 pasien positif Covid-19 tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 1.740 pasien," katanya.

Untuk rinciannya Pekanbaru 47 pasien, Siak 32 pasien, Kampar 29 pasien, Dumai 15 pasien,  Pelalawan 7 pasien, Bengkalis 3 pasien,  Rohul 1 pasien, luar provinsi 1 pasien, yakni Aceh. "Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan pasien positif Covid-19 yang sembuh sebanyak 28 pasien," paparnya.

Mayoritas ASN Pemprov Riau
Terdapat 47 penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru, Ahad (30/8). Mayoritas dari klaster perkantoran Pemprov Riau. Penambahan kasus tersebut menjadi terbanyak di Pekanbaru selama masa pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.

"Hari ini (Ahad, red) penambahan kasus konfirmasi sebanyak 46 kasus. Sehingga total kasus konfirmasi hingga saat ini berjumlah 642 orang," katanya.

Dari jumlah tersebut sebanyak 70 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 314 orang isolasi mandiri, 246 orang dinyatakan sembuh dan 12 meninggal dunia. Secara umum dia mengungkapkan, penambahan kasus kemarin berasal dari klaster perkantoran Pemprov Riau. Sedangkan untuk klaster perkantoran Pemko Pekanbaru sudah tidak ada penambahan lagi.

"Untuk perkantoran Pemko sudah setop, tidak ada penambahan kasus lagi," ungkapnya.

Selain klaster perkantoran pemerintahan, penambahan kasus konfirmasi juga berasal dari kontak erat, kasus suspect, dan swab mandiri yang dilakukan oleh masyarakat.

"Penambahan masih banyak juga dari kontak erat, swab mandiri, dan suspect," ulasnya.(sol/ali/mng/hsb/amn/wir/epp/kas/yas/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) — KURUN waktu sebulan terakhir penambahan pasien positif Covid-19 di Riau sangat signifikan. Tercatat ada 1.320 orang lebih terkonfirmasi positif Covid-19 pada Agustus. Juru Bicara Tim Satuan Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Riau dr Indra Yovi mengatakan, pada awal Agustus jumlah pasien positif di Riau tercatat 420 orang.

Namun saat ini jumlahnya sudah 1.740 pasien.

- Advertisement -

"Artinya dalam sebulan terjadi penambahan 1.300-an pasien positif. Dari Maret sampai Juli kasus positif cuma 400-an. Tapi sekarang meningkat," ujar Indra Yovi.

Lebih lanjut dikatakan Indra, jauh-jauh hari dia sudah mengingatkan, jika masyarakat tidak patuh akan protokol kesehatan, bulan Agustus akan terjadi ledakan jumlah pasien positif.

- Advertisement -

"Karena bulan ini ada banyak hari libur, mulai dari momen Iduladha, 17 Agustus, dan 1 Muharam," sebutnya.

Tidak hanya pada Agustus, Indra juga memprediksi peningkatan jumlah pasien positif akan kembali meningkat pada September.

"Pada September, kemungkinan angka pasien positif Covid-19 di Riau akan mendekati pada penambahan 100 pasien per hari," imbuhnya.

Karena itu, menurut Indra, jika masyarakat tidak melakukan sesuatu yang berbeda dalam pencegahan Covid-19, maka dikhawatirkan kapasitas ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau tidak akan cukup.

"Hingga saat ini, total jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit ada sekitar 400-an orang. Kalau penambahan pasien positif bisa 100 per hari, sementara yang sembuh hanya puluhan, maka rumah sakit tidak akan cukup menampung pasien positif," katanya.

Saat ini kapasitas ruangan perawatan pasien Covid-19 di rumah sakit di Riau sebanyak 710 ruangan. Yang sudah terpakai 400-an ruangan. RSUD Arifin Achmad sebagai rujukan utama penuh, Eka Hospital juga penuh, Awal Bros juga tinggal beberapa ruangan saja.

"Ini harus jadi bahan pertimbangan kita semua untuk menyikapinya agar kita lebih waspada dan hati-hati lagi," ajaknya.

Untuk itu, saat ini pihaknya sudah membuat kebijakan di mana pasien positif yang tidak memiliki keluhan atau tanpa gejala, maka bisa dilakukan isolasi mandiri. Hal tersebut juga sudah disampaikan kepada pemerintah kabupaten/kota di Riau. "Meski pun isolasi mandiri, pasien tersebut harus tetap diawasi oleh tenaga kesehatan dari puskesmas terdekat," imbaunya.

Terkait adanya penambahan pasien positif dari klaster perkantoran, pihaknya menyarankan agar perkantoran yang sudah ditemukan pasien positif hendaknya dapat bekerja dari rumah atau work from home. Hal tersebut untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Baca Juga:  Diskes Temukan 604 Kasus TBC

"Minimal satu pekan dululah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19," ujarnya.

Sedangkan untuk memutuskan rantai penyebaran Covid-19 di luar perkantoran, pihaknya menyarankan melakukan analisa kembali apakah diperlukan lagi mengusulkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). Atau melakukan pembatasan jam.

"PSBB bisa saja dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota. Kalau memang diperlukan, usulkan saja. Atau bisa juga dikurangi jam operasional tempat-tempat umum. Cuma apapun itu, intinya yakni pada pemakaian masker untuk mencegah penularan Covid-19," katanya.

Khusus untuk pasien positif yang meninggal dunia di Riau, yang saat ini jumlahnya sudah mencapai 30 orang, ia mengatakan rata-rata memiliki penyakit penyerta dan berusia di atas 50 tahun.

"Penyakit penyertanya seperti diabetes, hipertensi, gangguan jantung, gangguan ginjal serta umur tua. Untuk beberapa pasien yang meninggal dunia terakhir ini, ada beberapa yang obesitas. Ini juga harus kita waspadai," ujarnya.

Sebagai upaya antisipasi jika nantinya pasien positif Covid-19 di Riau terus meningkat, pihaknya juga sudah menyediakan tambahan ruang perawatan pasien Covid-19. Lokasi yang disiapkan yakni asrama haji yang ada di belakang kantor DPRD Riau dan juga Balai Diklat BPSDM Riau yang di Pekanbaru.

"Ruang perawatan ini bisa untuk pasien positif dengan gejala ringan, tapi sampai saat ini ruang isolasi kita masih ada. Kapasitas masih cukup. Apalagi setelah ada kebijakan isolasi mandiri, sehingga pasien yang dirawat di rumah sakit adalah pasien yang bergejala berat," jelasnya.

Sementara itu Sekretaris Satgas Covid-19 yang juga asisten III Sekretariat Daerah Provinsi Riau Syahrial Abdi menyebutkan munculnya klaster perkantoran Covid-19 saat ini merupakan sebab bahwa Pemprov Riau saat ini melakukan swab secara masif.

"Beberapa waktu yang lalu kami terus melakukan gerakan masif tes swab. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat penyebaran virus di lingkungan Pemprov Riau," katanya.

Lebih lanjut dikatakannya, dari hasil laporan perkembangan konfirmasi Covid-19 di Riau saat ini sudah banyak aparatur sipil negara (ASN) yang dinyatakan positif Covid-19. Terkait hal tersebut, pihaknya juga sudah mengambil langkah-langkah pencegahan.

"Oleh karena itu, Gubernur Riau telah mengambil langkah dan memerintahkan kepada Tim Satgas Covid-19 Riau dan seluruh kepala operasi perangkat daerah (OPD) di Riau untuk bertanggung jawab terhadap pencegahan Covid-19 di kantor masing-masing," ungkapnya.

Baca Juga:  Polres Kuansing Tetap Proses Kasus Kades Bermasalah

Syahrial mengatakan, per 28 Agustus lalu, Gubri telah mengeluarkan surat edaran tentang standar operasional prosedur sistem kerja pada masa adaptasi kebiasaan baru di lingkungan Pemprov Riau.

"Tentunya, ini harus kita sinergikan juga dengan lingkungan pemerintah kabupatan/kota se-Riau. Serta, seluruh perkantoran baik pemerintah maupun lingkungan swasta yang beroperasi di Riau," katanya.

Kepala Dinas Kesehatan Riau Mimi Yuliani Nazir mengatakan, terdapat penambahan135 pasien positif Covid-19 di Riau per Ahad (30/8). Dari jumlah penambahan tersebut, paling banyak berasal dari Pekanbaru, Kabupaten Siak dan Kampar.

"Dengan adanya penambahan 135 pasien positif Covid-19 tersebut, total pasien positif Covid-19 di Riau saat ini menjadi 1.740 pasien," katanya.

Untuk rinciannya Pekanbaru 47 pasien, Siak 32 pasien, Kampar 29 pasien, Dumai 15 pasien,  Pelalawan 7 pasien, Bengkalis 3 pasien,  Rohul 1 pasien, luar provinsi 1 pasien, yakni Aceh. "Selain penambahan pasien positif, juga terdapat penambahan pasien positif Covid-19 yang sembuh sebanyak 28 pasien," paparnya.

Mayoritas ASN Pemprov Riau
Terdapat 47 penambahan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Pekanbaru, Ahad (30/8). Mayoritas dari klaster perkantoran Pemprov Riau. Penambahan kasus tersebut menjadi terbanyak di Pekanbaru selama masa pandemi Covid-19. Hal itu dikatakan Juru Bicara Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Pekanbaru dr Mulyadi SpBP.

"Hari ini (Ahad, red) penambahan kasus konfirmasi sebanyak 46 kasus. Sehingga total kasus konfirmasi hingga saat ini berjumlah 642 orang," katanya.

Dari jumlah tersebut sebanyak 70 orang menjalani isolasi di rumah sakit, 314 orang isolasi mandiri, 246 orang dinyatakan sembuh dan 12 meninggal dunia. Secara umum dia mengungkapkan, penambahan kasus kemarin berasal dari klaster perkantoran Pemprov Riau. Sedangkan untuk klaster perkantoran Pemko Pekanbaru sudah tidak ada penambahan lagi.

"Untuk perkantoran Pemko sudah setop, tidak ada penambahan kasus lagi," ungkapnya.

Selain klaster perkantoran pemerintahan, penambahan kasus konfirmasi juga berasal dari kontak erat, kasus suspect, dan swab mandiri yang dilakukan oleh masyarakat.

"Penambahan masih banyak juga dari kontak erat, swab mandiri, dan suspect," ulasnya.(sol/ali/mng/hsb/amn/wir/epp/kas/yas/ted)

Laporan: TIM RIAU POS (Pekanbaru)

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari