Jumat, 22 November 2024

Bersama Selamatkan Riau, Aplikasi Bantu Warga

- Advertisement -

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, Polda Riau sudah melakukannya dengan penerapan inovasi teknologi berupa aplikasi yang diberi nama Bersama Selamatkan Riau. Aplikasi ini mengintegrasikan informasi dari Satgas Covid-19 tingkat pusat, Provinsi Riau hingga kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning ke dalam satu sistem.

Ini tak terlepas dari pengalaman penanganan selama dua tahun Covid-19 di Riau serta fluktuasi kasus ditentukan akibat lemahnya penerapan prokes, dan penanganan pasien terkonfirmasi pasien Covid-19.

- Advertisement -

"Satgas Covid-19 pusat memprediksi Indonesia akan mengalami gelombang ketiga terjadi saat perayaan Natal bersamaan dengan libur tahun baru. Jangan sampai kedodoran dalam penanganannya, maka Polda Riau luncurkan inovasi teknologi berupa aplikasi Bersama Selamatkan Riau," jelas Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Senin (27/9).

Kapolda menjelaskan, sejak awal pandemi menerjang Riau pada Maret 2020 lalu, Polda Riau sudah menawarkan kepada pemda. Akhirnya Polda Riau membuat inovasi teknologi sendiri dalam bentuk aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Mekanisme penerapan aplikasi ini dimulai dari hilir usai diumumkannya informasi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari satgas di tingkat pusat hingga Riau. Informasi itu kemudian dilakukan pengolahan data yang diperoleh tersebut.

"Usai diumumkan siapa saja terkonfirmasi positif Covid-19, maka sebanyak 1.483 pelacak (tracer) yang merupakan anggota polisi di kelurahan dan kecamatan bekerja melakukan verifikasi. Sehingga data diperoleh benar-benar valid," jelas Agung.

- Advertisement -
Baca Juga:  Banjir Kembali Surut 5 Centimeter, Roda Empat Mulai Melintas

Ia kemudian membuka ponsel di tangannya dan menceritakan bagaimana mekanisme kerja stakeholders di aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Agung menjelaskan, petugas tracer, anggota polisi di kelurahan dan kecamatan, secara langsung mendatangi rumah atau tempat tinggal pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Ribuan tracer itu dengan protokol kesehatan (prokes) memverifikasi secara tatap muka pasien guna mengidentifikasi serta mengetahui seperti apa keluhan warga tersebut.

Dari sini, jelasnya, semua yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Di antara yang diisi itu antara lain status pasien, sudah tes apa sehingga dinyatakan terkonfirmasi positif, pemeriksaan penunjang, tanggal pemeriksaan terkonfirmasi, hasil laboratorium, alasan, catatan rekomendasi, serta foto saat dilakukan verifikasi. Termasuk nama tracer, nomor teleponnya serta tanggal dilakukan tracing.

"Aplikasi ini sudah jalan di Polda Riau. Hasilnya, para tracer di lapangan bahkan ada yang datang membawa nakes untuk langsung melakukan swab test kepada keluarga pasien tersebut. Para tracer dengan nakes saling terhubung di aplikasi ini, sehingga memudahkan penanganannya," jelas jenderal bintang dua tersebut.

Dari aplikasi tersebut, usai tracer mengisi di "Bersama Selamatkan Riau", muncul notifikasi atau pemberitahuan ke 900 tenaga kesehatan (nakes). Para nakes terdiri dari dokter puskesmas serta nakes yang ditunjuk oleh kepala puskesmas. Nakes kemudian menindaklanjuti laporan dari polisi yang bertugas sebagai tracer di lapangan. Nakes akan mengisi mengenai pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan menekan nama bersangkutan di aplikasi Bersama Selamatkan Riau yang memuat tingkat gejala apakah ringan, sedang maupun berat, penyakit penyerta, catatan berupa kontak eratnya dengan siapa, rekomendasi penanganan apakah isolasi mandiri (isoman) di rumah, isolasi terpadu (isoter) di tempat telah disiapkan pemerintah atau dirujuk langsung ke rumah sakit.

Baca Juga:  FK Unri Edukasi Masyarakat tentang Covid-19

Tak hanya itu, nakes juga akan mengisi berapa saturasi oksigen, termasuk paket obat-obatan direkomendasi untuk diminum pasien serta nama nakes dan tanggal rekomendasi.

"Usai nakes mengisi aplikasi dari para tracer, kemudian muncul notifikasi atau pemberitahuan ke tracer semula. Dari sini, tracer kemudian mengambil resep paket obat-obatan direkomendasikan ke apotek puskesmas terdekat," jelasnya.

Penanganan di Hulu
Agung juga menjelaskan penanganan di hulu yang dilakukan dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Penanganan di hulu tersebut, jelasnya, bagaimana internalisasi protokol kesehatan (prokes) menjadi kebiasan hidup baru di tengah masyarakat.
 

 

PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia, Polda Riau sudah melakukannya dengan penerapan inovasi teknologi berupa aplikasi yang diberi nama Bersama Selamatkan Riau. Aplikasi ini mengintegrasikan informasi dari Satgas Covid-19 tingkat pusat, Provinsi Riau hingga kabupaten/kota di Bumi Lancang Kuning ke dalam satu sistem.

Ini tak terlepas dari pengalaman penanganan selama dua tahun Covid-19 di Riau serta fluktuasi kasus ditentukan akibat lemahnya penerapan prokes, dan penanganan pasien terkonfirmasi pasien Covid-19.

- Advertisement -

"Satgas Covid-19 pusat memprediksi Indonesia akan mengalami gelombang ketiga terjadi saat perayaan Natal bersamaan dengan libur tahun baru. Jangan sampai kedodoran dalam penanganannya, maka Polda Riau luncurkan inovasi teknologi berupa aplikasi Bersama Selamatkan Riau," jelas Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, Senin (27/9).

Kapolda menjelaskan, sejak awal pandemi menerjang Riau pada Maret 2020 lalu, Polda Riau sudah menawarkan kepada pemda. Akhirnya Polda Riau membuat inovasi teknologi sendiri dalam bentuk aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Mekanisme penerapan aplikasi ini dimulai dari hilir usai diumumkannya informasi pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dari satgas di tingkat pusat hingga Riau. Informasi itu kemudian dilakukan pengolahan data yang diperoleh tersebut.

- Advertisement -

"Usai diumumkan siapa saja terkonfirmasi positif Covid-19, maka sebanyak 1.483 pelacak (tracer) yang merupakan anggota polisi di kelurahan dan kecamatan bekerja melakukan verifikasi. Sehingga data diperoleh benar-benar valid," jelas Agung.

Baca Juga:  2 Orang Sindikat Narkoba Asal Riau Divonis Mati

Ia kemudian membuka ponsel di tangannya dan menceritakan bagaimana mekanisme kerja stakeholders di aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Agung menjelaskan, petugas tracer, anggota polisi di kelurahan dan kecamatan, secara langsung mendatangi rumah atau tempat tinggal pasien terkonfirmasi positif Covid-19. Ribuan tracer itu dengan protokol kesehatan (prokes) memverifikasi secara tatap muka pasien guna mengidentifikasi serta mengetahui seperti apa keluhan warga tersebut.

Dari sini, jelasnya, semua yang diperoleh kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Di antara yang diisi itu antara lain status pasien, sudah tes apa sehingga dinyatakan terkonfirmasi positif, pemeriksaan penunjang, tanggal pemeriksaan terkonfirmasi, hasil laboratorium, alasan, catatan rekomendasi, serta foto saat dilakukan verifikasi. Termasuk nama tracer, nomor teleponnya serta tanggal dilakukan tracing.

"Aplikasi ini sudah jalan di Polda Riau. Hasilnya, para tracer di lapangan bahkan ada yang datang membawa nakes untuk langsung melakukan swab test kepada keluarga pasien tersebut. Para tracer dengan nakes saling terhubung di aplikasi ini, sehingga memudahkan penanganannya," jelas jenderal bintang dua tersebut.

Dari aplikasi tersebut, usai tracer mengisi di "Bersama Selamatkan Riau", muncul notifikasi atau pemberitahuan ke 900 tenaga kesehatan (nakes). Para nakes terdiri dari dokter puskesmas serta nakes yang ditunjuk oleh kepala puskesmas. Nakes kemudian menindaklanjuti laporan dari polisi yang bertugas sebagai tracer di lapangan. Nakes akan mengisi mengenai pasien terkonfirmasi positif Covid-19 dengan menekan nama bersangkutan di aplikasi Bersama Selamatkan Riau yang memuat tingkat gejala apakah ringan, sedang maupun berat, penyakit penyerta, catatan berupa kontak eratnya dengan siapa, rekomendasi penanganan apakah isolasi mandiri (isoman) di rumah, isolasi terpadu (isoter) di tempat telah disiapkan pemerintah atau dirujuk langsung ke rumah sakit.

Baca Juga:  80 Persen Pasien Covid-19 tanpa Gejala

Tak hanya itu, nakes juga akan mengisi berapa saturasi oksigen, termasuk paket obat-obatan direkomendasi untuk diminum pasien serta nama nakes dan tanggal rekomendasi.

"Usai nakes mengisi aplikasi dari para tracer, kemudian muncul notifikasi atau pemberitahuan ke tracer semula. Dari sini, tracer kemudian mengambil resep paket obat-obatan direkomendasikan ke apotek puskesmas terdekat," jelasnya.

Penanganan di Hulu
Agung juga menjelaskan penanganan di hulu yang dilakukan dalam aplikasi Bersama Selamatkan Riau. Penanganan di hulu tersebut, jelasnya, bagaimana internalisasi protokol kesehatan (prokes) menjadi kebiasan hidup baru di tengah masyarakat.
 

 

Follow US!
http://riaupos.co/
Youtube: @riauposmedia
Facebook: riaupos
Twitter: riaupos
Instagram: riaupos.co
Tiktok : riaupos
Pinterest : riauposdotco
Dailymotion :RiauPos

Berita Lainnya

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img

Terbaru

Terpopuler

Trending Tags

Rubrik dicari