PEKANBARU (RIAUPOS.CO) – Perwakilan BKKBN Provinsi Riau membentuk Duta Zona lntegritas Wilayah Bebas dari Korupsi (Duta ZIWBK). Duta ZIWBK ini terdiri dari para remaja yang tergabung dalam Generasi Berencana (GenRe) Riau.
Ada 20 orang yang dikukuhkan, Rabu (26/5) dan akan bertugas menyosialisasikan nilai-nilai antikorupsi di tengah keluarga dan sebayanya.
Tak hanya pengukuhan duta ZIWBK, acara juga diisi dengan sosialisasi Duta ZIWBK yang dihadiri oleh narasumber Arief Hadianto selaku Korwas Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP) BPKP Perwakilan Riau.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Riau Dra Mardalena Wati Yulia MSi mengatakan, dengan GenRe adalah salah satu perpanjangan tangan dari BKKBN melalui Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja.
"Nah, dengan adanya kita menyosialisasikan ini kita harapkan mereka menyebarkan virus-virus apa materi yang didapatkan dalam sosialisasi tersebut. Baik itu soal integritas, masalah bagaimana anti korupsi tersebut," ujar Mardalena.
Karena diketahui untuk mewujudkan ZIWBK itu artinya di lingkungan itu harus bebas korupsi dalam tindak laku sehari-hari kemudian juga pelayanan.
"Nah ini kita mulai dari remaja itu sendiri sehingga disamping dirinya nanti dia akan menyampaikan kepada keluarga-keluarganya dan juga teman sebayanya. Apalagi GenRe inikan persiapan mereka akan berkeluarga. Nah inilah yang kita harapkan," sebut Mardalena.
Dikatakan Mardalena lagi, nantinya setelah mendapatkan pembekalan ini mereka akan membentuk tim dan melakukan sosialisasi di kelompok maupun teman-teman sebayanya.
"Jadi nantinya mereka akan rutin dan berkala untuk melakukan sosialisasi kepada teman-teman sebayanya. Selain itu kita akan terus melakukan pembinaan kepada 20 duta ZIWBK ini. Kita akan melakukan pertemuan-pertemuan lanjutan. Kita akan bagi tim untuk sosialisasi," jelasnya.
Sementara itu, Arief Hadianto selaku Korwas Bidang Instansi Pemerintah Pusat (IPP) BPKP Perwakilan Riau usai memberikan materi mengatakan, tujuan untuk pencegahan korupsi salah satunya adalah dengan membentuk Masyarakat Pembelajar Anti Korupsi (MPAK).
"Dari masyarakat itu kita beri sosialisasi dan pemahaman tentang korupsi dengan harapan mereka akan peduli. Dengan kepedulian itu mereka akan menularkan itu pada kelompoknya dan pada akhirnya target kita adalah Komunitas Pembelajar Anti Korupsi. Komunitas itu ya berarti dia punya punya komunitas seperti di GenRe ini adalah PIK-nya," tegasnya.
Nantinya di PIK ini akan terbentuk komunitas yang saling kompak dan tahu menahu tentang korupsi. Dan akan bertindak serta akan peduli.
"Dia akan bentuk grup, misalnya ada isu atau kejadian korupsi di Pemda misalnya, maka mereka akan punya kepedulian untuk melaporkan pada pihak berwenang misal polisi, kejaksaan atau bahkan KPK," jelasnya.
Karena memang metode yang paling efektif memang adalah dari pengaduan. Dengan pengaduan pihak berwenang akan bertindak sehingga pelaku akan terjerat dan tertangkap.
"Dengan kepedulian dari masyarakat harapannya kejadian korupsi berkurang. Karena masyarakat adalah ujung tombak dari pencegahan ini. Karena dia yang tau menahu terkait apa yang terjadi di lingkungan masyarakatnya. Dengan dia peduli dan mau bentuk grup komunitas, maka harapan korupsi bisa berkurang," harapnya.(eca)